5#

8.5K 327 1
                                    

Typo merajalela ?!!

Happy reading !!!

Kini semua perhatian tertuju padanya menunggu ia melanjutkan ucapannya.

"Gue mau pindah "semua yg ada di meja itu diam dan berusaha mencerna apa maksud perkataan arin, sampai akhirnya.

WHAT !!!

Andin dan siska sontak berteriak kompak. Kini seisi kantin melihat kearah mereka dengan berbagai ekspresi, ada yang menatap sinis dan tidak suka ada yang penasaran apa yang terjadi ada yang biasa aja bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.

Menyadari hampir semua mata tertuju pada mereka andin dan siska menyengir meminta maaf telah berbuat heboh dan kembali duduk dengan tenang.

"Sumpah lolucon lo ga lucu.. garing tau gak?!" Andin mulai bersuara setelah suasana kembali normal.

"Gue gak bercanda" balas arin.

"Udah deh rin ini tuh bukan bulan apri gue juga gak lagi ultah jadi gak usah bikin becandaan ke gini ...GARING"siska juga menimpali.

"Sekali lagi gue gakbercanda" arin menjeda "gue beneran bakal pindah ke jakarta"lanjutnya.

"Hahaha sumpah kalo lo mau stand up di sini gak lucu banget"siska tertawa garing ,belum percaya dengan ucapan arin .
"Gue ikut opa gue pindah ke jakarta dan lanjut sekolah disana!"menghiraukan siska yang masih menganggap ia bercanda, arin menjelaskan.

"Lo beneran mau pindah? Ngak bercanda? Ngak ada april mopv? Ngak ada yang ultah gitu?!"tanya andin beruntun yang juga belum percaya ucapan arin.

"Gak"singkat arin

Setelah mengucapkan itu suasana di meja mereka kembali hening hanya suara suara dari siswa lain yang masuk ke pendengaran mereka.

Tak lama kemudian reza datang menghampiri mereka dan langsung duduk di samping arin.

Reza menatap yang lain dengan tatapan bingung lantaran baru kali ini mereka tidak menjadi pusat peehatian karena kehebohan mereka.

Ia melirik arin di sebelahhya tapi arin tidak mempedulikan tatapan lirikan reza, dan memakan pesanannya dalam diam.

Reza yang melihat reaksi kekasihnya beralih pada reno yang ada di depannya .menatap nya dengan pandangan seolah mengatakan 'ada apa'.

Reno yang di tatap langsing mengerti "arin mau pindah" katanya menjawab tatapan reza.

"Oww jadi kamu udah bilang sama mereka" pertanyaan itu ia tujukan pada arin tapi tidak nenoleh pada sang empunya dan meraih kecap saos dan cuka lalu menuangkan kedalam bakso yg ada di depannya.

"Lo cuma OH doang pacar lo mau pindah"tanya reno tidak percaya dengan reaksi reza yg notabennya adalah pacar arin.

"Terus gue harus gimana mau nangis nangis gitu minta ririn tetap tinggal disini" tanyanya .

"Lagian ririn udah kasi tau aku alasannya pindah, dan juga cuma jakarta doang dulu arin pernah tinggal di jepang selama 2 tahun gue biasa aja."lanjutnya bangga karena pernah LDRan dan katanya biasa aja padahal dulu sewaktu arin di jepang ia setiap hari telfonin, vidio call bakan mengirim pesan setiap jam meminta arin cepat pulang.

Arin yang mendengar reza bilang biasa aja langsung tersedak kuah bakso.

Uhukh..uhukh...uhukh..

Reza langsung menyodorkan minum pada arin yang langsung di raihnya dan teguk sampai setengahnya.

"Pelan pelan dong makannya"reza mengusap pelan pundak arin.

"Jadi apa alasan lo pindah kejakarta?!" Tanya siska setelah sekian lama ia diam mendengarkan, dan mengingat perkataan reza tadi ' ririn udah kasi tau aku alasannya pindah'.

'Opa gue bakalan menetap disana dan mengurus induk perusahaannya disana gue juga bakalan bantuin opa" arin menjelaskan.

"Bukannya selama ini emang lo yang urus perusahaan opa lo di belakang layar dan opa lo cuma membantu menyelesaikan apa yang belun lo selesaiin dan sebagai cover perusaannya ?!" Tanya siska lagi.

Ya selama ini arinlah yang menyalesaikan pekerjaan kantor di rumahnya dan opanya cuma menanda tangani dan menghadiri rapat rapat yg tidak bisa arin lakukan karena arin tidak punya wewenang akan hal itu.

Bukan tidak pernah william membujuk cucunya untuk mengambil alih perusahaan seutuhnya, tidak hanya bekerja di bekakang layar dan tidak lihat oleh orang orang di luaran sana tapi ya namanya arin selalu keras kepala dan bersikeras mengerjakan segalanya di rumah dan file perusahaan akan dikirim asistennya ke emailnya.

Hanya william dan asistennya yang tahu bahwa arin yang selama ini menangani semua masalah perusahaan dan william hanya cover seperti yg dikatakan siska tadi.

Sedang asistennya mengapa ia mengetaui tentang arin karena asisten tersebut adalah hasil seleksi dan pilihan arin jadi dia adalah tangan kanan Arin di perusahaan.

Ok back to topic

"Iya tapi ini beda.. gue gak mau egois dan mentingin kepentingan gue sendiri."jelas arin

"Sebenarnya opa kasih gue pilihan antara jakarta atau london, tapi karena gue tau kalian bakalan kangen gue jadi gue pilih jakarta aja" gurau arin tapi tetap dengan wajah datar.

"Sumpah udah hampir 2 tahun kenal arin baru tau geu dia bisa kepedean juga" heboh reno dan diangguki semuanya kecuali reza tentunya.

"Ok gak papa deh lo ke jakarta tapi sering sering kasi kabar ke kita "andin akhirnya

"Iya sering sering juga kunjungin kita kesini. Kalo lo dapat teman baru jangan lupa kita kita. Sekalian juga kalo disekolah baru lo ada cogan share kontaklah." Aiaka milai centil.

Reno dan reza yg mendengar itu melotot kearah siska, yang di pelototi cuma cengengesan yang lain cuma geleng geleng kepala melihat sifat siska yang kadang kadang centil.

Arin memmperhatikan teman temannya satu persatu yang kadang kadang gesrek tapi ia mungkin tidak akan dapat sahabat yg seperti mereka.

Tanpa sadar ia menarik sudut bibirnya merasa bersyukur memiliki sahabat yang menerimanya apa adanya dan bersyukur pada tuhan disaat ia dilanda masalah dengan keluarganya ia masih memiliki orang orang yang tulus dengannya.

Disaat mereka menginginkan arin pergi masih ada opanya tempat tempat kembali, disaat mereka meninggalkannya masih ada reza tempatnya bertumpu dan bersandar, disaat ia kehilangan kehangatan keluarga masih ada anak anak dojo yang memberi kehangatan lain, dan disaat dia merasa sendiri sahabatnya hadir menemani kesendiriannya.

Reza melihat arin tersenyum ikut tersenyum dan menggenggam tangannya erat.

Arin merasakan tangannya di genggam seseorang, ia menoleh dan melihat reza yang tersenyum ia semakinmelebarkan senyumnya dan balas menggenggam tangan reza tak kalah kuat .

Ini adalah kali pertamanya arin tersenyum lebar di hadapan teman temannya kecuali reza tentunya, dan mereka menyadari dan melihat arin tersenyum sedemikian biasanya arin cuma tersenyum tipis itupun bisa dihitung dengan jari.

Mereka semua menatap arin cengo melihat senyum arin yang baru pertama kali ia tampakkan. Bahkan siswa lainyg tidak sengaja melihat senyum lebar arin juga cengo.

"Manis"kata deren yang terus melihat kearah arin yg masih tersunyum tanpa mau mengalihkan pandangannya.

Carlos mengangguk cepat "manis banget"tambahnya

"Meleleh babang neng"reno lebay.

Siska yang mendengar reno me muji arin terang terangan di depannya menyikut perut reno mengakibatkan sang empu meringis pelan.

"Aww sakit beb"reno mengerucutkan bibirnya dan merajuk seperti bocah 5 tahun yang kehilangan mainannya.

Lantas semua yang ada di sana tertawa melihat tingkah reno yang terkadang childres.

Rasanya arin ingin menghentikan waktu untuk tetap merasakan kebahagiaan sederhana yang mereka ciptakan di sana saat ini.

Tbc

FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang