14

277 46 5
                                    

"Apa?! kau menyerah dan ingin berhenti begitu saja? Lee Jeno kau tidak bisa melakukan itu" ucap Jaemin dengan lantang hingga membuat seluruh isi kelas menatapnya.
Bersyukurlah saat ini sedang jam kosong,jadi tidak ada guru dikelasnya.

"Kenapa tidak?" tanya Jeno.

"Kita kan sudah membuat kesepakatan,kau mau aku melarang Lami menemui mu?" ancam Jaemin.

"Kalau begitu lakukan saja,aku tidak peduli"

"Apa?!"

"Sudahlah Jaem,jangan terlalu memaksa Jeno,dia kan sudah menyerah" timpal Renjun.

"Tidak bisa begitu Ren—

"—Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang melakukannya" Renjun memotong ucapan Jaemin.

"Apa?"

"Kenapa tidak kau saja yang mendekati Hina?" Renjun meralat ucapannya.

"Aku tidak bisa" balas Jaemin.

"Kenapa? Kau takut?" timpal Jisung.

"Takut? Jangan bercanda,kenapa aku harus takut?" balas Jaemin lagi.

"Karna kau seorang pecundang" timpal Jisung.

"Pria sejati tidak akan menyakiti seorang gadis,apalagi membalas dendam tanpa alasan yang jelas"

"Aku hanya mengutip dari buku" Jisung menunjukan buku yang ia pegang lalu menaikan sebelah alisnya.

Jaemin terdiam,ucapan jisung benar,Jaemin tidak punya alasan yang jelas untuk membenci Hina apalagi untuk balas dendam,Jaemin hanya sedikit kesal pada gadis itu tapi kenapa dia harus melakukan hal sejauh ini?

***

"Koeun-ah kau tidak apa-apa?" tanya Mark sedikit khawatir,Koeun hanya mengangguk.

Mark lalu berjongkok didepan Koeun,perlahan tangannya bergerak untuk mengangkat rok seragam Koeun,membuat gadis itu sedikit terkejut dan menahan tangan Mark.

"Maafkan aku" Mark menyingkirkan tangan Koeun perlahan,

"Sudah ku duga" Mark menghela nafas lalu mengambil plester yang sempat ia beli beberapa menit lalu sebelum menghampiri Koeun.

flashback

mark's POV

"Mark pelankan motornya!!"

"Apa Eun? aku tidak dengar" teriakku seraya menambah kecepatan motorku,membuat pegangan Koeun semakin erat.

"Ma—

"Yak Lee Minhyung!!"

sreet
brakkk

aku membanting stir motorku kearah pinggir jalan hingga membuatku dan Koeun terjatuh.

jujur saja ini pertama kalinya aku membawa motor dengan kecepatan diatas rata-rata,aku terlalu bersemangat mengerjai Koeun dan terlalu senang karna dipeluk olehnya,hingga aku tidak sadar jika ada kendaraan lain tengah berhenti dihadapanku,syukurlah aku tidak menabraknya walaupun akhirnya aku dan Koeun lah yang jadi terjatuh,tapi aku beryukur karna kami tidak terluka parah walaupun sebenarnya lengan kananku agak sakit karna sempat aku gunakan untuk menahan motorku agar tidak menindihku ataupun Koeun.

tapi berkatku,Koeun jadi terluka sekarang.

Untunglah tempat kami terjatuh dekat taman,jadi aku menyuruh Koeun untuk duduk disana sementara untuk membeli obat untuk mengobatinya,sayangnya aku hanya menemukan plester,tapi setidaknya itu lebih baik daripada membiarkan luka Koeun tanpa mengobatinya

flashback end

"Apa ini sakit?" tanya Mark,Koeun mengangguk pelan.

"Tahan sebentar,aku akan mengobatinya" ucap Mark,lalu meniup pelan luka pada kaki Koeun,sebelum akhirnya menempelkan plester yang ia pegang.

"Step terakhir...

chu~

Mark mencium jarinya lalu menempelkan pada luka Koeun.

"Ini akan mempercepat penyembuhannya"

"Apa tanganmu juga terluka?" tanya Mark.

"tid—

Belum sempat Koeun menyelesaikan ucapannya Mark sudah lebih dulu berdiri dan duduk disebelahnya,lalu menarik lengan Koeun untuk melihat apa ada luka disana atau tidak.

"Ini yang kau bilang tidak?" Mark menunjukan luka dibagian siku Koeun.

"Itu hanya sedikit tergores" balas Koeun,Mark menggeleng pelan lalu mengusap poni Koeun gemas,Koeun pun hanya diam diperlakukan seperti itu oleh Mark.

"Kau sendiri,apa tidak ada yang luka?" tanya Koeun,Mark menggeleng.

"Apa kau mengkhawatirkan ku?" tanya Mark namun Koeun hanya diam,Mark hanya menghela nafasnya seraya tersenyum.

"Aku tidak apa-apa,tapi sepertinya aku tidak bisa mengemudi lagi,aku akan mencarikanmu taxi,kau tidak apa-apa kan pulang dengan taxi?" Mark kembali menatap Koeun lalu tersenyum.

"Harusnya aku tau kau pasti tidak apa-apa,kau kan selalu melakukan semuanya sendiri" ucap Mark,dan detik berikutnya ia segera menghentikan sebuah taxi untuk Koeun.

***

Koeun's POV

"Hati-hati ya" ucap Mark lalu menutup pintu taxi yang aku naiki.

Entah mengapa aku merasa Mark sedikit berubah,dia seakan terus menyindirku.

Aku tau,aku selalu menolak bantuannya dan merasa selalu baik-baik saja,tapi aku melakukan itu karna tidak ingin menyusahkan siapapun,aku tidak bermaksud untuk tidak menghargai bantuannya.

"bisa aku minta bantuanmu?"
"maaf eun aku sibuk"
"bisa kau bantu aku untuk—"
"bukankah kau bisa melakukannya sendiri?kau ini bukan lagi anak kecil"
"maaf bisakah kau membantuku untuk me—"
"maaf tapi aku sibuk"

"sebenarnya Koeun itu kenapa sih?kenapa dia selalu meminta bantuan"
"dia siapa sih berani menyuruhku"
"bukankah dia bisa melakukannya sendiri,kenapa dia selalu minta tolong padaku"

Aku menggeleng pelan mengingat kejadian 3tahun lalu seraya mengalihkan pandanganku kearah luar jendela taxi.












mau nanya,ini ff makin gaje ga sih? alurnya nyeleweng ga sih?

La La Love ;mark X Koeun [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang