12

516 19 5
                                    

"tunggu, Morgan Marcell?" Maggie kaget seperti ada kenangan yang pernah ada antara Morgan, Michael dan Maggie.

"Iya tan, tante kenal?" Mikha bingung, bahkan dia tidak pernah sama sekali mendengar nama Morgan Marcell terucap dalam telinganya selama ini

"Udahlah ma gausah di bahas." suara Michael terdengar tegas dan sedikit tajam kali ini, bahkan Mikha pun takut sekarang.

Mikha mengambil tasnya, mengambil dua lembar kertas dan memberikan satu  lembar tanda tangan persetujuan orangtua mengenai perjalanan ke Semeru pada Michael. Ya, namanya juga masih SMA sehingga semua masih harus ada izin dari orang tua. Setelah mereka mendapat tanda tangan dari Mona maupun Maggie, Michael mengantar Mikha pulang ke rumah. 

"Eh idung anoa,  jangan bete mulu dong" Mikha memecahkan keheningan di dalam mobil karna Michael tidak berbicara sepatah katapun dari tadi. 

"Gini deh, gw ada tebak tebakan. Pemain sepak bola siapa yang selalu ada di kondangan?" Mikha mencoba mencairkan suasana.

Michael membalasnya dengan senyum.

"JAWAB GA LO?! NGAMBEK MULU EMOSI GW LAMA LAMA " Ujar Mikha kesel. Sudah bertahun tahun ia mengenal Michael, jadi ia sudah tau bagaimana Michael dengan senjata 'sok jutek' annya yang biasanya bikin cewe cewe lain malah meleleh melihatnya. Tapi itu tak akan mempan untuk Mikha

"Iye iye, siapa? Christiano Kondangan?" Michael mulai membuka suara.

"Kagak. LIONEL M C. HAHAHAHHAHAHA LUCU GA SIH?! MC HAHAHAHAH" Mickha tertawa terbahak bahak seperti orang tidak waras sedangkan Michael hanya tersenyum kecil sambil berfikir keras dimana letak kelucuan dari jawaban Mikha.

"Mic! ketawa ga?! Itu lucu banget tau ga sihhhhh ih lu mah ga seru banget jadi manusia" kata Mickha kecewa dengan respon Michael yang benar-benar jelek.

"HAHAHAHAHHA ADUH MIKHA KAMU LUCU BANGET HAHAHA HA HA!" Michael tertawa acting dengan suara super kencang sampai Mikha jadi ikutan kesal. 

"Tau ah bodo amat, ga lucu" Mikha mengambil ponselnya dan memainkannya.

"Dih sumpah gw serba salah bgt ye, tadi diem di bilang ga seru ; pas udah ketawa malah di bodo amatin." Michael menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus mengemudi. 

Mikha menyambungkan ponselnya dengan radio di mobil Michael sambil memilih lagu-lagu enak untuk di dengar. Sang cuaca pun juga sepertinya sudah siap mendengar lantunan - lantunan melodi dari para musisi sampai ia menjadi abu sekarang. Iya, sekarang sedang gerimis memang musim tak dapat di prediksi akhir akhir ini. 

"Michael! Ada tukang satee mauuuuuuuuuuuuuu" Mikha menunjuk nunjuk tukang sate yang sedang mangkal di sisi kiri jalan. Michael yang juga terlihat lapar langsung memarkirkan mobilnya di samping tukang sate. 

"Ujan ujan, makan sate beh nikmat banget ni dunia" Kata Mikha sambil melahap satenya

"Iye hati - hati aje lama lama berubah jadi babi lo" Kata Michael 

"Mic, emangnya gw gendut ya" Kata Mikha tiba tiba serius

"Iya kayak kuda nil" Michael membalasnya sambil tertawa

"Ih galucu" Mikha memasang muka cemberutnya

"Engga kok bercanda, aduh Mikha mah the best of the best deh! Mirip victoria's secret angel! Chelsea islan? Raisa? Beh lewat semua kalo udah ada Mikha" Kata Michael berusaha menenangkan Mikha

"Dih sakrasnya keterlaluan" Kata Mikha heran dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini

"Lagian ya, kenapa sih cewe gasuka bgt kalo agak gendut berisi gitu? Lebih sehat tau daripada kurus kering gitu. Lagian cantik atau enggaknya perempuan gak dilihat dari fisiknya dia tau Mik" Kata Michael sok serius.

"Ohhhh gitu ya pak Michael? Kalau begitu saya cantik atau engga?" Mikha tersenyum lebar ke geer an 

"Tetep aja kagak" jawaban Michael yang di akhiri ketawa singkat langsung mengubah senyum lebar Mikha kembali menjadi cemberut kesal. Mikha memasang lagu dari band fourtwnty yang berjudul "Hitam putih"

"Sumpah, gw juga suka banget dengerin itu" Michael mengeraskan volume suara lagu sehingga suara gemuruh hujan sudah tak lagi terdengar digantikan oleh alunan lagu yang menenangkan hati mereka masing-masing dari hari yang lumayan menegangkan ini.

Belajar melepaskan dirinya, walau setengahku bersamanya

Ku yakin kita kan terbiasa, walau inti jiwa tak terima

****

Michael menggenakan seragam sekolahnya dan masuk ke area koridor sekolah, ia memutuskan untuk masuk sekolah hari ini. Baru saja melangkahkan beberapa langkah di koridor, sudah terdengar banyak orang melihat dia dengan tatapan yang aneh. Dia harus terbiasa dengan segala kenyataan yang ada, melihat apa yang terjadi menimpa Michael memang tidak aneh jika ia mendapat perlakuan seperti ini. 

Sesampainya di kelas, ia langsung disambut oleh Rexi yang merupakan teman sebangkunya di kelas. 

"Wez si mas bro balik juga!" Rexi memberikan tos singkat pada Michael.

"Eh, ngomong ngomong lu kemaren beneran berantem sama Morgan anak kopal?" Tanya Rexi, si cowo namun doyan gossip.

Tanpa menanyakan ia sudah tau kalau misalnya cerita tentang Morgan Michael sudah beredar di sekolah, memang menyebar info di sekolah bener bener cepet ya. 

Michael mengambil lembar persetujuan Semeru dan beranjak ke luar kelas

"Mau kemana?" Ujar Rexi.

"Mau ketemu sama ketua kopal nih."

----------





(a/n) HALLO SEMUAAA! wow kaget sih ngeliat antusias kalian sama cerita ini! makasih banget ya udh jadi pembaca setia fix kalian enteng jodoh HEHE, btww how's life? Aku harap kelanjutan cerita ini bisa memperindah hari kalian! 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DI PUNCAK SEMERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang