Chapter 7: 867

7 2 0
                                    

Besoknya, 24 Desember...

Kanade memanjakan dirinya di sofa rumahnya. Ia menonton TV dan menikmati hari Minggu nya di rumah. Handphone-nya berdering, ada panggilan masuk. Ia mengambil handphone-nya dan melihat nomor yang tidak ia kenal, karena tidak ia save.

"Delapan enam tujuh, delapan enam tujuh... Siapa, ya?"

Kanade penasaran, awalnya ia tak ingin menjawab panggilan itu. Takut-takut itu telepon iseng, hingga teror. Tapi rasa penasarannya mengalahkan pikiran was-wasnya itu, ia menjawabnya.

Yo, cebol.

Mendengar panggilan yang seperti itu, Kanade bisa menebak siapa yang meneleponnya.

"Kenapa nelepon?"

Kangen.

"Baru juga kemarin ketemu."

Nggak boleh kangen? Nggak dilarang ini. Nggak dosa kan?

"Buat lo dosa."

Hahahaha.. parah, nggak adil.

"Gue lagi nonton TV, gue kira siapa, taunya lo."

Emang maunya ditelepon siapa?

"Orang ganteng gitu kek."

Gue kan ganteng.

"Nggak, banget."

Kanade.

"Apa?!"

Sensi banget begitu. PMS, mbak?

"N-nggak, sih."

Kanade.

"Apa sih?"

Nggakpapa. Manggil doang, kali aja jodoh.

"Bawel."

Kanade.

"Apa lagi? Astaga... Lo sekali lagi nggak penting gue tutup ya teleponnya."

Eh iyaiyaiya. Damai kita. Serius ini.

"Iya udah, apaan?"

Gue sakit.

"Mampuy."

Kok lo jahat. Dua hari ini nih gue datang biar ketemu lo.

"Siapa suruh?"

Nggak ada. Mau sendiri dong biar ketemu lo, hehe.

"Hilih."

Nggak ada niat get-well-soon'in gitu?

"Get-well-soon dari gue mahal, bayar."

Dih diuangin, monyet.

"Yah, baru aja mau gua get-well-soon'in. Dibilang monyet sih~"

Ahiyaiyaiya. Gue yang monyet, gue.

"Hahahaha... Iyaudah, get-well-soon, ya," ucap Kanade lembut.

Tak ada sahutan lagi dari Satou. Kanade heran sendiri dan memanggilnya, "Halo?"

CIHUY! AUTO SEMBUUUH! seru Satou dari balik telepon.

Di kamarnya, Satou senang dan ia lompat dari kasurnya. Sayang sekali pendaratannya jelek. Sehabis melompat, ia malah jatuh ke lantai kamarnya. *JDUG!* kepalanya menghantam lantai kamar dan itu cukup menyakitkan.

AH! Eeehh! Aduh! rintih Satou dari balik telepon.

Kanade mendengar suara itu dan ia tertawa membayangkan bagaimana Satou jatuh dari kasurnya karena melompat.

BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang