Chapter 17

4.3K 453 55
                                    

Enjoy reading 💕

*
*

VOTE JUSEYO ^^

*
*















"Yoongi!"

Dengan santainya namja yang kupanggil ini tidak menoleh sedikit pun kearahku.

Wah gila, bisa-bisanya aku diabaikan. Dasar namja albino.

"Yak! Yoongi!" panggilku sekali lagi dengan menahan amarah.

Sungguh jika ada toak disini mungkin aku akan berteriak di kupingnya.

Dengan tekad yang kuat aku berhenti dan mengihirup nafas dalam-dalam.

"YAK!!!! YOONGI!!!!!!"

Dan ajaibnya dia berhenti. Kutiup anak rambutku yang jatuh sambil mengumpat atas namanya. Apa aku harus berteriak dulu baru dia bisa dengar?

Yoongi berbalik menatapku, yang masih kelelahan akibat mengejarnya dan sekaligus meneriaki namanya.

Semua bilik mata memandangku dan mulai berbisik. Masa bodo dengan mereka yang sedang menganggapku gadis gila yang teriak-teriak di lorong. Ini semua karena ulah sih namja albino ini.

Jika ada kapak, mungkin bisa saja aku memenggal kepalanya dan mengeluarkan isi otaknya.

"Kau kenapa huh?!"

"Aku? Kenapa memangnya?" Tanyanya

Rahangku mulai mengeras menahan amarah.
"Wah, dasar gila" ucapku sesekali memainkan lidah

"Wo? Kau bilang apa?!" Tanyanya yang mulai kesal

"GILA!"

"Wo?! Wah! Jaga mulutmu!"

"Wae?! Wae?!"

Yoongi menghela nafas kasar sambil menatap langit-langit lorong.

"Kau kenapa hari ini?!"

"Ak-"

"Jika ada masalah bicarakan sekarang juga! Jangan seperti gadis-gadis yang sedang datang bulan, tiba-tiba sensi tiba-tiba tidak jelas!" Sirgapku kesal

"Yak, ak-"

"Wo?! Apa sekarang kau tidak bisa bicara?! Bicara yang jelas!"

"Shunji-a, bisa di-"

"Apa?! Kau menyuruh ku diam?! Tidak akan sebelum kau bicara, kenapa kau aneh hari ini?!"

"YAK! BISA TIDAK JANGAN MEMOTONG DULU!" Bentak Yoongi kesal

Aku langsung diam pada saat Yoongi membentakku. Mataku berkali-kali berkedip melihatnya berteriak. Baru pertama kalinya Yoongi marah sampai membentak seperti ini.

Yakinlah pasti karena makanan kantin tadi yang membuat amarahnya keluar.

Dia menghela nafas kasar dan menatapku
"Aku kesal dengan mu?"

"Wo? Wae-"

"Jangan motong!" Sirgapnya cepat

Aku diam nurut dan memberi dia ruang untuk berbicara

"Semenjak kau memanggil Jimin dengan embel-embel Jim. Memangnya kalian akrab banget? Tidak kan. Terus juga kau..."

Aku diam masih menunggu kelanjutannya

"Kau.... juga mengabaikanku, dari sesudah pergi dari perpus aku terus memanggil namamu tapi kau sama sekali tidak menoleh"

"Kan tadi aku bersama Eungi"

Change My life [myg] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang