Makna menjulang membawa tiap bulir keheningan
Rasa buaikan tiap langkah tak beraturan
Fikir terperosok dalam jurang yang dalam
Bayang – bayang sirna tertelan kosongnya pandangku
Aku ditelan,
Tuhan..
Kumuohon tolong aku..
Ragaku tak berkutik
Fikirku tercekik
Jiwaku paceklik
Sudah hampir 26 hari aku didera kekosongan
Hati ini hampa,
Hati ini sepi,
Bayang – bayangnya menyepi seolah menyingkir
Bayang – bayangnya memudar seolah hilang
Aku takut,
Aku takut lalu kalut
Aku takut jadi sepi lalu mati
Aku benci sunyi karna aku benci sendiri
Tuhan,
Lebih dari 2/3 umur hidupku aku diinjak,
Aku terinjak,
Aku dibunuh perlahan lalu dibuang,
Jadi jangan biarkan terkekang oleh kosong, Tuhan
Jangan,
Karna aku takut
Aku tak ingin kenal sepi lagi
Aku tak ingin dibunuh lagi,
Tak ingin mati lalu dibuang lagi,
Aku ingin ramai,
Aku ingin mendengar suara – suara
Aku ingin melihat bayang - bayang
Agar tiap tidur malamku jadi tenang.
YOU ARE READING
Disini Ada Luka
PoesiaSemua orang pernah terluka, siapapun. Hanya saja, banyak diantaranya tidak berkesempatan untuk mengungkapkannya. Ingin luka dihatimu dibuatkan sebuah puisi? Bagikan lukamu pada Author melalui inbox atau email : raorsdiana@gmail.com dan nantikan raju...