Rajin Mengeluh

2.9K 164 53
                                    

Bismillahirahmanirahim

🍇🍇🍇

Halija Zahra sangat benci dengan wanita bertubuh langsing, berkulit putih, apalagi digandeng laki-laki maskulin masa kini. Ia iri parah. Siapa pun orangnya ia bisa menggosip lebih dari sehari. Mulutnya tak henti mencerocos seperti sekarang, saat ia tahu bahwa Anggi baru saja membuat rekor baru dengan berita kelangsingannya yang turun 10 kilogram dari angka 70 kilo. Bayangkan, separah apa Lija iri pada Anggi. Sementara dirinya, berada di bobot 80 kilogram. Langsing adalah mimpi Lija di panasnya hujan. Ingin bertubuh seperti Anggi, nyatanya Lija tidak sanggup berhenti mengunyah makanan lezat apalagi yang berjenis camilan.

"Sumpah ya, itu Anggi tahan banget apa jadi kambing. Pasti dia makan sayuran mentah. Gila aja, dua bulan bisa turun segitu banyak," komentar Lija di depan Echa dan Sofia, dua sahabatnya.

"Tahu tuh. Jangan-jangan dia memangkas kalori harian terlalu ekstrim lagi," sambung Sofia.

Echa masih sibuk dengan mangkuk baksonya, tidak peduli dua sahabatnya sedang berdebat soal Anggi. Peduli apa dengan berat badan, makan sebanyak apapun tidak mengubah Echa menjadi gemuk, ia seolah ditakdirkan langsing seumur hidup. Kalau kedua sahabatnya punya masalah dengan penurunan berat badan, Echa justru iri dengan tubuh mereka yang berisi lemak-lemak montok. Echa ingin seperti mereka, dilirik laki-laki kemudian didekati dan diajak pacaran. Tetapi selama ini, Echa selalu diintimidasi dengan mereka yang berbadan aduhai, Echa selalu terpinggirkan soal kriteria wanita idaman.

"Echa mah santai. Dia langsing seumur hidup," Asumsi Sofi ditanggapin Echa murung. Pasalnya, Echa sangat berharap tubuhnya bisa berisi jika saja beratnya naik tiga kilogram.

Menuang kecap ke mangkuk, Lija kembali berujar. "Mulai besok gue harus diet. Gue pasti bisa kayak sih Anggi. Liat aja." Echa dan Sofi berbagi lirikan. Mereka seolah mencibir Lija yang hanya seakan berbual. Dua bulan lalu Lija juga mengatakan hal yang sama. Tapi apa hasilnya, baru seminggu diet, Lija kembali mengagalkannya dengan makan semangkuk bakso. Lalu, sekarang mereka harus percaya Lija akan diet, ah itu terlalu mustahil.

"Lo pada udah baca update-an dari Mayura Halika di wattpad?" tanya Echa , penggemar dunia orange.

"Belum. Gue lagi baca punyanya si Risa tuh. Asli bikin baper. Gue nangis kejer malam-malam, saking bapernya gegara Sinta diputusin Yuda. Sialan itu author, pinter banget aduk-aduk hati orang," sahut Lija antusias.

Ya, perlu diketahui selain gemar iri pada orang lain, mereka ini hantu di dunia per-wattpadan. Salah satu aplikasi menulis yang difasilitasi secara gratis dan tentunya booming akhir-akhir ini di kampus Lija. Ia sendiri sudah mengikuti Wattpad sejak tahun lalu. Lija merasa, hiburan gratis itu menjadi obat jenuhnya dikala suntuk. Apalagi berbagai tugas kampus yang membuat kepalanya cenat-cenut sedikit teratasi dengan adanya bacaan yang menguras emosi.

"Ah, udah biasa. Coba deh Ja, lo buka akunnya Mas Arsya, dia penulis spiritual sih. Mungkin jauh sama bacaan kalian selama ini. Tapi sumpah, cerita dia itu nggak kalah baper, walaupun nyangkut sama nilai-nilai agama. Coba deh sesekali kalian baca. Seru tahu." Ya, kalau soal bacaan Sofi sedikit lebih waras dari dua sahabatnya. Kalau Lija dan Echa berkiblat dengan cerita yang di atas 21+ alias dewasa, Sofia lebih memilih karya Arsya yang berfaedah. Meski cinta-cintaan, tapi ada manfaat di sana, salah satunya menanamkan nilai-nilai keislaman.

Lija nyaris saja menertawakan Sofi. "Sof, lo sehat kan? Kenapa di antara kita bertiga bacaan lo yang paling berfaedah?"

"Karena gue nggak mau dapat dosa terus. Memangnya bermanfaat baca kalimat dewasa yang bisa mengundang sisi syawat kalian? Gue nggak habis pikir aja, kenapa mereka nulis itu. Padahal ini terbuka untuk umum, tapi mereka nggak mikirin dampaknya. Maaf, mungkin mereka sudah nulis dilarang membaca jika belum berumur sekian-sekian. Tapi tetap aja, sekali lagi ini aplikasi umum, siapa aja boleh buka. Anak seusia mereka semakin dilarang, semakin penasaran. Kita juga umurnya masih kurang. Oke kita sudah tujuh belas tahun ke atas. Tapi untuk dua puluh satu tahun, kita masih otw guys."

Memeluk Noda Tinta BerputihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang