⏯Play
Nana masuk ke dalam rumah saat mobil Kyuhyun pergi meninggalkan rumahnya.
Saat ia berjalan mendekat ke arah ruang tamu. Ia dikejutkan oleh suara berat seseorang yang sangat ia hormati, dari arah dapur.
"Kenapa baru pulang sekarang?"
"Sepulang sekolah, aku langsung mengerjakan tugas kelompok di rumah teman"
"Sudah makan malam"
"Sudah"
"Jika sudah, cepat ganti pakaianmu dan tidurlah. Ini sudah hampir jam 10 malam." ujar Kim Seokjin memperingati sang anak, ayah Nana.
"Ne" Nana membalas perkataan ayahnya dengan singkat dan dingin.
Ia membungkuk sedikit ke arah ayahnya yang tengah membereskan peralatan dapur. Lalu pergi ke kamarnya, meninggalkan ayahnya termenung seorang diri di dapur yang sejak tadi mata tua miliknya tengah memfokuskan diri menatap sang putri kecilnya yang sangat ia sayangi.
Entah, kenapa putri kecilnya yang mulanya sangat manis dan selalu menjawab perkataannya dengan ceria. Berubah sangat drastis. Tidak ada kelembutan sama sekali dalam setiap ucapan Nana terhadapnya. Bahkan matanya saat menatap Kim Seokjin tidak seperti dulu. Dingin, benci, terluka, seakan menjadi satu dalam pancaran mata cokelat milik Nana saat ini.
Meskipun putrinya tidak mengatakan apapun padanya. Ia mengetahui semuanya. Ingat. Mata seorang ayah sangat peka terhadap anak kandungnya yang berubah seratus derajat lebih pendiam dari sebelumnya. Ia mengetahui betul, alasan dibalik kediaman sang anak yang sangat membencinya.
Sudah jelas dari sorot mata sang anak dan ia memaklumi sikap putrinya yang lebih dingin atau seakan tidak menganggapnya ada. Sungguh ia menyesal telah melakukannya.
Seandainya, ia bisa memutar waktu. Ia tidak akan melakukannya.
Seandainya, ia tidak berlaku seperti itu terhadap kedua orang yang ia cintai seumur hidupnya. Pasti keluarga mereka tetap utuh sampai saat ini.
Kata "seandainya" selalu berputar dalam otaknya. Dan inilah hasil yang ia perbuat pada keluarganya yang dulu harmonis menjadi semenyedihkan ini.
"Appa berharap kau mendapatkan lelaki yang lebih baik dari appa, nak." gumam Kim Seokjin sendu saat matanya tidak lepas dari tubuh Nana yang mulai menghilang dibalik anak tangga.
Di arah lain. Lebih tepatnya di kamar atas tempat istirahat seorang remaja yang masih memakai seragam berlogo Annyang High School. Kaki jenjangnya mendekati meja belajarnya yang berada di sudut jendela. Malam ini gadis itu berniat mengerjakan tugas-tugasnya yang belum sempat ia selesaikan tadi di sekolah. Sesuai apa yang ia katakan pada Kyuhyun tadi.
Setelah bokongnya duduk, Kim Nana tidak langsung membuka bukunya. Melainkan ia hanya termenung menatap keluar jendela. Memandang rembulan yang bersinar indah di atas langit.
Malam hari ini tampak cerah sekali. Ia tidak hanya bisa melihat rembulan saja, di atas sana pun terdapat bintang-bintang yang selalu mengindahkan langit yang gelap gulita.
Kim Nana masih memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu. Ketika ia membalas pertanyaan ayahnya dengan nada dingin. Tidak seharusnya ia melakukan seperti tadi. Tetapi mengingat penghianatan yang dilakukan ayahnya pada ibunya di masa lalu, membuatnya tidak bisa memaafkan ayahnya begitu saja.
Gadis itu menghembuskan nafas beratnya sebelum memulai mengerjakan semua tugasnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Women [ϲнο κγυнγυи ƒαиƒιϲτιοи]
FanficSekelompok namja yang berpengaruh dalam bidang apapun dari Kyunghae High School. Empat pria tampan yang selalu digandrungi oleh gadis-gadis di sekolah. Disini bukan menceritakan empat pria tampan itu. Tapi ada cast lainnya yang menjadikan bumbu-bu...