4.) Light Elves

5.2K 848 56
                                    

Please give me a vote. 🌟And comment. 💬

----------------------------------------------

Ivy masih terfokus pada tujuan. Mencoba memusatkan pikiran dan mengerahkan segala energinya. Menirukan cara wood Elves saat membentangkan sayapnya.

Namun nihil, tak ada sayap yang muncul dari permukaan punggungnya. Ini adalah percobaan yang kesekian dan rasa lelah memaksa Ivy untuk menghentikan kegiatannya.

"Kenapa sayapku tidak muncul?"

Seketika Ivy bergidik mengingat pada satu sosok di mimpinya yang mengancam akan mematahkan sayapnya.

"Apa sayapku benar-benar sudah dipatahkannya? Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun?!"

Gadis itu mengerang frustasi. Apa gunanya menjadi seorang Elf bila ia tidak memiliki sayap! dan ingatannya berputar pada kejadian beberapa waktu lalu.



"My Lady," sapa wood Elves.

Ivy menoleh ke sekitarannya, memastikan bahwa salam hormat itu ditujukan untuknya.

"Apa kalian mengenalku?" tanyanya kemudian.

Wood Elves saling memandang satu sama lain. Keheranan akan reaksi dari Ivy.

"Kami tentu bisa mengenali bangsa kami sendiri. Apalagi Anda merupakan ras tertinggi dari bangsa Elf."

"Ras tertinggi...maksudmu aku--"

"Light Elves," serempak mereka menjawab.

Ivy tergugu. Tak percaya bahwa dirinya merupakan Light Elves. ras yang di muliakan oleh kaumnya.

"Apa yang anda lakukan disini, My Lady? Bukankah seluruh ras anda sudah berpindah secara besar-besaran ke dataran Valinor?" salah satu elf hutan itu berjalan mendekat.

Ivy bergeming, mencermati ucapan yang tak ia mengerti.

"Benar. Kupikir aku tidak akan pernah lagi bertemu dengan ras Light Elves--tidak kusangka, satu diantaranya sedang berdiri dihadapanku." sela elf yang lain, tak menutupi kekagumannya.

Ivy yang penasaran pun bertanya, "Kenapa para Light Elves berpindah ke dataran Valinor?"

"Kenapa anda masih bertanya? Bukankah seluruh mahluk di dunia Immortal ini sudah tahu."

Ivy menjawabinya dengan gelengan kepala. Membiarkan gadis itu makin mendekat seraya berbisik pelan---takut bila pembicaraan ini didengar entah oleh siapa.

"Bukan rahasia lagi bahwa ras Light Elves sedang diburu. Itulah kenapa mereka melakukan pengungsian--karena dataran Valinor adalah tempat paling aman untuk kalian..."

"Ada yang datang!" salah seorang dari mereka berseru. Bersiap mengepakkan sayap.

Sejenak sebelum wood Elves itu beranjak, ia berpesan. "Segera tinggalkan tempat ini, My Lady. Daerah ini dibawah kekuasaan seorang Warlock jahat...sangat tidak aman untukmu."

Sekian detik saat suara gaduh terdengar dari arah belakangnya disusul suara hentakan kaki mendekat. Ivy melihat beberapa pria berpakaian serba hitam menatapnya heran.

"Nona, anda sudah berjalan terlalu jauh, sebaiknya anda kembali ke Castle sekarang," pria yang dikenali Ivy sebagai pengikut Danzel itu berucap tegas.

Sesaat Ivy kembali menatap kedepan---tempat wood Elves tadi berada. Namun hanya tanah kosong yang ia dapati, seolah tidak pernah ada siapapun disana.



Elf Mine (ON HOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang