Awal kau dekat, tetapi perlahan kau mulai mengukir jarak antara kita bagaikan angan yang berlalu. Apakah kepercayaan sebercanda itu? Segampang itu meninggalkan yang lama demi yang lebih baik? Segampang itu meninggalkan kepercayaan yang di bangun dengan susah payah agar tidak menggoreskan luka sedikitpun. Lalu harapan itu sirna, kini yang aku takutkan terjadi. Kita telah terukir oleh jarak antara kau dan aku yang mungkin membuat kita jarang bertemu atau saling bertukar cerita. Dulu masa-masa indah yang telah kita lewati, memori itu masih terngiang di pikiranku. Tapi kau tampak tidak peduli dengan hal itu. Bahkan saat aku bertukar cerita denganmu, seakan kau tak ingin mendengarnya. Aku ragu, aku takut, aku merasa di abaikan. Perlahan kau berubah, seakan kau menutupi sesuatu yang enggan untuk kau ceritakan kepadaku. mengapa demikian? Bukannya saat ada sesuatu kau langsung menceritakan kepadaku. Dan dengan antusias aku menjadi pendengarmu. Tapi sekarang sebaliknya. Yang awalnya saat kita berjalan bersama banyak hal yang kita bicarakan tapi kini berubah bahkan saat kita berjalan bersama hanya ada rasa canggung di antara kita. Dari gerak tubuhmu, dari tatapan matamu, kau sudah menceritakan semua itu lewat isyarat. Perasaan pun bertanya-tanya, apa yang terjadi akhir-akhir ini, apa yang terjadi dengan dirinya yang kian menjauh, apa yang terjadi dengan semua ini. Aku butuh jawaban, hanya jawaban. Jangan memperlambat waktu untuk menjelaskan, karena semakin lama kau menutupinya semakin lama juga kau menggores lukaku dengan perlahan
- harapan sebuah angan
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Sebuah Angan
De TodoAku adalah sang pengagum yang diam-diam mengagumi dan diam-diam tersakiti oleh angan