•-•-•
Ran membuka matanya, kepalanya pusing karena efek alkohol. Kedua matanya melirik jam dinding, masih menunjukkan pukul satu dini hari. Ran bangkit dari tidurnya, hendak berjalan menuju kamar adiknya. Ran dan Rindou memang selalu tidur Bersama, tapi bukan berarti mereka tidak memiliki kamar masing-masing.
"Rin.."
Sepi tidak ada jawaban, kedua mata Ran belum terbuka seluruhnya. Kepalanya masih pusing, netranya masih menyeseuaikan cahaya yang masuk. Kamar Rindou gelap, tidak ada tanda-tanda adiknya ada disana. Ran berdecak, adiknya itu memang suka menghilang tiba-tiba.
Ran menyadari pintu kamar Sera sedikit terbuka, tidak biasanya wanitanya itu tidak mengunci pintunya. Ran pun berjalan menuju kamar Sera, ia buka pintu kamar Sera. Ia terkejut melihat adiknya yang tidur dalam pelukan wanitanya itu, Ran masuk ke kamar Sera dan menguncinya. Ran berniat membangunkan Rindou, jujur Ran merasa iri melihat adiknya tidur Bersama Sera.
"Rindou bangun."
Ran merendahkan suaranya, takut menganggu tidur Sera.
"Ran?"
Sial. Ran malah membangunkan Sera.
"Sera maafkan aku, aku tidak bermaksud membangunkanmu."
Wanita itu mengangguk pelan seraya menguap, jujur Sera sangat mengantuk sekali.
"Semalam kau mabuk kan? Mau kubuatkan sup pengar?"
Ran tersenyum dan menggeleng pelan, lagipula ia sudah biasa mabuk seperti ini.
"Aku tidak apa-apa Sera, aku kesini mau membangunkan Rindou."
"Aku yang mengizinkan Rindou tidur disini, biarkan saja dia Ran."
Ran dan Sera kompak memandang Rindou yang tengah tertidur pulas, Ran lupa kapan terakhir kali adiknya tidur setenang itu.
"Aku jadi tidak tega membangunkannya."
"Tidak apa-apa Ran, kau mau tidur dengan kami? Kupikir kasurku masih muat untuk satu orang lagi, lagipula ini masih terlalu dini untuk bangun."
Ran berpikir sejenak, entah mengapa ia merasa malu untuk mengiyakan tawaran Sera. Kemana perginya Ran sang penakhluk wanita? Apa-apaan rona merah di wajahnya itu? Ran yang selalu mempermainkan wanita seenak jidat, tiba-tiba bertekuk lutut di hadapan wanita ahli katana itu.
"Apa boleh?"
Sera tersenyum dan mengangguk.
"Terimakasih Sera, maaf menganggu tidurmu."
Sera menggeleng pelan, menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang pada Ran.
"Kau tidak semenyebalkan yang kukira ternyata, kau terbilang diam dan sopan disaat hanya ada kita berdua."
Ran terdiam, ia menatap kedua manik wanita di depannya itu.
"Aku juga tidak mengerti, kau satu-satunya wanita yang membuatku tidak berkutik. Auramu kuat Sera, benar-benar membuatku tunduk."
Sera tersenyum simpul, ia tahu itu. Jika tidak, mana mungkin ia bisa menakhlukkan Bonten dengan pesonanya. Dia wanita, tapi dia dominan. Pria sekelas Sano Manjiro saja takhluk padanya, cukup membuktikan betapa kuatnya pesona seorang Hanako Sera.
"Terimakasih, kalau begitu lebih baik kita tidur sekarang Ran."
Ran mengambil posisi di samping kiri Sera, sedangkan Sera berada di tengah Haitani bersaudara.
'Kuharap pakaianku masih lengkap besok pagi.'
•-•-•
Mentari muncul, cahayanya yang indah seolah menyerukan sebuah kehangatan. Menjadi peringatan seluruh makhluk hidup untuk memulai hari yang baru, namun istirahat di malam hari adalah sesuatu yang sangat menenangkan. Sama seperti tiga orang yang masih terlelap, seolah enggan membuka mata. Entah mereka terlalu lelah atau mungkin mereka betah bermalas-malasan di hari libur, hari Minggu adalah hari yang tepat untuk istirahat bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE CRIME
Fanfiction[Bonten x Reader] - Harem Reverse - Aroma mawar menguar sesaat setelah katana miliknya menebas leher korbannya, julukkan 'The Rose Devil' tampaknya bukan kata-kata manis semata. Hanako Sera, wanita berdarah dingin namun mempesona. Berhasil terlibat...