.
.
.
.
.
Tidak ada yang berubah, semua masih sama. Masih sama. Semua orang saling menyapa ketika bertemu sapa satu sama lain. Tidak ada yang tau rahasia yang terjadi pada Kazekage Sunagakure dan calon istri Hokage ke tujuh. Semua tersimpan rapi dan tersembunyi di balik tabir rahasia yang diciptakan Kami-sama, sampai waktu yang akan menjawab semuanya.
Namun, semua berbeda untuknya. Gadis itu, tidak bukan gadis. Tapi wanita. Entah sejak kapan statusnya berubah menjadi wanita bukan lagi seorang gadis.
Hyuga Hinata
Terlahir sebagai seorang dari kalangan terpandang membuatnya harus menjaga nama baik clan dan keluarganya melebihi nyawanya sendiri. Tapi sekarang, dia telah mencoreng semua itu.
Bagaimana bisa dan bagaimana mampu dia menghadapi kenyataan ini. Dia tidak akan kuat. Menangis dan melamun adalah hobi barunya setiap malam.
Pikiran hati bahkan jiwa dan raganya tidak mampu menopang beban di pundaknya lagi.Dia ingin melupakan semuanya, melupakan kejadian malam itu. Jika bisa dia ingin mencuci otaknya agar bersih. Menghilangkan semua ingatan buruk itu, jika bisa dia akan mencampur pestisida agar ingatan tentang malam itu menghilang. Namun bukan hanya ingatannya yang menghilang tapi mungkin nyawanya juga akan ikut menghilang.
Sudah berhari hari Hinata mengurung diri di kamar. Dan selama itu pun persiapan pernikahannya dengan Naruto berjalan dengan lancar. Tinggal menunggu waktunya saja maka dia akan menjadi nyonya Namikaze.
Mengingat hal itu, membuatnya kembali menangis. Menangisi dirinya yang terlalu bodoh dan naif. Tapi ini bukan salah Hinata sepenuhnya, namun salah pria itu juga. Siapa? Apakah Hinata ingin menyalahkan Gaara? Menyalahkan atas apa yang menimpa dirinya, bahkan dalam ingatannya sekalipun itu tidak sepenuhnya salah Gaara. Semua itu terjadi begitu saja. Semakin memikirkannya semakin membuat pusing kepalanya.
Hinata merasa ada tornado di perutnya, memaksanya untuk berlari menuju kamar mandi. Memuntahkan semua isi perutnya sampai tidak tersisa sedikitpun. Segera di basuh wajahnya cepat-cepat agar tidak ada yang tau apa yang terjadi padanya. Biarkan semua ini menjadi rahasianya sendiri.
Seharusnya Hinata tau, jika bangkai itu mau disimpan seperti apapun pasti akan tercium juga.
"Hinata-sama, apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pelayan dengan raut wajah hawatir.
"Iya, aku baik-baik saja." Hinata berusaha menampilkan ekspresi dengan senyum terbaiknya namun hal itu gagal.
"Hinata-sama"
Teriakan itu menggema di sepanjang sudut-sudut rumah yang megah itu.
Pagi yang buruk bagi clan Hyuga.
.
.
.
.
.
.
Naruto, pria itu berlari seperti sedang di kejar hantu. Dia baru mendapat kabar jika Hinata pingsan dan belum sadarkan diri sampai sekarang.
"Hinata ada apa dengan mu?" Naruto berusaha menyingkirkan hal-hal buruk dalam pikirannya. Selama menjalani proses pernikahannya dengan Hinata, Naruto belum pernah sekalipun bertemu dengan Hinata.
Dan kali ini dia harus bertemu dengan Hinata. Peduli amat dengan aturan-aturan tentang larangan bertemu dengan calon istrinya itu. Jika para tetuah tidak mengijinkannya untuk bertemu Hinata maka dia akan menggunakan kekuasaannya sebagai Hokage. Naruto sudah mempersiapkan strategi itu untuk melawan para tetuah-tetuah menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Pantas
FanficAwal publikasi tahun 2018 Ucapan selamat yang seharusnya menjadi do'a untuk pernikahan Hokage ke tujuh dan Hyuga Hinata justru berbalik menjadi bumerang bahkan menjadi akhir dari ritual sakral itu. Kazekage adalah penyebab batalnya pernikahan Nanada...