Hari berlalu begitu cepat, rutinitas Aisyah di sekolah kian padat belum selesai satu tugas, tugas yang lain sudah menyusul.
Aisyah begitu seriusnya mengerjakan tugas akuntansi yang di berikan Bu Bulqis guru ekonominya. Hari ini beliau tidak masuk dan hanya memberikan tugas. Alih-alih bergosip ria, tidur dan makan seperti teman-temannya yang lain, Aisyah lebih memilih untuk mengerjakan tugas yang di berikan Bu Bulqis.
Aisyah sesekali menyeka keringatnya, salah hitung sedikit dia harus kembali memulai dari awal. Akuntansi memang begitu rumit, tetapi entah mengapa Aisyah menyukainya.
Bu Bulqis selalu memuji Aisyah karena kecerdasannya. Dia selalu aktif dalam diskusi dan menguasai materi yang akan dia ajarkan.
"Aisyah, untukmu." Fokus Aisyah beralih kepada semangkuk bakso dan segelas es teh yang sudah ada di mejanya.
Megan yang sibuk menyalin tugas yang dikerjakan Aisyah, melihat Fadlan yang tersenyum ke arah Aisyah "Ciee, Fadlan perhatian banget sama Aisyah" pipi Aisyah memerah.
"Apaan sih Megan, nggak boleh gitu" Aisyah menatap Megan sebentar "Nggak usah Fadlan, kamu makan aja baksonya. Aku bawa bekal kok" ucap Aisyah mendorong mangkuk bakso yang di berikan Fadlan "Terima kasih ya sebelumnya, nggak apa-apa kan kalau aku nggak makan?"
Megan sangat gemas dan ingin mencubit pipi Aisyah, sahabatnya ini kelewat polos, bodoh atau gimana sih? Jelas-jelas sikapnya itu menyakiti Fadlan, tapi dengan entengnya dia berkata nggak apa-apa.
Fadlan mengangguk "Nggak apa-apa kok Syah" jawab Fadlan "Kalau Megan bawa bekal?" Ucap Fadlan yang kini bertanya pada Megan.
Perempuan berwajah blasteran Indonesia dan Jerman itu menyengir "Bawa sih, tapi nggak apa-apa. Nanti istirahat kedua baru bekalnya aku makan. Sekarang makan baksonya dulu karena masih hangat." ucap Megan tersenyum.
"Aku ke kelas dulu yah Aisyah" pamit Fadlan. Fadlan merupakan anak IPA, dia pintar dan masuk ke kelas unggulan. Para guru sangat menganak emaskan Fadlan, apapun lomba yang diikutinya pasti akan mengharumkan nama sekolah karena dia akan keluar sebagai juara satu.
Jika Aisyah adalah murid tercerdas di kelas XII IPS, maka Fadlan adalah murid tercerdas di XII IPA. Kali pertama mereka kenal pun karena mereka menjadi utusan sekolah untuk mengikuti kompetisi debat nasional, melihat Aisyah yang sholehah dan cerdas tentu saja membuat lelaki itu menyukai Aisyah. Jika, perempuan lain sibuk tebar pesona dan memoles wajahnya dengan make up, Aisyah berbeda. Wajahnya bercahaya dan adem tanpa polesan apapun.
Aisyah mengerjapkan matanya "Iya Fadlan, silakan. Aku nggak melarang kok" ucap Aisyah, setelah Fadlan berlalu barulah Megan mencubit kedua pipi Aisyah sampai memerah.
"Megan sakit tahu" Aisyah mengusap bekas kejahatan Megan
"Aku salah apa?" Ucap Aisyah polos tidak menyadari kesalahannya.
"Salahmu karena kelewat polos." Enggan meladeni Megan, dia memilih untuk melanjutkan tugasnya yang sebentar lagi akan selesai.
***
Bel pulang berbunyi, entah mengapa suara itu seperti nada-nada lagu yang indah bagi murid-murid SMA Internasional Islamic School.
Di sekolah ini murid-muridnya di ajarkan bahwasanya ilmu agama lebih penting daripada mata pelajaran lainnya, seperti namanya sekolah ini khusus untuk murid-murid yang beragama islam dan semua murid wanita di wajibkan mengenakan jilbab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Teduhmu [ SELESAI ]
Romansa"Aisyah, kakak ingin Menjadi Teduhmu, tempat kau bercerita selain Allah. Maukah kamu menjadi istriku?" Adnan seorang dokter umum yang menyimpan cinta diam-diam kepada gadis polos seperti Aisyah, cinta pertama yang selalu ada di dalam do'a-do'anya. A...