Pagi ini menjadi pagi yang sangat buruk untuk seorang siswi cantik bernama Joy. Pagi tadi ketua kelas memberitahunya untuk datang ke ruang bimbingan. Atau biasa di sebut ruang BK. Didalam ruangan sempit yang hanya berisi satu meja dan dua kursi di belakang meja dan dua di depannya. serta sebuah lemari besar yang berada di sudut ruangan. meskipun ruangan ini tepat di sebelah kantin sekolah, tetapi kalau kau masuk ke dalam, rasanya akan sangat dingin dan sunyi.
Joy membuka pintu kayu dengan pelan. Pertama dia hanya memasukan kepalanya saja, dan melihat ada seorang guru perempuan yang sedang membaca beberapa kertas di tangannya. dengan rambut sanggulnya, guru itu melihat kearah Joy lalu tersenyum sambil membetulkan kacamatanya yang sudah turun ke bawah.
"kenapa kau tak masuk. Sini cepat, nanti kamu ketinggalan pelajaran mu." katanya dengan santai.
Joy pun masuk dengan gugup, dan duduk dihadapan guru itu. "santai saja... aku tidak akan memarahimu disini. aku hanya ingin mendengar cerita mu." katanya lagi. kini kedua tangan guru itu ditautkan di atas meja, dan matanya serius memandang mata Joy.
"Cerita ku?" tanya Joy kebingungan dengan wajah lucu, sampai guru BK itu tersenyum padanya.
"bagaimana tim Cheers mu?" Guru itu mulai menanyakan satu pertanyaan, dan itu sudah cukup membuat wajah Joy rileks.
"tim cheers ku baik baik saja. Bahkan sebentar lagi kita akan ikut lomba mewakili Indonesia..." katanya dengan lancar. Sudah tidak ada joy gugup lagi sekarang kalau pertanyaannya seputar cheers.
Dengan senang hati dia menceritakan semua kegiatannya di club cheers terbesar di Indonesia. Dia pun menceritakan keinginannya dimasa depan dengan tim cheers nya.
"wah hebat juga yah kamu.. Apa orang tua mu mendukung?"
Joy langsung mengangguk cepat, "tentu saja bu, mereka sangat mendukung ku. Bahkan lomba bulan kemarin juga mereka hadir.. Tapi sayangnya tim kita hanya dapat juara 3 kemarin.. Makanya skrg tim kami sedang latihan dengan keras untuk lomba se asia..."
"syukurlah kalau mereka mendukung mu.. Apa mereka tau akhir akhir ini nilai pelajaran mu sedang turun?"
"hah? Mmmm" kali ini Joy mulai kebingungan.
"ibu tau, ibu juga seorang orang tua diluar sana. Ibu sangat mendukung kegiatan anak ibu diluar, tapi, ibu tidak toleran kalau dia tidak memerhatikan sekolahnya. Orang tua mu jg pasti pernah mengatakan itu kan?"
Joy bingung harus menjawab apa, dia hanya menundukan kepalanya. Yang dikatakan gurunya itu benar, orang tua nya memang selalu menanyakan bagaimana sekolah Joy selesai Joy latihan atau berlomba cheers.
"mungkin kamu lupa, kalau sebentar lagi km akan menghadapi ujian nasional. Itu penentu km lulus dr sekolah menengah atas ini atau tidak. Dengan prestasi mu yang banyak, wajah yang cantik teman teman yang banyak, sangat di sayangkan kalau akademik mu tidak diperhatikan." Joy semakin menundukan kepalanya, dia mulai berfikir kalau dia tidak lulus sekolah dia pasti malu. Tapi....
"untuk 4 bulan kedepan.. Bisakah kamu serius pada sekolah mu? Pada pelajaran mu yang hampir seluruhnya turun? Apa ada kendala untuk mu belajar?" ibu guru itu ikut menurunkan kepalanya agar Joy mau melihat matanya.
Akhirnya Joy mengangkat kepalanya dan mereka saling berpandang serius lagi, beda nya tidak ada senyum ceria dari Joy.
"aku tau Bu nilaiku semua turun, tapi bagaimana lagi, selesai latihan itu sudah larut malam, aku tidak kuat untuk belajar. Meskipun aku paksakan untuk membaca, baru dua baris saja aku sudah ketiduran di atas meja." jujur nya.
Ibu guru itu pun tersenyum, lalu memegang tangan Joy diatas meja. "kalau begitu, berarti tubuh mu belum bisa menekuni 2 hal yang berbeda. Sekarang saatnya km pilih, serius perlombaan cheers mu, atau serius untuk ujian akademik yg menentukan masa depan mu.." jeda sebentar diantara mereka, "ibu hanya kasih saran, lebih baik kamu tekun untuk 4 bulan kedepan. Itu tidak lama Joyiah, setelah itu kamu bisa bebas menentukan masa depan mu yg tadi km ceritakan pada ibu.. Ibu rasa orang tua mu pun akan mengatakan hal yang sama"
-kantin-
Kata kata guru BK itu masih saja terus terulang di otak Joy. Dia. Sangat. Tidak. Ingin. Keluar. Dari tim nya, tapi... Semua yang di katakan guru bk itu benar. Apa kata keluarganya nanti kalau dia gagal dalam ujian. Bahkan di silsilah keluarganya tidak ada yg pernah mengulang dalam ujian. Keluarga joy terkenal dengan keluarga dokter tidak mungkin keluarganya tidak pintar.
Tiba tiba gelap.
Mata Joy ditutup oleh sepasang tangan dari belakang. Detik itupun wajah Joy kembali ceria, mengingat tangan siapa yg sedang menutup matanya.
"Daniel, kamu bisa merusak riasan mataku kalau km terus menutup mataku seperti itu"
Daniel pun tertawa kecil dan melepaskan tangannya, lalu duduk di sebelah Joy.
"coba sini aku lihat, apakah pacarku berubah menjadi kodok setelah riasan matanya rusak?" katanya dengan bercanda sambil memegang wajah Joy dengan kedua tangannya. Mereka saling memandang, lalu tiba tiba saja Daniel mencium kedua mata Joy. Dan terakhir bibirnya mendarat di kepala Joy. Karna Daniel tinggi, jd itu mudah untuknya.
Lalu Daniel menarik kepala Joy untuk bersandar di bahunya. "jangan terlalu di fikirkan Joyiah.. Meskipun aku gatau apa yg dikatakan oleh guru BK itu padamu, tapi km harus yakin kalau ini adalah hidupmu. Bukan hidupnya, bukan hidup orang tuamu."
Joy semakin mempererat jarak antara nya dengan Daniel. Lalu menghembuskan nafas dengan berat. "dia suruh aku pilih antara cheers atau ujian" katanya pelan.
Daniel sedikit tersenyum, lalu mengelus kepala Joy dan merapikan rambut panjangnya ke belakang telinga Joy. "lalu kamu pilih apa?" tanyanya sambil tersenyum dan melihat wajah Joy yang sedang menunduk sambil menggoyang2kan kakinya. Percampuran bingung serta malu di wajah Joy menciptakan ekspresi yang membuat Daniel gemas.
Tiba tiba, Joy mengangkat wajahnya dan menemukan Daniel sedang menatapnya dengan tersenyum. Joy langsung duduk tegak dengan wajah kesalnya. Itu malah membuat Daniel tersenyum lebar.
"kenapa? Haha apa aku membuat salah?" kata Daniel sambil menahan tawa. Ekspresi kesal Joy malah makin membuatnya gemas .
"pikir sendiri" jawab Joy ketus.
"baik baik.. Sini lihat aku.." Daniel memegang tangan Joy dan menatapnya serius. Setelah joy balik menatapnya, Daniel tersenyum manis, "jadi km sudah memutuskan untuk pilih yg mana?"
Joy mengangguk kecil, "aku akan ke club sore ini. Dan ijin untuk tidak ikut latihan sampai selesai ujian nanti"
Daniel tiba tiba mencium bibir Joy sekilas. "Daniel!!" kata Joy sedikit teriak karna kelakuan Daniel. Daniel malah tertawa renyah dan mengacak ngacak rambut Joy pelan.
"kenapa marah lagi huh?"
"km tau kan ini dimana?"
"kantin.." jawab polos Daniel sambil mencium pucuk kepala Joy dan berlari sambil tertawa.
Joy yg kaget hanya bisa menahan teriak nya lalu menutup mukanya dan ikut berlari ke kelas nya.
Hai hai hai...
Tenang bbyu couple setelah ini, alias part selanjutnya.
Aku bbyushiper garis keras kok, ini juga udh ga sabar pingin nulis cerita tentang pertemuan bbyu yg shy shy cat gimanaaa gitu..Btw ini cerita pertama ff ku. Semoga kalian suka yah..