~ FIVE ~

627 59 37
                                    


Sunggyu langsung tertidur begitu sampai di Hotel tempat mereka mengadakan pernikahan. Woohyun sendiri hanya tersenyum dan tak jadi membangunkan Sunggyu untuk membicarakan soal persiapan pernikahan. Woohyun kembali ketempat ibunya yang sedang minum teh.

"dia tidur, sepertinya kelelahan"

"kalau begitu biarkan saja. Dekorasinya seperti rencana awal eomma dan Sunggyu saja. Dia ingin nuansa putih kan?"

"baiklah, kamar untuk tamu undangan mulai besok juga sudah siap. Lagi pula kenapa sih, kalian tidak mau mengadakan resepsi pernikahan juga?"

"Sunggyu tidak mau eomma"

"rekan bisnis eomma dan rekan bisnismu banyak yang mengirim ucapan sejak kemarin sebelum kalian datang. Eomma kan tidak enak kalau tidak mengundang mereka"

"mau bagaimana lagi"

Woohyun lalu menyenderkan tubuhnya matanya menatap keluar jendela kaca yang memperlihatkan dengan jelas suasana malam yang tenang di pulau kecil nan indah itu.

"semalam, aku juga bermimpi. Kibum datang padaku, dia bilang kalau dia sangat senang dan bahagia, entah karena apa"

"itu artinya, mendiang istrimu itu setuju kau menikahinya"

"aku harap begitu"

Wanita paruh baya itu lalu menatap Woohyun dengan serius.

"Tapi eomma sempat mendapat laporan dari beberapa orang yang mengamankan lokasi ini, kalau beberapa waktu lalu ada orang mencurigakan"

Woohyun mengerutkan dahinya. "maksud eomma?"

"entahlah, orang tersebut seperti mengamati hotel ini sangat lama, lalu pergi setelah kalian datang"

"tapi eomma sudah menutup hotel ini untuk tamu selain tamu undangan kami kan?"

"tenang saja, hotel sudah streil mulai hari ini. Mulai besok tamu yang datang hanya boleh masuk jika menunjukkan kartu undangan saja"

"pegawai? Tolong besok pagi suruh manajer hotel untuk mengabsen seluruh pegawai agar tidak ada orang yang menyelinap menjadi pegawai hotel"

"hmm... gurae, memang ada apa?"

"aku curiga itu Boohyun?"

"tapi bagaimana kau bisa seyakin itu?"

"Boohyun tetaplah Boohyun eomma, dia licik dan menjijikkan. Aku tahu sifatnya, jika belum mencapai tujuannya dia akan terus melakukan berbagai cara agar tujuannya tercapai"

"kau yakin Boohyun mengejar kalian sampai kesini?"

"meski tidak melakukan apapun, dia jelas mengawasi kami. Terlebih Sunggyu adalah target utamanya"

Wanita paruh baya itu menepuk pundak Woohyun. "kali ini eomma juga tidak akan diam jika terjadi sesuatu pada kalian. Perempuan itu sudah membuat appa-mu buta akan segalanya. Bahkan dia harus mati di tangan perempuan itu"

"eomma sudahlah"

"harusnya keluarga kita tidak sekacau ini, hyun. Semua karena kebodohan appa-mu"

"sampai kapanpun eomma tidak akan bisa menerima mereka, hyun. Mereka juga berniat merebut hak-mu. Kenapa kau diam saja seperti orang bodoh, istrimu juga meninggal gara-gra putra perempuan sial itu!"

"aku tidak diam, eomma. Aku tidak bodoh seperti appa. Woohyun janji akan menghukum mereka."

Woohyun dapat melihat dengan jelas raut kebencian ibunya. Ibunya jelas kecewa pada ayahnya karena sudah menghianatinya dengan membawa perempuan lain tinggal di rumahnya. Setiap hari ibunya bahkan harus tersenyum palsu dan bersikap mesra pada ayahnya seolah tidak terjadi apapun ketika berada di luar rumah. Padahal hatinya terasa sangat sakit. Keluarganya tidak lebih hanya keluarga palsu.

Before Another Dream (done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang