Author POV
Pukul 11.55 WIB aku telah tiba di terminal bandara internasional. Pukul penerbanganku dan sehun sepukul lagi, 12.55 WIB. GA686. Hanya chanyeol yang mangantar keprgianku. Papa lagi sibuk sama urusan kantor, mama lagi pulang kampung nengokin nenek yang lagi sakit. 3 sahabatku yang lain lagi sibuk kuliah, katanya sih ada ujian semester gitu.
Sehun udah stand by di depan pintu masuk. Dia menarik tanganku tapi ku tepis, aku ingin berpamitan pada chanyeol dulu. Chanyeol memelukku erat, seolah tak ingin lepas dariku. Jujur aku berat berpisah dengan chanyeol. 20 tahun chanyeol selalu menemani hari²ku.
Tanpa ragu chanyeol mengecup keningku di tengah kerumunan orang yang mengantri pintu masuk.
Hp di tanganku bergetar. Ternyata sms masuk cepat² aku membuka pesan tsb.
From : sehun
Woy, lama banget lu pamitannya. Cepet masuk! Gue dah lumutan nungguin lu.
Glek! Sehun benar² menyebalkan! Belum apa² dia udah mengatur ngatur aku. Giamana nanti kalo aku serumah dengannya?
Aku bergegas menarik 2 koper besarku.
Pukul 16.28 tanpa perbedaan waktu. Pesawat yang aku tumpangi tiba di Suvarnabhumi Internasional. Nama Suvarnabhumi sendiri diambil dari bahasa sanskerta yang artinya Golden Land atau tanah eman. Sesuai banget dengan panampilannya yang megah dan terang benderang.
"Thailand, i'm coming!" teriakku.
"Yaelah tzu norak banget lu" author
"Biarin napa gue seneng dikit yaelah" tzuyy
"Karepmu tzu-_-" author
"Please deh nggak usah ndeso gitu. Malu²in gue aja!" bisik sehun di telingaku.
Aku hanya cemberut. Sehun benar² menyebalkan. Nggak bisa lihat orang senang.
Tzuyu POV
Aku dan sehun mengikuti petunjuk tempat pengambilan barang. Setelah itu aku bertanya pada petugas bandara untuk mencapai pintu di mana seseorang bisa menjemput dengan mobil pribadi.
Di pintu luar kami mulai mencari sopir suruhan papaku. Tiba² mataku tertuju pada seorang pria setengah baya memegang kertas bertulikan TZUYU DAN SEHUN FROM INDO. Tak salah lagi pria yang memegang kertas tsb.
Aku mencoba bertanya pada pria itu menggunakan bahasa inggris. Siapa tau dia ngerti.
"How long we have to drive from here to...ng...Suk Sawat road?" aku bertanya pada pria itu berapa lama perjalanan dari bandara ini ke jalan Suk Sawat, rumah tempat aku tinggal selama di Thailand.
"It's less than one hour i thing, if no traffic pukul..." pria itu mengatakan kalo jalanan tidak mancet, perjalanan hanya butuh waktu sepukul kurang.
"But how if we have dinner first? It's almost six now, i will take you home after that"
Aku terdiam, sambil melirik sehun minta pendapatnya mempertimbangkan ajakannya untuk makan malam dulu sebelum dua memgantar kami kerumah.
Sehun akhirnya menyetujui ajakkannya. Aku juga setuju dengan ajakkannya karena kurasakan gemuruh cacing kelaparan dalam perutku karena aku tidak sempat makan siang tadi.
Didalam mobil sehun banyak bercerita padaku. Ia menceritakan masa kecilnya selama di Thailand. Ternyata papa angkatnya sehun asli Thailand. Selain itu sehun juga menceritakan tentang percintaannya dengan irene. Aku terharu mendengar cerita sehun. Kekasihnya meninggal 10 tahun silam tapi sehun tetap setia pada kekasihnya. Rasa kagum pun muncul. Hari gini jarang ada pria yang menjaga kesetiaan untuk kekasihnya.
"Pak guanlin, pria yang bisa menjaga kesetiaannya juga nggak ya?" batinku.
"Lo kok bengong sih?" tanya sehun membuyarkan lamunanku.
"Om sehun, gue kagum deh sama lo. Meskipun lo nyebelin nggak bisa lihat gue seneng tapi lo sosok cowok yang setia"
Dahi sehun tampak berkerut.
"Om? Bisa nggak sih lo nggak usah manggil gue om! Meskipun gue berumur 30 tahun, tapi gue tetap berjiwa muda" setelah itu dia manyunAku cekikikkan melihat wajahnya yang manyun.
"Lah, terus aku manggil apa dong?"
"Mas kek, abang kek, pokoknya jangan om!"
"Mas?" kini giliran dahiku yang berkerut. Sesaat kemudian tawaku meledak.
"Hahaha... Lo nggak cocok dipanggil mas. Lo cocoknya dipanggil om, lo kan seumuran om suho"
Wajah sehun tambah manyun.
"Ya udah kalo gitu lo gue panggil Coco Sehun aja ya? Nama lo kayak orang Cina" (ceritanya)
"Keren juga gue dipanggil Coco Sehun" wajah sehun kini tersenyum kembali. Senyum sehun manis banget sumpah. Baru kali ini gue lihat dia senyum. Jujur, senyuman sehun membuat hatiku meleleh.
Skip...
Author POV
30 menit dari tempat makan itu, kami tiba di rumah. Sebenarnya mirip istana karena rumah ini besar dan mewah. Bener nggak sih papaku menyediakan rumah ini untuk aku dan sehun tinggal? Kamarku berada di lantai 2. Dan sehun di lantai bawah. Menurut sopirku rumah ini ada 6 kamar, 4 kamar dilantai bawah, dan 2 kamar dilantai atas. Belakang rumah ada kolam renagnya juga.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
→→→→→→ END ←←←←←←Bercanda kok hehehe
Jan lupa vote and koment nya ya, kalo mau ceritanya di lanjut
Bye... bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Cintaku♥ OSH X CTZ
RomanceSampai detik ini aku masih belum merelakan kepergiannya. Kepergiannya membawa pergi seluruh hatiku. Hingga aku fal bisa lagi jatuh cinta. Bahkan aku tak mengerti apa itu cinta? Dia selalu bermain di setiap mimpi-mimpiku. Dan dia juga yang menghampak...