e. Let me protect you

4.5K 669 158
                                    

Seungwan membaringkan tubuhnya di atas ranjang berukuran single setelah ia selesai mencuci piring sehabis makan malam bersama. Seperti biasa, tidak ada hal menarik sehabis makan malam. Percakapan yang tercipta di antara ibu, ayah dan dirinya, hanya sebatas menanyakan kabar hari ini. Ah, Seungwan sebenarnya memiliki beban pikiran. Ini mengenai ayahnya. Terkadang, Seungwan berpikir ayahnya tidak usah bekerja lagi karena faktor kondisinya yang selalu sakit-sakitan.

Apalagi, tadi saat makan malam, ayahnya tidak berhenti batuk. Seungwan takut, jika ayahnya mungkin terkena penyakit serius karena banyak menghirup udara kotor. Atau mungkin, tulang-tulang tua itu sudah tidak mampu mengangkat bahan bangunan yang berat-berat.

Untuk itu, ia berpikir agar mencari pekerjaan diam-diam, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ia tidak ingin memberatkan kedua orang tuanya, dikala ia masih sangat muda dan kuat melakukan pekerjaan. Ia tidak mau hanya menjadi anak yang menerima sesuatunya secara instan, dan duduk berpangku tangan menerima uang dan makanan.

Seungwan harus melakukan sesuatu. Setidaknya, demi meringankan kedua beban orang tuanya. Memang, mereka hidup secara berkecukupan, namun, Seungwan tahu, bahwa jaman sekarang, semuanya mahal dan harus terpenuhi.

"Aku harus kerja di mana? Dan, pekerjaan apa yang cocok untukku?" Seungwan menghela napasnya kemudian meraih ponselnya untuk mencari lowongan pekerjaan secara online. Well, jaman sekarang tidak usah membutuhkan koran untuk mencari lowongan pekerjaan, kan?

Seungwan men-scroll ponselnya dari atas ke bawah. Ia memeriksa setiap nama restoran yang nyatanya sangat banyak membutuhkan pelayan baru. Wajahnya pun begitu sumringah sekarang. Ia akhirnya memutuskan untuk melamar pekerjaan pada sebuah restoran western. Alamatnya pun tidak jauh dari sekolahnya. Jadi, ia bisa kerja sepulang sekolah.

"Ya, aku akan melakukannya."

●ω●

Seperti hari-hari sebelumnya, Chanyeol mengikuti pelajaran di kelas dengan sedikit malas-malasan. Memang, ia tidak terlalu suka mendengarkan penjelasan guru, atau pun mengikuti pelajaran dengan serius sampai selesai. Pasti, ada saja kegiatannya di tengah-tengah pelajaran. Tidur, bermain game, mencoret-coret buku, mengusili kai atau tidak Sehun, melamun dan masih banyak hal ridiculous lainnya yang pria itu lakukan.

Seperti siang itu, Chanyeol melamun dan tidak mendengarkan guru fisikanya berceramah. Ayolah, Chanyeol yakin dan percaya, meskipun ia tidak tahu apa itu hukum Newton, ia masih bisa hidup dengan baik di sepuluh tahun yang akan datang. Ia juga yakin dan percaya, meski ia tidak tahu apa itu frekuensi, ia masih tetap tampan dan ketampanannya akan bertambah sesuai bertambahnya usianya.

"Park Chanyeol, apa kau tidak mendengarkanku lagi?! Coba maju dan kerjakan soal di depan!" bentak sang guru yang hampir jengah dengan sikap Chanyeol yang terus menerus acuh pada setiap pelajaran. Apa pria ini tidak ingin naik kelas nanti?

"Ssaem... Apa ssaem tidak lelah mengajarkan hal membosankan seperti itu? Ayolah, apa fisika tidak bisa lebih menarik lagi? Mungkin, bisakah ssaem menjelaskan tentang, jumlah detak jantung per detik yang dirasakan saat seseorang sedang jatuh cinta?"

"Wooohhhhhh!!!!" suara ribut dari beberapa murid langsung memenuhi ruangan kelas. Sehun dan Kai tertawa sedang yang lain menyoraki Chanyeol dengan keras.

Dan Chanyeol hanya memangku kakinya sembari menopang dagunya dan tersenyum tanpa dosa pada guru perempuan itu. Lantas, sang guru pun menghela napas dan meletakkan bukunya di atas meja. Ia memejamkan matanya karena emosinya hampir meledak sekarang. Jika saja ia tidak ingat Chanyeol adalah cucu dari pemilik sekolah ini, mungkin guru itu sudah memberikan sangsi yang sangat berat untuk Chanyeol. Tidak peduli, seberapa berat hukuman itu.

• Perfect Princess | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang