Naura berlari menuruni tangga rumahnya dengan semangat. Pagi telah tiba, sudah waktunya dia kembali bekerja di peternakan. Dia berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi yang ada di sana.
"Pagi Ayah," sapa Naura semangat. Entah kenapa dia terlihat sangat gembira pagi ini.
"Ada apa dengan wajahmu? Bahagia sekali," tanya Ayah Naura sambil meletakkan roti yang telah di panggangnya tadi ke atas meja.
"Entahlah, hanya saja aku merasa semangat hari ini." Naura berucap sambil mengambil roti buatan ayahnya.
"Hari ini Ayah akan ke Kota. Mungkin nanti akan pulang malam."
Naura hanya mengangguk dan masih fokus pada rotinya, "Kalau begitu hati-hati di jalan."
"Apa kau ini menitip sesuatu?"
Naura menghentikan kunyahannya mendengar ucapan ayahnya. Jujur saja baru kali ini ayahnya menawarkan sesuatu padanya. Naura tidak terlahir dari keluarga yang kaya. Ayahnya hanya bekerja serabutan untuk menyekolahkannya sampai lulus seperti ini meskipun tidak sampai sekolah perguruan tinggi di Kota, tapi Naura tidak mempersalahkan itu semua.
Ayah Naura adalah seorang single parent. Dia membesarkan Naura sendirian sejak kecil. Jangan tanya di mana ibunya, karena sampai detik ini Naura tidak pernah mengetahui siapa ibunya. Pernah sekali dia bertanya kepada ayahnya saat masih kecil, tapi hanya jawaban ketus yang dia dapat.
"Kenapa kau bertanya tentang ibumu? Bahkan ibumu sendiri tidak pernah memperdulikanmu. Satu hal yang harus kau tahu Naura. Ibumu adalah orang yang tidak bertanggung jawab."
Jawaban ketus itu membuat Naura mundur dan tidak pernah bertanya lagi tentang ibunya. Sebenarnya dia hanya penasaran, selama ini pun dia tidak merasa kekuarangan kasih sayang sedikitpun, meskipun dia hanya hidup berdua dengan ayahnya yang selalu sibuk mencari uang. Namun tetap saja, Naura masih bisa merasakan kasih sayang penuh dari ayahnya itu.
"Apa Ayah serius?" tanya Naura lagi mencoba meyakinkan ayahnya.
"Memangnya kenapa? Apa salah jika aku menyenangkan hati anakku sendiri?" balas Ayah Naura sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Tentu saja tidak! Itu memang kewajibanmu untuk menyenangkan hati anaknya," celetuk Naura cepat membuat ayahnya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.
"Kau ingin apa?"
"Sebentar lagi musim dingin, 'kan?" tanya Naura sambil meminum susunya.
"Iya, kenapa?"
"Ayah tidak punya syal," lanjut Naura pelan.
"Kau ingin aku membeli sebuah syal?" Ayah Naura menatap anaknya bingung.
"Bukan, bukan itu. Aku ingin Ayah membelikanku benang rajut. Aku ingin membuat syal sendiri untuk ayah. Romantis 'kan aku?" Naura terkekeh geli mendengar perkataannya sendiri.
"Ishh, dasar!" Dengus ayah Naura, tapi tak urung dia juga tersenyum melihat tingkah anaknya.
***
Naura berjalan mengendap-endap menghampiri Josh yang sedang sibuk mengemas susu segar. Dia berhenti tepat di belakang Josh dan berteriak di telinganya.
"Boo!" teriak Naura membuat Josh terlonjak kaget.
"Astaga Naura! Kau ini jahil sekali." Kesal Josh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse of Love (SELESAI)
Fantasy🔞 WARNING 🔞 Bijaklah dalam memilih bacaan! *** Arsenio Achilles Clovis, seorang Dewa yang dikutuk menjadi manusia karena membunuh ibunya sendiri. Kesalahan fatal yang membuat ayahnya marah besar dan membuangnya ke Bumi. Selama 200 tahun hidup di...