"Hmmm...akhirnya benar² menikmati Thailand hari ini!" ujarku lalu membanting tubuhku di atas sofa.
"Udah puas hari ini?" sahutnya dengan wajah kesal.
"Udah dong...hehehe...sorry ya aku menguras dompetmu hari ini!" ujarku sambil nyengir dan terkekeh.
"Bagus!" ucapnya dengan pura² tersenyum,
"Besok², gue gak akan ngajak lo liburan kayak gini lagi! Pokoknya li harus bayar sendiri lain kali!"
Aku tersenyum dan menggeleng gelengkan kepala.
Tapi dia malahan diam dan tatapan matanya berubah menjadi lembut. Diriku pun menjadi tenang. Mata kami memandang satu sama lain dalam diam.
"Terima kasih ya untuk hari ini. Kamu buat aku tertawa dan mengubahku kembali menjadu diriku yang dulu. Bukanlah lelaki yang terlalu serius dalam pekerjaannya. Aku merasa lebih rileks dan fleksibel hari ini. Aku bisa tertawa lepas. Terima kasih, tzuyu!"
Katanya lalu berdiri dan berjalan mendekatiku. Tanpa sadar, bibirnya mengecup keningku dengan perlahan. Aku merasakan energi yang aneh lagi.
Rasa yang tidak biasa yang selalu mengalir setiap kali aku bersamanya. Jantungku berdegup tak karuan dan aku menahan seluruh napasku. Aku merasa nyaris tercekat. Rasa ini bisa membunuhku. Apakah perasaan aneh yang muncul di benakku ini? Aku sama sekali tidak mengerti dan memahaminya. Mungkin hanya perasaan kagum seorang wanita. Karena dia ternyata adalah lelaki yang tepat menjadi kakakku.
Bibirnya pun menjauh dari keningku. Dia tersenyum padaku dan mengucapkan selamat tinggal. Dia melangkah pergi dan membuka pintu kamarku. Lalu, pintu pun tertutup dan aku tdk melihat rupanya lagi.
°°°•••°°°•••°°°•••°°°•••°°°•••°°°•••°°°
"Gimana keadaan kampus tanpa gue?" seruku kpd chanyeol. Wajahnya terlihat jelas di layar ipad.
"Kayaknya sama aja deh" serunya dengan menggigit bibirnya. Seperti dia menahan tawa.
"Kok kalian jahat banget deh? Masa sama aja. Emang kalian udah lupa sama gue ya?" seruku dengan memperlihatkan ekspresi sedi dan nada bicara merengek.
"Gak kok. Gue cuma bercanda hahaha..." katanya lalu tertawa.
Aku memukul mukul layar ipad dan memarahinya
"Sampe seratus kali dipukul juga, gue gak akan kenapa napa" katanya lalu tertawa lagi.
Aku pun berhenti memukul layar ipad dan memandanginya dengan tatapan zombie. Dia pun berhenti tertawa dan memandangku lebih dengan ngeri. Giliran aku tertawa jauh lebih keras. Tak lama kemudian, dia tertawa bersamaku.
Aku merindukan mereka. Tawa mereka yang merwarnai hidupku setiap hari. Mereka adalah tempatku pertama kali untuk menceritakan seluruh kesahku dan tak segan menuangkan setiap tetes air mata yg mengalir.
"Napa lu tiba² diem? Muka lu lesu gitu?" ujar chanyeol mengagetkanku.
"Gue kangen kalian, sob. Udah lama banget ya rasanya gak ketemu! Udah hampir seminggu" kataku lalu menghembuskan napas.
"Kita juga kangen banget sama lo. Di sini gak ada yang buat kita tertawa dengan ulah² konyol tapi lucu. Terus gak ada cewek super bawel yang curhat mulu dan gak bisa berhenti ngomong. Sumpah, kita pengen banget lo cepet balik ke jakarta!"
Ujar chanyeol dengan mata sendu. Wajahnya diam dan lesu sekali.
"Kok jadi ikutan lu yang galau sih? Wkwkwk..." ujarku lalu menertawainya.
Dia menatapku lalu ikut tertawa bersamaku. Namun, suara sehun kembali menganggu kami. Dasar, sehun! Ganggu suasana aja!
"Tzuyu buka pintunya dong!" teriaknya dari luar kamar.
"Sana temuin Ooh Sehun lo!" sahut chanyeol dengan tampang wajah masam dan kesal.
"Ihhh...gue gak mau sama dia. Biar fisik Sehun, hati gawat. Om² genit gitu!" seruku sambil memasang wajah bete. Kemudian, dia tertawa.
"Ya udah sama gue aja! Hahaha..." ujarnya sambil tertawa.
Aku pun diam dan kembali teringat kata² temanku. Apakah dia memang menyukaiku? Setiap ada bunga dari penggemarku, dia selalj kesal. Setiap dia mendengar nama sehun, juga sama. Aku pun tidak meladeni candaannya.
"Ya udah, udahan dulu ya! Gue ada urusan dan harus ke kantor cabang" kataku lalu meletakkan ipad ku di atas tempat tidur.
"Tunggu, sehun!" seruku lalu berdiri dan berjalan menuju pintu kamar.
•
°
•
°
•
°
•
°
•
°
•
°
•
°
•
°Padahal hari minggu, tapi aku mesti tetap pergi ke kantor. Ada hal yang benar² penting dan mendesak. Entah apa, aku tidak mengerti bisnis. Tapi sehun mengatakannya dengan hal yang super serius. Yang aku bingung, kenapa kita pergi ke arah jalan yang berbeda dari biasanya.
Selama seminggu ini, aku sering kali ke kantor diantar oleh sopir. Aku lumayan hafal dengan beberapa bangunan yang aku lalui. Aku sudah bertanya, tapi sehun diam dan tersenyum menatapku.
Aku bingung benar² tidak mengerti. Rasanya semua serba aneh. Apalagi kami tidak pergi dengan mobil yang biasanya. Kami naik limosin dan sehun mengenakan kemeja biru santai dan celana pantaloon hitam yang terlihat masih baru. Apakah dia baru membelinya?
"Kita mau kemana sih? Kok jalannya lain dari biasanya? Pakaianmu rapu sekali. Udah gitu, kita ngapain naik limosin?" tanyaku menyerbu dengan segelintir pertanyaan. Dia tetap diam.
Kami berhenti di butik ternama. Alisku nai dan mulutku menganga.
"Kenapa kita berhenti disini?" tanyaku bingung.
•
•
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Cintaku♥ OSH X CTZ
Storie d'amoreSampai detik ini aku masih belum merelakan kepergiannya. Kepergiannya membawa pergi seluruh hatiku. Hingga aku fal bisa lagi jatuh cinta. Bahkan aku tak mengerti apa itu cinta? Dia selalu bermain di setiap mimpi-mimpiku. Dan dia juga yang menghampak...