"Yo, tuan risoles," sapa Kanade pada Satou yang tampak sibuk sendiri.
Satou tak menyahutinya dan terus berurusan dengan resleting jaket hitam andalannya. Resletingnya macet dan ia tidak bisa membuka jaketnya. Merasa diabaikan, Kanade mendekati Satou dan mendapati Satou kesulitan dengan resleting jaketnya.
"Wah wah, tuan risoles nggak bisa lepas jaket, ya. Menyedihkan~" ledek Kanade.
Satou yang tengah duduk di bawah pohon beringin itu terus berusaha membuat resletingnya tak lagi macet. Ia mengabaikan Kanade yang ada di hadapannya.
"Woy, gue di depan lo, lho," ujar Kanade, ingin disapa.
"Bawel," sahut Satou cuek.
Dua orang cewek berjalan melewati Satou dan Kanade. Mereka tengah membicarakan sesuatu.
"Pokoknya outlet baru ayam geprek itu luas! Luaaaaas ba—eh?!" Salah satu cewek berbicara sembari merentangkan tangannya dan itu mengenai Kanade. Ia kaget dan Kanade pun terdorong ke arah Satou.
"AAAAA!" Kanade berteriak, Satou menoleh dan terkejut Kanade terjatuh ke arahnya. Satou tertindih.
Kanade membuka matanya yang sempat terpejam. Alangkah terkejutnya menyadari sekarang ini, wajahnya dan Satou sangat dekat. Bahkan kedua bibir mereka hampir saling bersentuhan. Hidung mereka sudah saling menyentuh. Dua orang cewek yang tadi melewati mereka hanya melihatnya dan mereka menyengir.
"Serasi, ya. Hitung-hitung lo bantuin mereka tuh, Lin," ujar salah satu cewek.
Mereka pun kembali berjalan tanpa memperdulikan Satou dan Kanade yang sedang dalam posisi yang tidak beres. Satou menatap Kanade dan begitupun juga dengan Kanade. Muka mereka menjadi merah dan Kanade cepat-cepat bangun. Ia membersihkan baju dengan tangannya.
"Cewek-cewek nyebelin, dorong gue seenaknya abis itu kabur! Lo juga! Senang kan lo posisi kayak tadi?!" gerutu Kanade, kesal, padahal sebenarnya malu.
"Kok gue yang disalahin?! Gue daritadi lagi sibuk sama resleting nih, macet, nih liat nih! NIH!"
"Siapa suruh lo disitu?!"
"LO YANG NGAPAIN DI DEPAN GUE?!" Satou geram, ingin sekali rasanya ia menggetok kepala Kanade.
"Cewek selalu benar," ujar Kanade.
"Nggak adil. Curang."
"Mutlak."
"Udah sana lo sana sana. Gue lagi sibuk."
"Biasa nggak ada kerjaan juga lo. Apaan sibuk cuma sibuk betulin resleting."
"Bawel. Lo gue cekokin aki basah mau?"
"Dih jahat lo."
"Emang. Bosen jadi orang baik. Disakitin mulu."
"Uuuuu tayank tayank~ mampuy!"
"Rese lo ya! Awas aja!"
"Awas doang kan?"
"Benar-benar cewek nyolot. Sejam berapa?"
"Gopek," celetuk Kanade. (Gopek, baca: lima ratus)
"60 menit, bego. Dih murah banget lo harga segitu. Ada 2000 nih gue, 4 jam bisa dong nih?"
"IHHH! NGGAK! Ngeseliiiin!"
Satou hanya menertawainya. Ia kembali berusaha membetulkan resletingnya yang masih macet. Kanade menyentuh tangan Satou dengan bermaksud membantu. Tapi tampaknya Satou salah paham.
"Ngapain lo megang-megang tangan gue?"
"Dih, geer. Siapa juga yang maksud megang tangan lo. Dibantuin malah ngegas, iya udah nggak usah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Besok
Teen FictionSatou dan Kanade, cowok dan cewek ini selalu saja ribut setiap kali mereka bertemu. Tidak ada pertemuan tanpa perselisihan mereka. Hingga tiba-tiba Satou menjadi seorang penolong yang secara tidak langsung membuat Kanade merasakan perasaan yang aneh...