Dua Manusia

126 11 1
                                    


"Kamu? Lagi?"

Kirana berbicara hanya menunduk dan tidak sedikitpun menoleh ke arah suara seseorang yang berada tepat dibelakangnya. Berharap untuk tidak berurusan dengan manusia menyebalkan, ia takut itu hanya akan membuat hari-harinya akan semakin buruk.

"Kamu penyimpan ingatan yang baik rupanya"
"Sudah kuduga."
"Boleh saya duduk bersamamu?"

Belum sempat kirana menjawab, ia langsung duduk tepat didepan Kirana. Kirana yang sedang minum tersedak es teh yang diminumnya karena ia kaget setelah tau manusia menyebalkan itu sudah duduk tepat dihadapannya.

"Sebegitu hausnya?"

Dia adalah manusia paling menyebalkan yang pernah aku temui dimuka bumi ini.
Gumam Kirana dalam hati.

"Maaf, maksud saya kamu baik-baik saja?"
"Iya."
Kirana tetap menunduk berharap manusia itu hilang lenyap terbawa angin.

"Saya tidak memarahimu, mengapa terus menunduk?

Dengan terpaksa Kirana menggerakan kepalanya perlahan menghadap kedepan.

"Sejak kapan matamu terpejam seperti itu?"

Oh tuhan, bodoh sekali, apa yang aku lakukan sekarang? mengapa mataku jadi terpejam? sementara didepanku ada seseorang yang bahkan sama sekali belum aku kenal . Mengapa aku bodoh sekali. Sekarang apa yang harus aku lakukan? membuka mataku? atau berlari? ah tidak hal itu akan membuatku terlihat semakin bodoh. Baiklah tarik nafas, buka mata perlahan-lahan sekali, bersikap tenang seakan tidak terjadi apa-apa.--

"Loh, kemana perginya manusia menyebalkan itu?"

Harapan kirana dikabulkan oleh semesta, benar saja, orang itu hilang dan lenyap terbawa angin. Kirana berfikir, mungkin jika ia membuka matanya lebih cepat satu detik, ia akan melihat sosok manusia yang dianggapnya menyebalkan itu, karena disaat dalam kemacetan Kirana tidak terlalu jelas melihatnya karena manusia itu memakai helm.

Sampai saat ini Kirana belum mengetahui namanya, siapa peduli juga pikirnya. Tetapi ia masih penasaran dengan surat yang diberikan seseorang didalam tasnya. Kirana berfikir surat yang sangat misterius itu tidak mungkin dibuat oleh manusia yang sangat menyebalkan. Tetapi didunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Setelah lama menunggu, jauh dari kantin tempat ia duduk Kirana melihat Nisa yang berjalan dengan dua orang perempuan, lalu ia pergi menghampiri Nisa.

"Nisaa!"
"Yaampun Ana, Daritadi kamu dikantin?"
"Iya, habisnya aku bingung gaboleh masuk, jadinya ya nunggu disini deh"
"Terus kenapa bisa telat?"
"Aku kesiangan, dan banyak deeh! Nanti aku ceritain."
"Huh dasar Kirana Widya Sahastra!"
"Hadir!"
"Hahaha dasar! Ehiya ini kenalin teman-temanku"
"Ehiya aku Kirana, panggil saja ana."

Rani dan Vena, dua orang teman Nisa yang sekarang juga menjadi teman Kirana. Keduanya baik dan cantik, tidak heran banyak lelaki yang sedang lewat sementara matanya tertuju pada dua orang ini. Diantara mereka berempat hanya Vena yang jurusannya Kedokteran.

Tidak lama kemudian Rani pamit pulang karena ada acara keluarga, sementara itu Vena juga pamit karna ada kelas. Sekarang hanya ada Nisa dan Kirana.

"Kirana, kamu gabawa tas?"
"Yaampun tasku! Sebentar ya Nisa!"

Kirana bergegas menuju ketempat ia duduk tadi, ia berharap semoga tasnya tidak hilang dan lenyap terbawa angin seperti manusia menyebalkan itu. Kirana terus teringat dengan manusia menyebalkan itu bahkan saat-saat seperti ini.

"Gimana? Udah ketemu? Ada yang hilang ga?"
"Sudaah, untung tidak ada yang hilang"
"Syukurlah. Yasudah lain kali jangan ceroboh ya Ana ku sayang. yuk kekelas sedikit lagi masuk"

Biar Aku SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang