Delapan

17 6 10
                                    

Matahari sembunyi saat gelap
Bulan pergi meninggalkan terang Sedangkan Aku hilang dalam rasa cinta -Adrian

"Aduh maaf ya gue gak sengaja, soalnya gue lagi buru-buru takut terlambat." Valen meminta maaf sambil membangunkan wanita yang ada dihadapannya saat ini.

"Ah iya gak apa-apa." Wanita itu bangkit berdiri lalu menghadapkan wajahnya ke arah Valen.

Betapa terkejutnya Valen ketika ia sadar bahwa wanita yang ada dihadapannya saat ini adalah wanita yang pernah duduk satu meja dengan Adrian di kantin.
Perasaannya saat ini tidak jelas arah, atau bisa di bilang campur aduk.

"Hei!!!" Wanita itu memanggil Valen yang sedang melamun, entah memikirkan apa ia tidak tahu tapi yang jelas wajahnya sangat aneh.

Berulang kali wanita itu memanggil Valen tetapi gadis itu tak menggubrisnya, hingga panggilan yang ke-5 kali Valen sadar dari lamunannya.

"Ah iya kenapa?"

"Gue balik ke kelas duluan ya"

"Ya udah, oh iya sebentar dulu gue mau tanya nama lo siapa?" Rasa penasaran Valen sudah tidak bisa ditahan lagi, tanpa ragu ia langsung menanyakan nama wanita itu.

"Nama gue Vania Alexandra."

Oh jadi namanya Vania ya ya ya ucap Valen dalam hati agar tidak diketahui oleh sang empunya nama.

"Kenalin nama gue Angelika Valencia." Valen mengulurkan tangannya ke arah Vania.

"Ya udah gue duluan ya." Vania pergi meninggalkan Valen.

Valen melihat ke arah jam, refleks mulutnya ternga-nga karena terkejut. Bisa-bisa Valen mati mendadak karena terlalu sering terkejut.
Valen sudah telat dan dia harus cepat-cepat pergi dari tempatnya saat ini, kalau tidak saat di kelas nanti dia pasti akan di hukum.
Dengan kecepatan penuh Valen berlari sekencang mungkin dan sehati-hati mungkin agar kejadian tadi tidak terulang kembali.

***

Dugaan Valen benar dia pasti di hukum, tepat saat gadis itu sampai di depan kelas, guru yang mengajar di dalam kelasnya keluar dan memberikan konsekuensi pada gadis itu karena datang ke sekolah tidak tepat pada waktunya.
Gadis itu di hukum berdiri di hadapan tiang bendera dengan kertas yang bertuliskan 'saya berjanji tidak akan terlambat datang ke sekolah lagi' yang di berikan seutas tali rapia dan menggantung di lehernya.

Berjam-jam gadis itu berdiri menahan panasnya terik matahari siang, keringatnya sudah bercucuran kemana-mana sehingga membuat bajunya sedikit basah, wajahnya sudah pucat tetapi masih terlihat cantik.
Valen sudah tidak tahan lagi, tetapi apalah daya dia tidak bisa pergi dari tempat itu begitu saja jika dia pergi maka gurunya akan menambah hukumannya lagi dan Valen tidak menginginkan itu.
Ia juga tidak mungkin jika harus pingsan di tengah-tengah lapangan tanpa penghuni, gadis itu hanya bisa berdoa pada Tuhan dan menahan rasa sakitnya saat ini.

BRUKKKKK..... semua berubah menjadi warna hitam.

"Aduh kepala gue sakit banget sih." Gadis itu meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"Akhirnya lo siuman juga."

"Emang tadi gue kenapa?"

"Tadi tuh lo pingsan dilapangan, nah pas banget gue lewat depan lapangan terus gue liat lo udah tidur-tiduran tuh dilapangan."

"Ih masa iya gue tidur-tiduran di tengah-tengah lapangan, ohiya makasih ya Fan udah mau nolongin gue." Ujar gadis itu sambil tertawa kecil.

STORY OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang