#7

8.4K 295 4
                                    

Balik lagi nih guys. Makin gaje aja ceritanya. Tapi ini hasil pemikiran author sendiri jadi mohon di hargai.

Abaikan typo !!!
Hapy reading...

Saat ini arin berada di bandara karena 20 menit lagi pesawatnya bakalan take off. Ia tentu sja bersama reza dan sahabatnya, mereka mengantar arin ke sini .

"Rin meskipun kita baru kenal setaun lebih tapi lo sahabat kita lo berharga buat kita lo jangan lupain kita ya" ucap andin dan diangguki siska, kemudian mereka memeluk arin.

"Kalian juga berharga banget buat gue."arin membalas pelukan sahabatnya.

Setelah lama berpelukan, mereka melepaskan pelukannya.

Kini arin beralih pada reno, ia bersalaman dan bertos ala cowo.

Arin memang agak tomboy penampilannya saja  tidak pernah feminim dan tidak pernah mengenakan rok selain ke sekolah atau berkunjung ke kantor.

"Gue pasti kangen banget tatapan tajam lo" reno

Arin cuma terkekeh mengingat  reno lah yang paling sering ia beri tatapan menusuk karena ucapannya yang kadang perlu di saring .

Sekarang ia beralih pada carlos.
Ia bersalaman sama seperti reno tadi.

"Nanti lo sering sering kunjungin kita ya, nanti gak ada yang traktir gue makan lagi"

Ya diantara semuanya carlos lah yang paling doyan makan dan arin yang paling sering membayarkan makanannya, meskipun reza melarangnya, katanya nanti carlos keenakan.

Arin cuma tersenyum simpul.
Lalu ia beralih pada deren. Seperti dua cowo lainnya ia juga bersalaman ala ala cowo.

Tapi deren tiba tiba menarik arin kedalam pelukannya. Bukan pelukan seorang kekasih tapi pelukan seorang kakak pada adiknya. Karena diantara mereka deren lah yang paling tua umurnya dan sudah menganggap arin sebagai adiknya, begitupun siska tapi tidak dengan andin ia menginginkan status lebih dengan sahabat arin yang satu ini.

"Nanti kalo gue galau lo harus tetap siap jadi tempat curhat gue ya?!"deren berbisik di telinga arin tentunya agar yang lain tidak mendengar.
Arin cuma mengangguk.

Ya selama ini deren memang curhat ke arin tentang perasaannya ke andin dan tidak ada sahabatnya yang mengetahui termasuk reza.

Reza yang melihat kekasihnya di peluk buru buru manarik arin dan menggantikan deren memeluk arin.

"Enak aja main peluk ini punya gue, makanya cari pacar biar bisa peluk" ucap reno sarkas.

Bukannya marah karena pelukannya dilepas paksa, ia malah balas memeluk kekasihnya, dan menenggelamkan kepalanya di leher reza.

Pasti kalian heran kenapa di leher bukan dada bidang reza seperti di novel novel romance. Alasannya karena tinggi badan arin yang hampir sana dengan reza. Ia memang cewe dengan proporsional tinggi yang lumayan, tingginya 170 sementara cewe diluaran biasanya cuma 155 - 160 itu sudah rata rata.

Mereka berpelukan sekitar 5 menit dan mengabaikan kehadiran orang lain disana seakan dunia milik berdua dan tidak ada lagi hari esok.

"Ingat pesan aku ya!!  dan ingat sampai sana langsung kabari aku " peringat reza setelah melepaskan pelukannya dan mencium kening arin lama.

"Rin ayo pesawatnya akan berangkat"william menghampiri arin entah dari mana.

Arin cuma mengangguk dan meraih kopernya, dan beralih pada yang lainnya.

"Gue pergi"ucapnya lalu menarik kopernya dan masuk.
Ia menoleh dan mendapati semuanya melambaikan tangan, ia tersenyum tipis dan balas melambaikan tangan sebelum benar benar masuk.

FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang