11 : Back???

31 10 0
                                    

Aku merasakannya
Dan ketika ku menoreh ke belakang...

"iiiibbbbuuuuuuu?" Dengan ketakutan, gugup

Dia tampak tidak marah. Dia sangat aneh sekali. Dia berharap agar aku kembali ke rumah. Dengan kata-katanya yang baik dan lembut.

Dia berbicara sedemikian rupa yang membuatku lupa akan segalanya...

"Anaku yang tampan, mari kita ke rumah, sayang. Ibu akan senang dan tidak kesepian. Ibu berjanji tidak akan memukulmu lagi ya... jika kau pergi kerumah lagi.." dengan wajah dengan ekspressi meyakinkan..

Aku tersenyum dan Ibu pun tersenyum

Senyumannya benar-benar gila dan lembut, aku sama sekali lupa akan segalanya..

Dan aku pulang kembali ke rumah bersama Ibu.

Dengan tangan yang di pegang, membuatku semakin yakin untuk memaafkan dirinya..

Dia berkata sangat lembut ketika di jalan dan aku sangat bahagia

Aku pun berkata di dalam hati..

"Ini saat untuk bicara padanya tentang segalanya.. "
Itu selalu membuatku penasaran untuk bicara padanya..

Namun aku telah tiba di rumah

Namun apa yang terjadi?

Aku tak menyangka..

Dia makin tidak waras

Semenjak kejadian itu, janji- janji darinya hanya sekedar kata-kata. Kali ini lebih berat dari sebelumnya, aku disekap di ruangan kotor yaitu bawah tanah.

Aku mulai tak terawat sama sekali. Bahkan parahnya, aku sama sekali tidak diberi makan sekalipun.

"Buuuu tolong aku buuuu!" Aku meringis kelaparan
"Memang, mukamu mirip gelandangan !' Dengan marah dan membanting pintu.

Aku selalu merasa takut akan gelapnya ruangan itu. Ibu datang hanya untuk memukulku, bahkan menyiksaku. Dan pernah suatu hari Ibu mencekikku dengan keras. Setiap kali selesai menyiksaku, dia keluar dari ruangan itu dengan cepat..

Apa artinya aku dalam hidupnya..
Hanya itu yang selalu ada di benakku.

Di ruangan itu..Hanya ada satu lampu, berwarna abu dan bercahaya redup, dan bahkan setelah kejadian di putuskan kabel, kini lampu ini tidak bercahaya lagi..

Hal itulah yang membuatku tidak nyaman...

(1) Minggu pertama, mungkin aku hanya tersisa kulit atas dari tubuhku. Aku memakan apa saja termasuk tikus dalam perangkapnya, dengan mentah.

Untungnya kak William datang dan memberiku jalan agar dapat keluar..

Dengan gaya bahasanya dia berkata..
"Jika kau merusak pintu ini, kau dapat keluar. Namun kau tidak dapat mengerti pemandangan apa yang tersaji di luar sana."

Aku mulai mencari apa yang kucari. Aku menemukan kampak. Mungkin ini akan membantuku...

Aku berusaha membuat ibu mengecohkan pikirannya dengan menjatuhkan lemari...

"Bruuuuuuukkk!" Suara lemari jatuh
Ku mulai mendengar reaksinya..
"Apa itu peter? Apa lemarinya jatuh lagi? Kau berbuat apa lagi?" Dengan jeritan di atas atap.

Namun itu hanya sementara..
Dan setelah kumengecohkannya, segera ku merusak kunci yang ada dalam pintu tersebut.

Dan ketika kutarik...

Rasanya berat sekali...

"Apa ini?"

Dengan sekuat tenaga, aku berusaha melihat apa yang berada di luar sana.

Dan ternyata...

Dont Hurt Me !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang