Part 1

4.4K 236 29
                                    

⏩PLAY

©Pretty Women


"Bukankah kecantikkan seseorang itu relatif" seloroh gadis belia pada sosok lelaki yang menjulang tinggi dan tampan tengah berjalan beriringan.

"Benar. Maka itu aku tidak pernah memilih teman dari segi penampilnya" gumam lelaki itu sembari menatap gadis di sampingnya dengan senyum.

"Andai semua orang sepertimu sunbae?" gumamnya pelan.

Tiba-tiba saja hatinya sakit saat mengingat seseorang, yang telah merendahkannya. Merendahkan bentuk tubuhnya.

Apa hebatnya mereka? Menilai orang dari segi penampilannya.

Percuma saja mereka memiliki bentuk tubuh ideal dan wajah tampan. Jika tutur katanya tidak sebaik wajahnya.

Jujur saja. Ia muak dengan orang seperti itu. Merendahkan orang lain karena mereka merasa hebat dan berkuasa. Hingga mereka dengan bebas merendakan orang lain. Sangat memuakan. Yang pantas disebut rendah itu yang mempunyai mulut kotor seperti mereka. Bukankah itu lebih baik untuk mereka.

"Baiklah Sunbae. Kurasa aku harus pulang sekarang. Maaf tidak bisa membantumu membereskan Bascamp. Aku janji. Lain waktu aku yang membersihkan Bascamp sendirian?"

"Tidak perlu sungkan. Pergilah. Nanti sisanya kuurus." ujar pria tampan disebelahnya.

"Gomawo Sunbae" ujarnya sedikit membukukkan badannya dengan perasaan bersalah dan berterima kasih pada Sunbae-nya di Organisasi yang ia geluti.

Awalnya gadis itu akan ikut andil membersihkan Bascamp bersama Sunbae-nya. Karena memang hari ini jadwal piketnya. Tapi? Ada hal lain yang membuatnya tidak bisa membantu Sunbae-nya itu. Karena ia harus bertemu dengan orang yang sangat ia benci. Pria yang selalu menghina bentuk tubuh dan penampilannya.

Hari paling buruk menurut gadis itu adalah ketika melihat wajah menjijikannya. Bertampang polos seolah tak memiliki dosa apapun. Ingin rasanya mencakar wajah liciknya. Tetapi keberaniannya tak sehebat bualan dari pikirannya.

15 menit, sudah ia habiskan untuk menemui nampeun namja, di salah satu perumahan elit yang berada dikawasan Gangnam. Cukup melelahkan memang berjalan dari pemberhentian Bus yang ia naiki sampai disini.

Membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Sebelum menekan interkom yang ada pada samping gerbang besi dihadapannya.

Beberapa detik,  gerbang itu terbuka dengan sendirinya saat ia menjawab pertanyaan si pemilik rumah melalui interkom canggih yang ada di rumah besar itu.

Mendesis tak kalah ia menganggumi rumah itu. Yang super canggih. Dengan langkah malas ia menuju pintu rumah besar yang menghubungkan isi rumah itu.

"Lama sekali kau datang?! Masuklah. Yang lain sudah menunggumu." sunggutnya dingin lalu melangkah masuk disusul gadis mungil di belakangnya.

"Akhirnya kau datang juga. Kukira kau akan lupa datang kesini?" ujar pria berotot yang tengah memakan snack di tangannya.

"Mana mungkin aku lupa. Jika pria jelek dan suka mengatur tidak akan marah nantinya. Pasti aku tak akan datang?" cibirnya pada seseorang.

"Pria jelek? Kalau tampang Kyuhyun dibilang jelek? Bagaimana denganku?" gumam Eunhyuk pria yadong yang gemar makan pisang. Menatap wajah gadis mungil penuh minat. Menanti jawaban apa yang ia lontarkan.

Sebelum pria penyuka pisang itu mendesis tak terima. Pasalnya jawaban ia lontarkan membuatnya marah.

"Kau pria tua yang berkelakuan mesum dan memiliki wajah seperti monyet." tungkasnya mencemoh Eunhyuk.

Pretty Women [ϲнο κγυнγυи ƒαиƒιϲτιοи]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang