4. Pengakuan Fadlan

8.7K 472 15
                                    

Jam tiga dini hari Adnan terbangun dari tidurnya. Astaga dia lagi-lagi ketiduran di Rumah Sakit. Sudah dua hari ini dia tidur di Rumah sakit dan tidak pulang ke rumah karena padatnya jadwal operasi yang harus dia kerjakan.

Adnan segera bergegas menuju mushalah dengan kemeja berwarna putih yang masih melekat di tubuhnya, para suster dan dokter wanita yang sedang dinas malam, mencuri pandang melihat Adnan yang tetap tampan meski baru bangun tidur. Mereka seperti melihat pemandangan yang menyejukkan di dini hari, kantuk mereka hilang seketika, lelahnya dinas malam seolah hilang seketika. Pesona Adnan memang tidak ada habis-habisnya

Sesampainya di mushalah lelaki itu bergegas berwudhu dan melaksanakan sholat tahajjud dan mulai bermunajat kepada Allah. Karena shalat tahajjud ibarat panah yang tepat sasaran.

"Ya Allah, bukankah Cinta bukan berarti kita selalu berada di sisi orang yang kita cintai. Tapi cinta itu adalah tatkala kita berada dalam hati orang yang kita cintai." Ucap Adnan dalam do'anya.

"Ya Allah, hamba mohon ampunanmu, karena telah menempatkan Aisyah di dalam hatiku sebelum waktunya, aku mencintainya."

"Tetapi Ya Allah cintaku kepada-Mu jauh lebih besar dari cintaku kepadanya" Tetesan air mata jatuh dari pipi Adnan, dia takut, takut jika saja cintanya kepada Aisyah lebih besar daripada cintanya kepada Sang Maha pemilik cinta. Bukankah salah satu penyebab seseorang meninggalkan Allah adalah cinta? Cinta kepada Hamba yang melebihi rasa cinta kepada Tuhannya.

"Ya Allah aku mencintai hamba-Mu, tetapi jika cinta ini membuat hamba jauh kepadamu maka hilangkanlah cinta ini.

Jika Engkau ridho, walaupun penantian ini begitu lama, tolong ridhoi hamba untuk segera menghalalkannya agar rasa cinta ini hadir tanpa adanya zina."

***

Kesibukannya di kelas tiga akan segera berakhir. Rasanya Aisyah juga ikut sedih mengingat dia akan berpisah dengan sahabat-sahabatnya di Sekolah menengah ini. Seragam putih abu-abunya akan menjadi kenangan selama dia bersekolah.

"Syah, boleh minta tolong nggak?" entah hal apa yang membuat Salsa Widiayu Lestari meminta tolong kepada Aisyah yang merupakan salah satu musuhnya, perempuan yang paling dia benci karena membuat Fadlan tidak memperhatikannya sama sekali.

Aisyah menggigit bibirnya, pasalnya bukannya su'udzon tetapi dia masih ingat persis bagaimana perempuan serta geng dihadapannya ini menaruh minyak di depan pintu kelasnya yang mengakibatkan Aisyah jatuh.

"Minta tolong apa?" Tanya Aisyah ragu-ragu.

"Kamu kan anak PMR, Uli anak IPA 3, pinsan dan nggak ada orang di UKS, aku takut terjadi apa-apa." Aisyah mengangguk dan mengikuti Salsa dan anggota gengnya ke UKS.

"Dia di sana" tunjuk Salsa ke ranjang uks yang tertutup tirai. Dengan langkah ragu-ragu Aisyah berjalan ke sana. Betapa kagetnya dia melihat Tio yang sedang bertelanjang dada.

"Aaaarrrgggh" Aisyah berteriak dan segera berlari tetapi pintu UKS terkunci, perempuan itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sedangkan, Tio, lelaki itu malah menghampiri Aisyah.

"Kok perempuan paling sholehah di sini doyan ngintip sih? Duh, harusnya bilang dong kalau kamu tertarik sama aku. Kita kan bisa booking kamar hotel" Ucap Tio sarkas membuat Aisyah menggeleng.

"Aa...ku nggak tahu kalau ada kamu" ucap Aisyah dengan keringat yang membasahi keningnya, air mata sudah jatuh di pipinya.

Menjadi Teduhmu [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang