20. Just Smile (2)

322 24 2
                                    

"Kalau kita ketahuan, gimana?" Ayu memandang was-was pintu ruang kesehatan pada sekolahnya.

"Ketahuan apa? kita kan cuma beresin ini." Daniel mengangkat botol-botol obat tepat di depan wajah Ayu "Kamu mikir apaan? Hayoo??"

Ayu melempar bantal bersarung putih tepat di wajah Daniel "Kamu juga yang bilang kita mau pacaran."

"Ya, artian pacaran kita kan cuma bicara empat mata, nggak yang lain-lain. Jadi, kalau ketahuan pun kita bisa bilang kalau lagi nyusun obat."

Ayu memandang botol obat yang berada di tangan Daniel, sejak tadi Daniel hanya menyusun obat pada kotak p3k dan kemudian mengeluarkannya berulang-ulang kali.

"Terserah lah." Ayu memeluk lututnya sambil memandang Daniel yang masih saja sibuk dengan kegiatan yang ia ciptakan sendiri.

"Ambil." tiba-tiba Daniel menyodorkan kantong kresek berwarna hitam dari dalam tasnya "Kita gak usah kantin, kamu sarapan itu, gak masalah kan?"

Ayu mengernyit bingung dan terkekeh geli ketika melihat isi dari kantong di tangannya "Case ponsel?" Ayu memandang teliti sarung ponsel ditangannya yang berwarna putih dengan gambar Minnie mouse di pojok bawah kanan.

Daniel mengangguk antusias dan menunjukkan ponsel dari saku celananya dengan semangat "Ini, kita couple." jawabnya dengan senyum sumringah. Daniel memakai Case yang sama dengan Ayu, hanya saja berwarna hitam dengan gambar Micky mouse di pojok kiri. Ayu mendekatkan ponselnya dengan milik Daniel dan makin terkekeh geli setelahnya. Jika di dekatkan maka akan terlihat Micky dan Minnie yang berciuman.

"Kenyang banget, ya." goda Ayu, Ayu memakaikan Case pada ponselnya dan makin tertawa kemudian.

"Seneng banget ya beri Case." ucap Daniel berhasil membuat Ayu mengatupkan mulutnya, baru sadar dia terlalu banyak membuka mulut untuk tersenyum tadi "Aku cuma bercanda, kok."

"Ini." Daniel memberikannya lagi, satu buah kantong kresek berwarna putih "Buka." ucap Daniel lagi, Ayu tersenyum penuh arti, membayangkan hadiah kedua apa yang kini telah Daniel siapkan untuknya.

"Roti?" Ayu mengernyit bingung ketika sudah melihat isi dari kantong kresek.

"Iya, kamu harus sarapan nanti pusing kalau gak makan."

"Makasih." Ayu membuka bungkus plastik bening pada roti yang Ayu ketahui merek terkenal itu. Roti dengan toping kacang almond dan cream. Ada dua. "Ini.." Ayu menyodorkan satu roti yang belum ia buka "Kamu juga makan."

Daniel menggeleng pelan sambil tersenyum "Aku beliin untuk kamu, kamu yang makan."

Tangan Ayu menggantung di udara, Ayu terdiam sejenak dan merasa sangat aneh jika hanya memakan roti itu sendiri "Kita bagi dua, masing masing seper-dua." ucap Ayu, Daniel tak bisa menahan senyumnya saat melihat Ayu dengan susah payah memotong Roti dengan bungkus Roti untuk meng-alas tangannya.

"Belepotan.." Ayu memandang sedih roti yang sekarang sudah hampir habis topingnya, melekat pada plastik "Maaf.."

"Bukan toping yang ngisi perut biar kenyang, tapi rotinya."

"Ayo, makan." Ayu mengangguk dan memberikan setengah Roti di tangannya pada Daniel.

Daniel memandang Ayu dalam diam, sambil menahan senyum karena bahkan Ayu tak sadar bahwa dia sedang di perhatikan. Ayu makan dengan lahap.

"Aku mau tanya deh." ucap Daniel, Ayu berhenti dari kegiatannya memasukan roti ke-mulutnya.

"Tanya apa?"

"Kenapa kalau kita makan pasti kenyang?"

Ayu mengernyit, tak mengerti dengan pertanyaan aneh yang Daniel berikan "Aneh pertanyaan mu."

Senior Of High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang