15 - Kencan Pertama

88 3 5
                                    

Alarm berdering membangunkanku hari ini. Dan rencananya, aku akan pergi ke toko buku dan alat musik hari ini.

Sekarang, Pak Aki menjadi supir pribadi Paman. Dan sekarang dia sudah tidak menggunakan motornya. Hingga kini, aku yang selalu menggunakan motor tua itu. Lebih keren aja rasanya.

Tadi malam aku sempat mengajak Ken dan Shuu, tapi keduanya tidak ada yang bisa, sibuk dengan kegiatannya sendiri - sendiri. Kali ini sendiri tidak apa kan?

Paman Kuga memberikanku uang yang tidak sedikit dalam sehari, jadi bisa buat di tabung kalau tidak habis di sekolah. Meski seperti terlalu dimanja, tapi aku tetap senang.

Sekitar pukul dua belas aku sudah berada di mall. Langsung saja aku pergi ke toko buku. Pertama beli manga - manga keluaran terbaru, satu novel, dan beberapa alat tulis.

Manga? Sebenarnya aku tidak terlalu suka membaca, tapi bisa kok mengisi waktu kosong saat semua animeku sudah di nonton.

Setelah belanja, aku pergi beli cemilan dulu.

"...Arima..."

Kayak ada yang manggil.

"Hoi! Kau kacangin gua mulu!"

Karen masih ngos - ngosan setelah berlari mungkin mengejarku.

"Hei, Karen. Maaf, gak dengar..."

"Gak dengar, atau pura - pura gak dengar?"

"Beneran sumpah, gak dengar. Eh, kayak ada yang aneh"

Memang ada yang aneh dari dirinya hari ini.

"Astaga, Karen!" aku sudah sadar. "Rok panjang, baju berlengan? Kau sadar hari ini? Kau tidak sakit kan?"

Mukanya memerah seketika.

"Jadi, pakaiannya aneh ya? Ehehe..."

What? Ini Karen? Tapi setelah dia berkata begitu, aku jadi ngerasa bersalah banget.

"Eh, tidak kok. Cantik aja lihatnya."

Dia berbalik badan dan menutup mukanya. Tiba - tiba dia berbalik dan meninju wajahku.

"Dasar bodoh. Kau mau kemana setelah ini?"

"Ke toko alat musik. Mau ikut?"

"Ya karena sekarang saya sedang senggang dan kau memaksa aku akan bilang iya"

Ini benar - benar bukan Karen yang biasa aku temui.

Setelah dari toko alat musik, aku berencana untuk makan siang lalu pulang. Saat mengajak Karen makan jawabannya tidak jauh berbeda saat aku mengajaknya ke toko alat musik.

"Hei Arima, sebenarnya, umm..., kejadian saat kita liburan, ehh, sebenarnya apa yang terjadi?"

"Ceritanya panjang. Ini tentang aku yang merasa ditolak dan tak pantas berada diantara kalian lagi. Tapi untuk cerita sebenarnya, cukup aku saja yang tahu"

"Oh, iya. Maaf sudah bertanya..."

"Gak apa. Kamu kesini naik apa?"

"Eh, naik angkot..."

"Mau ikut aku pulang gak?"

"Emang bawa helm dua?"

"Nggak, cuma satu. Tapi tenang saja, kita bisa lewat belakang. Tidak ada polisi di jalur itu. Kalaupun ada, gampang kok urusinnya."

"Beneran?"

"Iya. Mau gak? Aku cuma mau mastiin orang yang sudah mempunyai waktu senggang yang sangat panjang untuk menemaniku berbelanja dan makan bisa aman sampai rumah"

"Ah, apaan sih. Aku beneran seng..."

"Sudah cukup. Ayo pulang"

Kami pulang bersama. Boncengan. Kali ini bukan salah cerita. Ini benar - benar terjadi. Kencan pertamaku. Cinta keduaku.

Tomboy? But I Love You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang