Bab 14

6.4K 455 16
                                    


Lisa pov.

Hari ini aku dan jennie akan pergi kami sudah punya rencana sebelum nya awalnya manager melarang kami dan akan ikut bersama tapi setelah jennie meyakinkan mereka akhirnya kami bisa pergi hanya berdua.

Aku mengajaknya mengelilingi kota seoul dimalam hari, sengaja aku pilih malam karna selain tidak terlalu terlihat oleh fans juga karna udara malam sangat sejuk.

Kami berjalan kaki dengan tanganku menyatu dengan tangannya, rasanya sangat nyaman.

Aku berhenti di tengah jembatan yang mulai terasa sepi menatap ke depan entah apa yang dilihat, saat ini pikiranku sedang terbagi menjadi dua satu sisi aku tidak ingin kehilangan dia tapi ada sesuatu yang terus mengganjalku sampai saat ini apalagi setelah pertemuanku dengan hanbin.

"lisa"

"hm, iya?"

"apa yang sedang kau lihat?"

Aku tersadar dengan pertanyaan jennie, lalu aku menoleh ke arah nya tapi dia masih memandang lurus ke depan.

"um..lalu kau sendiri apa yang sedang kau lihat?" Aku balik bertanya.

"dilarang bertanya sebelum memberi jawabanmu" jawab nya.

Aku terkekeh dan mengehela nafas lalu kembali memandang ke depan.

"aku sedang melihat malam" ucapku dan ku lihat dia membalikan tubuhnya menghadapku.

"apa yang terlihat dimatamu sekarang?"

Aku menatapnya kembali melihat wajahnya matanya semua nya menunjukan keindahan tapi kali ini terasa berbeda ia menunjukan wajah itu lagi (kesedihan)

Sekali lagi aku melihat mata nya.

"aku sedang melihat keindahan dunia"

Ku lihat ia memiringkan sedikit wajahnya.

Aku tersenyum melihatnya sedikit kebingungan.

Aku mendekati nya dan sedikit membungkukan wajahku.

Tangan kiriku menyibakkan rambutnya kesampin dan kupasangkan sebuah kalung dileher indahnya.

Ia sedikit terkejut dengan apa yang kulakukan.

"lisa.."

"aku membelinya saat kita syuting dithailand, jangan menolak ini adalah pemberian dariku jika kau kesepian atau merindukanku lihatlah kalung ini, begitu pun aku, lihat ini adalah sepasang" aku menunjukan kalung dileherku yang sudah terpasang.

Ia memegang kalung nya dilihatnya lalu kembali melihat mataku.

"terimakasih......lisa" ujar nya seraya tersenyum.

Aku kembali mendekatkan wajahku padanya tangan kananku membelai pipi gemuknya lalu ku cium bibirnya perlahan, ku lihat ia sudah menutup mata nya. Aku mencium bibirnya beberapa kali tanpa henti seolah aku ini adalah yang terkahir aku merasakan bibir manis nya.

Perasaan itu datang kembali aku benar" takut kehilangan dia, apa yang harus aku lakukan haruskah aku membiarkan nya menjadi wanita seutuhnya tanpa adanya hubungan kita lagi atau haruskah aku tetap mempertahankan nya untuk cinta kita berdua.

"saranghae" aku mengatakan dengan nafas yang masih belum normal setelah lepas dari bibirnya.

Nafasnya juga masih belum normal namun kulihat ia tersenyum padaku dan membungkus tubuhnya yang mungil ke dalam tubuhku.

Malam itu kami lewatkan dengan tanpa melepaskan tangan kami.

Kami berjalan pulang jalan kaki masih dengan tangan yang saling bertautan, aku bersumpah sampai saat ini jantungku masih berdetak tak karuan saat berpegangan tangan dengannya padahal ini bukan yang pertama kalinya.

I shouldn't have fallen in love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang