Author POV
Aku membuka kedua mataku dan terpesona dengan keindahan kota Bangkok dengan pemandangan lampu menakjubkan yang menghiasinya. Kami duduk di atas deck atas kapal ferry mewah yang sehun sewa untuk makan malam kami berdua.
Beberapa pelayan menuangkan wine untuk kami. Mata kami tidak bisa berhenti saling bertatapan satu sama lain dengan senyum yang kami berikan. Aku tidak mengerti alasannya mengajakku ke sini, mengubahku menjadi seorang putri malam ini. Dengan sentuhan make up natural dan gaun panjang merah, aku terlihat lebih dewasa dan berbeda.
Aku merasakan sensasi luar biasa daru dirinya. Dari lirikan dan senyuman yang diberikan padaku. Setelah sendok terakhir, kami meletakkan sendok kami diatas piring bersamaan. Kemudian kami membersihkan bibir dan meletakan pembersih mulut diatas meja bersamaan juga. Aku menatapnya dalam diam.
Author POV end
"Kenapa kita bisa melakukannya bersamaan?" tanyaku sambil tersenyum.
"Mungkin takdir, seperti takdir juga mempertemukan kita" jawabnya dan tersenyum kpd ku.
"Mungkin. Kenapa kamu ngajak makan malam disini?"
"Emmm...karena aku merasa kalau aku harus melakukannya?"
"Kenapa harus?"
"Entah apa...mungkin aku hanya ingin meminta maaf kepadamu atas semua kesalahan ku"
"Hanya itu?" tanyaku lagi
Entah kenpa, terbersit dalam hatiku hal yang aneh. Perasaan yang sama seperti yang kurasakan saat dia mencium keningku. Apakah mungkin dia ingin menyatakan perasaan aneh yang dirasakannya juga? Mungkin dia kagum padaku atau menjadi sahabatku. Sebab aku belum tau perasaan apa ini.
"Sepertinya hanya itu, aku juga tidak mengerti. Aku rasa bahwa aku ingin kita bersahabat. Menjadi kakak dan adik" katanya.
Lalu menaikan kedua bahunya dan tersenyum. Aku pun tertawa dan mengatakan
"Mungkin"
Kemudian kami pun tertawa bersama. Pembicaraan kami hangat dan tawa yang tercipta setiap aku maupun dia menciptakan lelucon. Terkadang, lelucon yang kami katakan tidak lucu. Tapi kami tetap saja tertawa.
Aku merasa bahagia malam, pemandangan bangunan² yang sama yang aku lihat tiga hari yang lalu. Bayangan² hari itu masih terngiang jelas.
"Aku ingat kalau aku mengejarmu seperti anak kecil di sana!" serunya sambil menunjuk wat arun dan aku pun tertawa ketika kami melewati wat arun.
"Aku juga ingat ketika kamh memaksaku diramal disana!" kataku ketika kami melewati Wat Pho.
Kartu The Lovers yang sama² kami tarik muncul di benakku. Aku kembali mengingat ekspresi wajahnya.
"Sehun, boleh nggak aku tanya satu hal?"
"Boleh, kok lo jadi serius gitu? Emangnya mau nanya apa?" katanya sambil nyengir.
"Apa arti kartu The Lovers itu?" tanyaku perlahan.
Seketika raut wajahnya berubah dan ia menundukkan kepala. Aku pun diam dan menatapnya dengan ekspresi yg sama.
"Kita akan berjodoh. Itulah yang ditulis oleh peramal itu!"
Katanya lalu tak lama kulihat matanya berkaca kaca. Mulutku menganga dan mataku membelalak. Aku kaget, jadi apa yang kupikirkan saat itu? Semua benar. Tapi ramalan belum tentu benar. Aku menarik napas dan tersenyum padanya.
"Ramalan itu belum tentu benar!" sahutku sambil tersenyum.
Sehun memegang tangan kiriku dan menatapku dengan berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Cintaku♥ OSH X CTZ
RomantikSampai detik ini aku masih belum merelakan kepergiannya. Kepergiannya membawa pergi seluruh hatiku. Hingga aku fal bisa lagi jatuh cinta. Bahkan aku tak mengerti apa itu cinta? Dia selalu bermain di setiap mimpi-mimpiku. Dan dia juga yang menghampak...