Light Lamp pt.3

345 47 30
                                    



"Ehm.... Hari ini kau jangan langsung pulang dulu ya Jin, aku mau memberikan tanda terima kasihku ke kamu. Aku mau nunjukin sesuatu. Aku tunggu didparkiran sepulang sekolah" Ucap Namjoon sambil melambaikan tangan dan duduk dibangkunya semula.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku hanya bisa tersenyum melihat Namjoon dan kembali merapihkan tempat didepanku. Lama kelamaan anak – anak yang sedari tadi memandangku dengan sinis mulai menjauhkan dirinya dariku.

"Jin...... " Terdengar suara Namjoon memanggilku dari kejauhan tetapi aku masih belum menemukannya, akhirnya aku melihatnya berlari kecil sambil memegang tasnya ke arahku.

"Duh, maaf ya... tadi aku piket kelas dulu. Jin kamu nunggunya gak terlalu lamakan?" Tanya Namjoon khawatir.

"Ehm gak kok..." jawabku tenang.

"Bagus deh kalo gitu. Sekarang waktunya kita pergi ketempat yang paling aku suka." Ucap Namjoon percaya diri.

Kami berdua pun naik bus untuk sampai ketempat yang dipilih Namjoon, karena menurut Namjoon menggunakan bisa akan lebih menyenangkan. Didalam bus kami berbincang masalah latar belakang kami berdua. Mengalami semua kejadian ini membuat aku senang, bagaimana tidak sekarang aku bisa merasakan bagaimana indahnya memiliki teman.

Tak terasa buspun telah berhenti ditempat tujuan kami. Dari halte bus kamipun memulai perjalanan kami. Aku mulai melihat semua pemandangan disekitar sini, ternyata disini daerah perbukitan. 

Tiba – tiba Namjoon menutup mataku dan menarikku agar aku mengikutinya, akupun ikut dengannya.

"Taadaaaaa...... ini dia Bukit Penenang " Ucap Namjoon dengan bangga dan melebarkan kedua tangannya.

Melihat bukit itu hanya bisa membuatku terkagum. Sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi dan ditumbuhi bunga – bunga yang berwarna warni. Tepat di puncak bukitnya bertanam sebuah pohon indah nan rindang yang menutupi hampir semua lingkungan bukit dan disana pula terletak dua buah batu besar yang bisa digunakan untuk tempat beristirahat.

"Nah, di tempat yang mau aku tunjukin sama kamu Jin, Kim Sekjin. Aku sering kesini kalau aku sedih, disini aku bisa teriak sepuas aku, dengan teriak aku bisa sedikit mengurangi rasa sedihku, gimana?" Tanya Namjoon sambil menuntunku menuju puncak bukit.

Rasa kagumku terhadap bukit ini sudah bisa menyenangkan hatiku. Sekarang ditambah lagi aku mendengar satu – satunya orang mau menyebutkan nama lengkapku di hadapanku, Namjoon adalah orang pertama selain ibu guru yang biasanya selalu memanggil nama lengkapku untuk mengabsen.

"Wah, bagus banget tempatnya. Aku gak tahu ditempat yang begitu indah ini ada di kota yang penat ini, bagaikan menemukan sebuah sugai ditengah – tengah gurun pasir dan hal yang menakjubkan lagi ini semua buka metamorgana / ilusi semata" Ujarku takjub.

"Ya, dulu aku sih nemuin tempat ini gak sengaja pas aku baru pindah ke sini, semenjak saat itu kalau aku sedih aku pasti kesini dan teriak sepuasnya disini. Kita duduk dibatu itu, sekalian tadi aku juga udah beli makanan jadinya kita bisa makan – makan." Ucap Namjoon sambil jalan bersemangat kearah batu itu.

Melihat Namjoon kembali tersenyum sudah membuatku sangat senang, apalagi sekarang aku bisa melihat dan berdekatan dengannya, semua angan – anganku untuk bisa dekat dengannya sudah terjawab, walaupun mungkin Namjoon hanya menganggap semua ini hanya tanda terima kasih.

"Ehm... Namjoon aku boleh tanya sesuatu gak? "Ucapku sambil menatap pemandangan dan duduk disamping Namjoon.

"Emang mau tanya apa? Tanya aja jangan malu – malu" Ucapnya sambil memakan makanan.

One Shoot Story [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang