Why could it be?

36 19 27
                                    

Pagi ini aku disambut dengan cerahnya sinar matahari. Aku mengecek ponselku. Benar dugaanku, Dean pasti mengirimku pesan. Aku masih merasa kesal dengannya.

Dean Renanda

Lian
Na

Ya?

Masih marah?

.
Ngapain juga nanya, jelaslah gue masih kesel, ujarku dalam hati.
.

Ga

Jangan ngambek dong ;)
Gue jemput lo sekarang
Tunggu

Ya

Aku pun segera mandi siap-siap untuk sekolah. Setelah beres, aku sarapan dengan roti dan telur.

Tak lama Dean pun datang.

"Bu, aku berangkat sekolah bareng temen." ucapku pada ibu sambil menyalami tangannya.

"Ya sudah kalau gitu, hati-hati kak."

"Iya bu."

Aku keluar rumah dan melihat Dean sedang menatapku dengan sebuah senyuman. Aku menghampirinya.

"Pagi Lian." sapanya.

"Pagi." jawabku datar.

"Lian coba senyum deh, ga enak liat lo cemberut." ujarnya.

Aku pun berusaha menutupi wajahku, dan ya sepertinya wajahku memerah.

"Udah ah apaan sih, yuk berangkat tar kalau telat gue salahin lo." aku mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah deh, yuk!"

Kami dijalan tak banyak bicara. Aku hanya heran apa maksudnya Dean mendekatiku, atau ini hanya perasaanku saja.

Terhanyut dalam pikiran itu, tak sadar kalau kami sudah sampai di sekolah.

"Lian, lo masih pengen nempel sama gue?" tanyanya membuatku sadar.

"Ih geer banget sih lo. Btw thank you so much." ujarku sambil pergi menjauh.

"Pulang bareng ya, Lian!" teriaknya.

Aku tidak menghiraukannya. Aku segera menuju kelasku.

Pelajaran pun dimulai dan aku memperhatikan pelajaran tersebut dengan fokus.

...

Friska mengajakku dan Ayla ke kantin. Kami memesan makanan seperti biasa dan setelah makan kami biasanya membicarakan berbagai topik. Sampai..

"Guys, tau ga? Mau tau kan? Pasti pengen tau, gue mau cerita." ujar Friska.

"Paan sih lo gajelas." balas Ayla.

"Tau nih anak dari kemaren." ucapku.

"Tuh liat anak cowo disana." tunjuknya pada anak cowo yang sedang berdiri membelakangi kami dari kejauhan.

Boy or Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang