~ SIX ~

703 61 50
                                    


Nafas Woohyun tersenggal-senggal. Dia lalu menelan ludahnya dan mencoba mengatakan sesuatu pada Sunggyu.

"kenapa kau kesini?" tanya Sunggyu dengan wajah pucat pasi.

Woohyun hanya menggelengkan kepalanya. "jangan lakukan itu, gyu-ya"

Air mata Sunggyu pun jatuh perlahan, bibirnya memucat karena cuaca yang dingin.

"aku tidak percaya lagi dengan dunia ini. Semua orang jahat!" teriak Sunggyu yang saat itu sudah berdiri atap gedung yang sangat tinggi.

"percayalah padaku, kau tidak perlu mempercayai orang lain tapi cukup percayalah padaku, gyu. Kumohon turunlah, itu bahaya"

"aku percaya padamu, hyun. Maka dari itu, kumohon jagalah Donghyun dan Hyunmi dengan baik"

Air mata Woohyun mengalir perlahan saat kaki Sunggyu mulai melangkah mundur.

"selamat tinggal Nam Woohyun, saranghae"

"ADWEEEE!!!"

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba seseorang memanggil-manggil namanya. Dan begitu dia membuka matanya dia baru sadar bahwa dia tengah duduk di samping ranjang tempat Sunggyu dirawat.

"kau mimpi buruk?"

"gyu, kau sudah sadar?!" Woohyun mencoba mengatur nafasnya. Dadanya terasa begitu sesak.

Ya, untung itu hanya mimpi. Tapi mimpi yang sangat buruk sehingga membuatnya tidak ingin tidur lagi.

"apa kau baik-baik saja, butuh sesuatu, haus?"

Sunggyu yang di tanyai justru hanya menatap bingung. "justru seharusnya aku yang bertanya, apa kau baik-baik saja?"

"kenapa kau masih sempat mengkhawatirkanku? Seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri"

Sunggyu tersenyum melihat Woohyun yang memarahinya. Itu sedikit lucu dan juga membuatnya menyesal karena pasti lagi-lagi dia membuat semua orang khawatir.

"mianhae"

"sudahlah, tidak ada gunanya aku marah padamu. Tapi kenapa kau pingsan?"

"entahlah"

Woohyun pun menarik nafas cukup dalam untuk meredam rasa emosionalnya.

"tidurlah, aku akan bicara dengan dokter"

***

Sunggyu lagi-lagi mengalami gangguan pada mentalnya yang kemungkinan ada hubungannya dengan trauma masa lalu. Dokter bilang untuk tidak membuat Sunggyu berhubungan dengan pemicu traumanya. Dokter juga menyarankan agar Sunggyu memiliki kesibukan yang menyenangkan atau pergi berlibur dan juga selalu rajin terapi.

Woohyun hanya melangkah menuju ruangan Sunggyu dengan pikiran yang kacau. "kenapa bisa sampai traumanya muncul?" itulah yang selalu menjadi pertanyaan di pikiran Woohyun.

Sementra dia bingung, dia juga tidak bisa menanyakan hal itu secara langsung pada Sunggyu. Itu sama saja membuat trauma Sunggyu kambuh.

"oppa!" teriak Sungjong yang sedang berlari menghampiri Woohyun.

"kenapa kau tidak memberitahuku sejak tadi siang? Lalu sekarang dimana eonnie?"

"anak-anak, bagaimana?"

"sepulang sekolah mereka les piano seperti biasa. Aku hanya menemani mereka sejak tadi sore. Hyunmi dan Donghyun sudah tidur saat aku tinggal tadi. Mereka juga tidak tahu kalau eomma-nya di rumah sakit"

Before Another Dream (done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang