Part 4

11.5K 967 12
                                    

Di pagi hari yang masih gelap, Naura berjalan ke arah dapur dengan mengendap-endap. Dia sedang menghindari Arsen sekarang. Naura yakin jika pagi ini Arsen belum kembali ke rumahnya mengingat keadaan luar masih sangat gelap.

Setelah merasa aman, Naura kembali berjalan dengan santai memasuki dapur. Dia meraih botol susu dan menuangkannya kedalam gelas. Naura meminum susu itu dalam sekali teguk. Sungguh dia merasa kehausan sejak semalam, tapi dia terlalu malas untuk ke dapur yang berarti dia akan bertemu dengan Arsen. Mengingat kejadian semalam membuat dada Naura kembali berdebar.

"Astaga Naura bodoh! Apa yang sudah kau lakukan?!" gumam Naura dan merutuki kebodohannya sendiri.

"Melakukan apa?" Naura tersentak dan berbalik ketika mendengar suara pria yang dikenalnya.

"Kau- kau sudah bangun?" tanya Naura gugup.

"Aku tidak tidur," jawab Arsen acuh sambil meraih gelas bekas minum Naura dan mengisinya kembali dengan susu. Arsen meminum susu dengan pelan, tapi matanya tidak berhenti untuk menatap Naura. Naura yang diperhatikan seperti itu semakin berdebar dadanya.

"Kenapa tidak tidur? Apakah tempat tidurnya keras?" tanya Naura berusaha untuk mencairkan suasana.

"Tidak, aku memang tidak mengantuk." Arsen meletakkan gelas kosong itu ke atas meja dan kembali menatap Naura.

"Uhmm- oke.. kau ingin sarapan?" tanya Naura sambil mengalihkan pandangannya dan beralih pada kulkas untuk melihat bahan-bahan yang ada untuk sarapan kali ini.

"Aku suka sup kentang buatanmu." Ucapan Arsen membuat Naura berbalik dan menatapnya terkejut.

"Kau apa tadi?" tanya Naura memastikan.

"Sup kentang buatanmu enak." Naura menahan nafasnya saat rasa gugup itu kembali datang. Dia tidak tahu harus menjawab atau berbuat apa sekarang.

"Aku bisa membuatkannya lagi jika kau mau." Hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulut Naura.

"Oke, aku akan menunggu di depan." Arsen berbalik pergi dari dapur dan meninggalkan Naura yang masih mematung di tempat.

"Bodoh Naura! Hanya karena ciuman dikening kau jadi seperti ini?" umpat Naura sambil memukul kepalanya keras.

Dia menggelengkan kepalanya berusaha untuk melupakan wajah Arsen yang entah kenapa terlihat sangat tampan pagi ini. Naura mulai meraih bahan-bahan makanan untuk memasak sup kentang seperti permintaan Arsen tadi.

***

"Sup kentang untuk sarapan Naura?" Evan bertanya sambil menaikkan alisnya bingung. Dia terkejut begitu melihat meja makan yang sudah tersedia sup kentang dan makanan pendamping lainnya. Tidak biasanya anak gadisnya itu memasak makanan seheboh ini hanya untuk sarapan.

"Uhm ya mungkin kita memerlukan sesuatu yang berbeda untuk sarapan," jawab Naura sambil melirik Arsen yang ada dihadapannya, "Apa salah Ayah?"

"Tentu saja tidak. Hanya saja semalam kau sudah memasak sup kentang." Evan mengambil tempat di samping Arsen.

"Aku menyukai sup kentang buatan anakmu." Celetukan Arsen membuat Naura terdiam. Dia takut jika ayahnya akan berpikiran yang tidak-tidak nantinya.

Evan terdiam mencoba mencerna semuanya. Sedetik kemudian dia melirik ke arah anaknya yang hanya menunduk menatapi piring kosong. Dia tau jika Naura sedang menghindarinya sekarang.

"Ada apa ini?" tanya Evan bingung saat suasana mulai begitu canggung.

"Tidak ada apa-apa. Sebaiknya kita sarapan atau aku akan telat datang ke peternakan. Ayah juga harus bekerja, 'kan?" Naura berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Bukannya apa-apa, hanya saja ayahnya merupakan orang terpeka di dunia. Seolah-olah ayahnya selalu paham dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Curse of Love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang