Sekitar 1.5 km Satou berjalan mendorong motor Kanade dan akhirnya ia sampai di pom bensin yang memang paling dekat dari kampusnya. Satou mengisikan bensin motor Kanade full-tank. Selesai mengisi bensin, Satou langsung tancap gas kembali ke kampus.
Kanade sedang dihampiri dua cowok yang juga berkuliah di kampus yang sama. Dua orang itu menggoda Kanade dan sesekali mencoba untuk menyentuhnya. Kanade risih, ia berharap Satou cepat kembali. Ia ingin pulang menghindar dari cowok mesum yang berusaha melakukan pelecehan padanya itu. Kanade hanya memandangnya sinis dan menepis tangan mereka jika nekat. Dua cowok itu semakin liar. Yang satu menahan lengan Kanade dan yang satunya lagi mengarahkan tangannya ke arah pipinya. Sebuah bogem mentah mendarat di pelipis cowok yang ingin menyentuh Kanade itu. Satou telah kembali dan menyelamatkan Kanade dari pengganggu-pengganggu itu.
"Lepas tangan lo, jangan sentuh Kanade," ujar Satou.
"Hehe.. Lo siapanya? Nggak boleh kalau begini? Begini?" Cowok itu semakin menjadi-jadi, ia berniat menyentuh pinggang Kanade dengan kedua tangannya.
"Gue bilang, jangan sentuh Kanade." Satou menatapnya tajam. Dan tatapannya berhasil membuat cowok itu menelan ludahnya. Ia merasa kaku dan tidak bisa bergerak.
"Lepasin Kanade," ucap Satou dengan nada yang sangat serius. Tak begitu geram, namun cukup mengancam.
Sedangkan cowok yang kena bogem Satou sudah tersungkur di tanah. Orang-orang sekitar hanya berlalu lalang berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan apa yang terjadi. Cowok yang semula menahan lengan Kanade pun melepasnya, ia menopang temannya yang sudah terkapar dan pergi menjauhi Satou dan Kanade. Kanade masih shock karena hampir merasakan terlecehkan. Ia merasa bersyukur Satou benar-benar kembali dengan timing yang tepat.
"Satou, terimakasih," ucap Kanade.
Satou masih tetap dengan ekspresi yang tidak ramah. Tampaknya ia kesal sekali dengan apa yang dilakukan orang-orang tadi pada Kanade.
"Lo beneran nggak di apa-apain, kan?" tanya Satou memastikan.
"Nggak kok, untung lo datang."
"Yah, nggak seru. Kalau udah di apa-apain kan gue mau nonton."
"IH, otak lo sama nggak beresnya kayak mereka!"
"Iya udah. Itu bensin udah gue isiin. Pulang sana, nanti kesorean."
"Asik diisiin. Nggak nyasar lo baliknya tadi," ledek Kanade.
"Kampret. Dari sini tinggal lurus doang."
"Ohh. Gue duluan, ya," kata Kanade, pamit.
"Hati-hati lo."
"Makasih banyak ya, Satou."
"Iya cebol, sama-sama."
Kanade sempat memanyunkan bibirnya diikuti Satou yang menertawainya. Kanade pun menyalakan mesin motornya dan ia segera pulang ke daerah Rangiwi yang ada di timur kota. Satou melihat Kanade yang melaju dulu hingga hilang dari pandangan. Barulah ia menyalakan mesin motornya lalu melaju membelah lautan kendaraan di kota yang cukup padat karena jam pulang kerja.
∆∆∆
Besoknya, Satou berpapasan dengan Kanade di depan aula kampus. Satou menyapanya dan menjitak kepala Kanade. Kanade merasa agak canggung karena Satou menolongnya kemarin, tapi ia masih tetap meladeni Satou dan mereka berdua pun kembali ribut dan berdebat seperti yang biasa mereka lakukan.
"Ini gue panik," kata Kanade, curhat.
"Kenapa lo? Burik kali lo mah," sahut Satou.
"Serius gue!"
![](https://img.wattpad.com/cover/143918889-288-k736987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Besok
Roman pour AdolescentsSatou dan Kanade, cowok dan cewek ini selalu saja ribut setiap kali mereka bertemu. Tidak ada pertemuan tanpa perselisihan mereka. Hingga tiba-tiba Satou menjadi seorang penolong yang secara tidak langsung membuat Kanade merasakan perasaan yang aneh...