Chapter 5: 2272

15 2 10
                                    

Besoknya, 23 Desember...

Di sebuah mall bernama Square M yang berada di selatan kota—tepatnya di daerah Lewtorr—sedang diadakan lomba menyanyi, band, dan dance cover, tepatnya di Underground Square M. Satou datang ke acara di Square M ini, sendirian. Ia mengenakan kaos putih bertuliskan "マチコ"* berwarna hitam di tengah kaos. Ia juga mengenakan jaket hitam dengan garis-garis putih di lengan jaketnya itu. Ia mengenakan celana panjang coklat dan juga sepatunya yang berwarna coklat kayu. Ia mengenakan ikat kepala berwarna merah dengan tulisan "素晴らしい"** berwarna kuning. Terpasang di bajunya sebuah kertas karton yang dibentuk bulat dengan angka "22". Satou berniat mengikuti lomba menyanyi dan ia sudah mempersiapkan satu lagu. Ia duduk santai menunggu lomba menyanyi yang dimulai setelah lomba dance cover. Ia sudah merasa mantap dengan lagunya dan optimis akan menampilkannya dengan luar biasa. Disaat Satou sedang duduk santai, ia melihat seorang cowok dan cewek. Dimana si cowok mengenakan jaket merah dan berambut hitam, si cewek mengenakan baju putih dan berambut pendek sepundak. Satou mendengar mereka seperti menyebut Kanade.

"Si Kanade, ketiduran dia. Jam segini baru berangkat dari Tiran Pangin," ujar si cewek—Layla.

"Yah, udah jam 1... Mau sampai sini jam berapa dia. Belum macetnya di perjalanan," timpal si cowok—Aghata.

Satou berjalan menghampiri mereka berdua dan ikut nimbrung begitu saja.

"Lo pada temannya Kanade?" tanya Satou.

"Iya, lo sendiri siapa?" tanya balik Layla.

Satou tak menjawab, ia langsung to the point, "dia di perjalanan mau kesini?"

"Iya," jawab Aghata.

"Naik bis, ya. Dari Tiran Pangin ke arah Square M ini jalannya macet karena lagi ada pembangunan flyover di daerah Racapon, itu lho yang ada tugu tinggi terus patung orang diatasnya."

"Yah, terus mau sampai disini jam berapa ya. Ngomong-ngomong kok lo bisa kenal Kanade? Kita bahkan nggak tau lo siapa," ujar Layla.

"Gue temannya."

"Kita semua juga tau, masa iya lo nggak berteman tapi tau-tau kenal nama Kanade."

"Iya udah, siniin nomor handphone-nya."

∆∆∆

"Dua, dua, tujuh, dua." Layla menyebutkan nomor handphone Kanade.

Satou sudah menyimpan nomor itu dan sekarang ia sedang mengendarai motornya, melesat menuju daerah Nagwac di perbatasan timur dan selatan kota. Ia sudah berada di daerah Racapon, setengah perjalanan menuju Nagwac. Ia pun menelepon Kanade. 30 detik memanggil, akhirnya telepon itu diangkat.

Halo, angkat Kanade.

"Yo, cebol."

Baru juga nelpon udah ngehina, ini siapa?! Kanade geram duluan.

"Ini—ah! Astaga!" Suara Satou menghilang sebentar, yang terdengar hanya suara deru mesin motor CBR Satou dan suara jalan raya.

Oi? Kanade penasaran.

"Ohh, iya halo halo. Tadi handphone gue hampir jatuh, hahaha..."

Kenapa nggak jatuh sekalian?

"Jahat lo."

Hahahaha... Satou ya ini? Lo ngapain nelepon-nelepon? Dapat nomor ini darimana?

"Kepo lo."

Gue nanya.

"Hai nanya, gue Satou."

Bodo.

BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang