"Dasar anak sialan! Beraninya kau membunuh istriku!" teriak Dewa Clovis dengan murka.
"Sudah kukatakan padamu jika aku membenci kaum manusia! Mereka hanyalah kaum lemah! Sampai kapan pun aku tidak akan menyesal karena telah membunuh wanita itu!" balas Arsen pada ayahnya tanpa rasa takut. Dia sudah muak melihat tingkah pria itu yang seolah melupakan kenyataan jika dia adalah seorang petinggi Dewa yang harusnya disegani.
Dewa Clovis menggeram marah mendengar ucapan anak bodohnya itu, "Sungguh keterlaluan! Aku sebagai Dewa yang disegani sangat malu mempunyai anak sepertimu!"
"Jika aku bisa memilih, tentu aku tidak akan mau menjadi anakmu, anak dari seorang petinggi Dewa yang lemah karena manusia!" Lagi-lagi Arsen membalas tanpa rasa takut sedikitpun.
Dewa Clovis terdiam saat sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuat Arsen jera dan berhenti ikut campur pada kisah asmaranya. Kali ini dia tidak bisa tinggal diam setelah melihat anaknya sendiri membunuh istrinya di depan matanya sendiri.
"Menyadari kesalahanmu?" tanya Arsen dengan nada yang mengejek saat ayahnya memilih untuk diam. Dia merasa menang sekarang, padahal kenyataannya sekarang adalah ayahnya sedang berpikir keras, berpikir tentang hukuman apa yang akan dia berikan untuk Arsen.
Dewa Clovis tersenyum miring begitu pikiran licik masuk ke dalam kepalanya. Dia dia tidak akan main-main lagi, dia akan memberikan sanksi keras untuk anaknya, "Aku harus menghukummu karena perbuatan biadapmu itu, anakku."
Arsen menata ayahnya tidak percaya, "Apa maksudmu? Kau tidak akan bisa melakukannya!"
"Tentu saja aku bisa. Aku akan menurunkanmu ke Bumi, menjadi manusia biasa tanpa mempunyai kekuatan sedikitpun," ucap Dewa Clovis sambil tersenyum sinis, tangannya dengan segera mengambil tongkat kristalnya membuat Arsen menggeram marah.
"Beraninya kau!"
Pria tua itu seolah tidak peduli dengan amarah anaknya, dia mengarahkan tongkatnya ke atas langit dengan mata yang terpejam dan mulut yang menggumamkan sesuatu. Arsen tentu tidak tinggal diam, dia mencoba segala cara untuk menghentikan usaha ayahnya. Dia masih bisa mencoba mencegah itu sampai akhirnya tubuhnya terasa kaku dan mulutnya berhenti bergumam untuk mencegah usaha ayahnya.
"Kutekankan padamu ayah! Berhenti atau kau akan menyesali semuanya." Arsen berteriak dengan sisa-sisa tenaganya, dia yakin setelah ini tubuhnya tidak akan bisa dia gerakkan sama sekali.
Dewa Clovis membuka matanya dan tersenyum menatap anak jahanam yang ia sayangi itu, "Aku senang mendengarmu memanggilku ayah. Tapi itu tidak akan mengubah apapun, Arsen. Sampai jumpa lagi anakku."
Dewa Clovis menghentakkan tongkatnya ke atas tanah dan dalam sedetik, segalanya langsung berubah menjadi gelap.
Arsen langsung terbangun dari tidurnya begitu mimpi buruk itu kembali datang menghampirinya. Hampir setiap malam kilasan pahit itu datang menghantuinya tanpa bisa dia cegah. Kilasan masa lalu yang di mana ayahnya sendiri dengan tega membuangnya ke bumi dan merubahnya menjadi makhluk lemah hanya demi seorang wanita, dan sialnya wanita itu adalah manusia, makhluk yang sangat dia benci.
Tok tok..
"Masuk," ucap Arsen sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat.
Pintu terbuka dan muncul Felix, pelayan pribadinya di sana, "Maaf mengganggu tidur anda Tuan Arsen, saya hanya ingin menyampaikan pesan jika nanti siang ada jadwal untuk bertemu dengan pemilik ternak sapi terbaik di desa ini."
Arsen mengusap matanya dan mengangguk pelan, "Ya." Hanya itu yang dia ucapkan.
"Maaf sebelumnya, apa Tuan mendapatkan mimpi buruk lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse of Love (SELESAI)
Fantasy🔞 WARNING 🔞 Bijaklah dalam memilih bacaan! *** Arsenio Achilles Clovis, seorang Dewa yang dikutuk menjadi manusia karena membunuh ibunya sendiri. Kesalahan fatal yang membuat ayahnya marah besar dan membuangnya ke Bumi. Selama 200 tahun hidup di...