Liana pov
Kami berada di kantin.
"Guys, gue mau cerita." ujarku pada mereka.
"Cerita apa Li?" tanya Friska.
"Gue tuh udah 4 hari diantar-jemput sama Dean."
"Cieeee si Dean deketin lu lagi hahaha" ledek Ayla.
"Ohhh gitu cieee pantes sekarang jarang pulang bareng kita. Btw Dean emang siapa Li?" tanya Friska.
"Dia temen smp gue." jawabku.
"Yang mana sih orangnya?" tanyanya.
"Lu sih ga bakal tau haha." ucap Ayla.
"Yah gue ga tau." ucap Friska sedih.
"Tar juga dia ke kelas kok pulang sekolah." ucapku.
"Jadi penasaran hahaha." ujar Friska.
"Dah ah yuk ke kelas." ujarku.
Kami segera menuju kelas. Tak biasanya kami melewati koridor kelas 12. Dan tak kusangka aku melihat Dean dari jauh. Kulihat dia sedang mengobrol dengan 2 anak cowo sepertinya kakak kelas. Kupikir dia melihat ke arahku, dan benar dugaanku dia tersenyum padaku sambil mengedipkan mata. Jelas saja itu membuatku geli. Akupun tertawa geli. Kemudian aku melihat 2 anak cowo itu tersenyum pada kami.
Kami melewati mereka setelah jauh, kemudian Ayla menyenggolku dan berbisik.
"Ciee Dean senyum ke lo ehemmm." bisik Ayla.
Tak lama Friska tiba-tiba menyenggol lenganku dan Ayla.
"Eh lo kenapa lagi?" tanyaku.
"Tau ga sih disitu ada cowo yang gue suka." ucapnya tiba-tiba.
"Diantara mereka bertiga?. " tanya Ayla.
"Iya, btw mereka kakak kelas bukan?" tanya Friska.
"Ada sih yang seangkatan sama kita si Dean." ujarku.
"Eh iya lo ga nunjukin ke gue doi lo." ucap Friska sebal.
"Nanti aja, pulang sekolah tuh liat Dean pasti ke kelas gue." ucapku.
"Akhir-akhir ini sih gue disuruh langsung balik kalau udah pulang sekolah. Gue mau bantuin ibu di warung." ujar Friska.
"Yahhh lo sih kalau gitu ga bakalan liat doinya Lia yang mana. Pokoknya dia tuh sekarang really like a prince." ujar Ayla bangga.
"Ah bahasa lo Ay lebay deh." ujarku sambil mencubit Ayla.
"Btw kayanya Bu Jeni udah masuk deh." ujar Ayla.
"Eh guys iya! Ayo cepet!" ujarku.
Kami pun segera berlari menuju kelas dan benar dugaan kami. Bu Jeni sedang mengajar, ya sudah kami tidak bisa apa-apa. Dulu kami sepakat dengan Bu Jeni apabila kami telat masuk kelas, kami tidak diperbolehkan masuk hingga pelajarannya selesai.
"Yaahh gawat kita bakal diabsen nih." ujar Friska.
"Dah lah gapapa, baru kali ini doang kok." ujarku.
"Yaudah lah jangan disini. Mending kita ke taman belakang aja, kan bagus tuh." ucap Ayla.
"Hm bener juga sih." ucap Friska.
"Ayo guys." ucapku.
Di sekolah kami memang memiliki taman. Letaknya berada dekat perpustakaan, walau begitu taman ini tidak terlalu sering dikunjungi. Jadi ya tamannya sih lumayan bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy or Best Friend
Teen FictionBukan sahabat namanya, kalau belum pernah suka sama orang yang sama. Aku ga nyangka harus ada di posisi ini. Kalau disuruh memilih, apa yang harus kupilih. Cowo yang kusuka atau sahabat?