Dodo berlari memasuki pekarangan rumah Kayla, rumah yang tampak sepi dan gelap."KAYLA BUKA PINTU SEKARANG" teriak Dodo mengetuk pintu.
"KAYLA BUKA ATAU GUE DOBRAK" tidak ada balasan, Dodo sudah mengambil ancang ancang dan...
Brak!!
"KAYLA LO DIMANA HA!!, JAWAB GUE" Dodo memasuki kesegala ruangan, tapi hasilnya nihil ia tidak menemukan siapapun.
"Cuma satu ruangan yg belum gue masukin, bagian atap" batin Dodo, dengan cepat Dodo berlari menaiki tangga.
Dan Dodo sudah mematung melihat Ana sudah berceceran darah, dan Kayla sedang menatap Dodo puas.
"Jatuhin pisau lo kayla!, gue bilang jatohin!" Tidak ada balasan, Kayla masih tersenyum sinis kearahnya.
"Lo gila, Ha?!!, lo ngelakuin ini buat apa?!" Dodo sudah habis pikir dengan kelakuan Kayla.
"Gue ngelakuin ini buat lo, gue cinta sama lo!, gue sayang!, dan ga ada siapapun yang bisa milikkin lo selain gue!, dan sekalipun ada dia bernasib sama kaya Ana!"
"Tapi lo ga ngelakuin sekejam ini Kay, lo bilang ini CINTA?! dia tunangan gue, dan gue sayang sama dia ngelebihin apapun"
"Tarik kata TUNANGAN itu, lo itu milik gue dan tetap milik gue"
"Oke...tapi please gue mau bawa Ana kerumah sakit, dia udah kehabisan darah" Dodo memohon.
"Biarrin dia mati disini, dan kita akan senang senang" Kayla tertawa.
"Oke...oke...jatuhin pisau itu, dan kita akan senang senang, oke?" Dodo mulai tenang walau sesekali ia melirik Ana.
"Oke...gue jatuhin pisau ini, dan kita akan senang senangkan?" Kayla meyakinkan.
"Iya"
Kayla menjatuhkan pisau dan dengan cepat Dodo menendang pisau itu menjauh dari hadapan Kayka, dan menahan tangan Kayla.
"GOGO, IPUL, KALIAN SEKARANG MASUK" teriak Dodo.
Gogo sudah masuk bersama Ipul, mereka ternganga dengan keadaan Ana dan menatap tajam kearah Kayla.
"Gue ga habis pikir sama lo, lo itu cantik tapi sayang...lo psycopat!!!" Ucao Ipul.
"Cantik?" Gogo terkekeh meremehkan.
"Dia ga pantes dibilang cantik" lanjutnya."Udah diem,,,, kalian bawa Kayla kekantor polisi, dan gue bawa Ana kerumah sakit" ucap Dodo.
"Oke Do, gue nitip Ana, nanti gue nyusul sama yang lain" ucap Gogo dan diberi anggukan oleh Dodo.
***
Rumah Sakit, Mama Ana masih terisak, Rara dan Nana masih menenangkan Mama Ana.
Semua terdiam, mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Dan Dodo membuka suara memecah keheningan.
"Kita jangan sedih, seharusnya kita kuattin Ana agar bangun dari komanya, bukan malah nangis begini" Dodo tersenyum tulus bahkan lebih tulus dari biasanya.
"Ucapan Dodo bener tante, kita seharusnya seneng Ana udah ditemuin, kita kasih Ana suport agar dia kuat, jangan sedih, dia nanti sadar kok dari komanya" Ipul menenangkan.
"Iya tante, mungkin Ana lagi tidur, dia lagi istirahat. Nanti juga sadar, dia gamau loh kalo sadar ngeliat Mamanya sesih gitu" senyum Rara.
"Iya kita disini nemenin tanten kok, tante ga sendirian disini, kan ada kita" ucapan Nana membuat yang lainnya terkekeh.
"Makasi ya, kalian memang sahabat Ana yang paling baik dan pengertian, dan juga tante ga salah milih menantu yang kek kamu" Mama Ana menatap Dodo.
"Cieeeee" jawab mereka serempak.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Haiii, udah lama ga Update...
Tadinya cerita ini ga mau aku lanjutin, tapi setelah dipikir pikir, yaudahdeh aku lanjutin :vJangan lupa suport aku ya
Dan jangan lupa Vote dan kritiknya ya
