09 : Kisses

380 17 2
                                    

•-•-•

Kakucho Hitto, pria itu tampak serius memperhatikan seorang gadis yang sibuk menyiram bunga-bunga di taman mansion Bonten. Sudah hampir setengah jam pria itu hanya duduk diam di kursi taman, seolah tidak jenuh memandangi indahnya titisan sang dewi di hadapannya. Perasaan Kakucho pada Sera tak pernah pudar sedikit pun, bahkan perasaannya kian lama kian membuncah. Persetan fakta bahwa Sera harus membagi perasaannya dengan rekan-rekannya, Kakucho tidak masalah dengan itu.

'Kupikir ini lebih baik daripada aku terus memendam perasaanku dan menjadi bayangan Izana, semua akan baik-baik saja asal Sera bahagia.'

"Hitto.."

Lamunan Kakucho terbuyarkan setelah mendengar suara sang pujaan hati memanggilnya, Sera menghampiri Kakucho dan duduk di sampingnya. Peluh di kening gadis itu membuktikan betapa teriknya matahari siang itu, Kakucho mengambil sapu tangan miliknya dan menyeka peluh sang puan. Sera tersenyum manis menanggapi perlakuan manis Kakucho, perlakuan kecil yang selalu menggetarkan hatinya. Kakucho sangat manis dan peka, Sera sangat menyukai pria yang peka dengan hal-hal kecil sekalipun.

"Hari ini cukup panas, kenapa berkebun? Biar tukang kebun saja yang mengerjakannya, lebih baik kau beristirahat."

Sera menggeleng pelan, ia menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Kakucho kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu Kakucho.

"Begini boleh kan?"

Kakucho yang terkejut karena sikap Sera, berusaha menetralkan detak jantungnya yang mendadak tidak normal.

"Boleh, istirahat saja."

Sera memejamkan matanya, bahu Kakucho terasa sangat nyaman untuknya. Kehangatan yang pria itu berikan, membuat Sera sejenak merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia.

"Apa kau tidak masalah jika aku berbagi hati dengan yang lain?"

Kakucho terkejut, ia kira Sera tertidur. Jujur Kakucho tak bisa menjawab pertanyaan wanita yang ia cintai itu, meskipun dalam hati ia menolak Sera berbagi hati tapi Kakucho tidak bisa melakukan apapun.

"Aku tidak apa-apa Sera, asal kau bahagia dengan semua ini."

"Sampai kapan kau terus membohongi perasaanmu? Aku bingung bagaimana kau bisa sekuat itu melihatku dengan Izana dulu."

"Karena aku mencintaimu, aku rela melihatmu bahagia meskipun bukan denganku."

Sera perlahan membuka kedua matanya, kembali ke posisi duduk semula membuat Kakucho menatapnya.

"Ada apa? Tidak nyaman?"

Sera menggeleng, tatapan matanya berubah sendu.

"Aku.. seperti pelacur ya? Mengencani 7 pria sekaligus."

Kakucho terkejut, ia marah Sera menganggap dirinya sendiri serendah itu.

"Jangan katakan itu, kau tidak seperti itu Sera. Kau wanita terhormat, kau wanita yang kami cintai seutuhnya."

Kakucho mengenggam kedua bahu Sera erat, menghadapkan sang puan untuk menatapnya. Sera takut, sorot mata Kakucho menyeramkan meskipun ekspresinya dingin.

"Jangan marah Hitto, aku minta maaf."

Kakucho menggeleng pelan, ekspresinya melembut. Ia merengkuh tubuh mungil Sera kedalam pelukannya, memberinya kehangatan dan ketenangan.

FAVORITE CRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang