Cinta Tak Pantas part 3

688 63 29
                                    

Setiap hal tentang Uzumaki Naruto adalah hal yang istimewa bagi Hinata.  Semangatnya, senyumnya, tawanya dan semua yang ada pada diri pemuda itu adalah segalanya untuk Hinata.

Tidak ada yang bisa mengukur betapa banyak pengorbanan, penderitaan bahkan mungkin air mata yang Hinata lakukan untuk Naruto. Akhirnya setelah sekian lama perasaan sepihaknya terbalaskan.

Hinata merasa saat ini hidupnya telah sempurna, walaupun pada akhirnya dia harus melepaskan gelar sebagai heiress Hyuga. Dia akan melakukannya karna dia merasa Hanabi lebih pantas untuk jabatan itu daripada dirinya.

Seandainya, semua itu seindah pemikiran dan harapan polos seorang  Hinata maka dunia akan terasa terlalu baik baginya.

Menghabiskan waktu hanya di rumah sambil mempelajari semua hal tentang cara menjadi ibu rumah tangga yang baik semua dilakukan Hinata dengan senang hati. Bagaimana pun juga semua ini untuk Naruto, untuk orang yang akan menjadi teman hidupnya, untuk orang yang akan menjadi ayah dari anak-anaknya. Membayangkan dia akan menjadi seorang ibu membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum.

Semua terlalu indah jika kau hanya hidup dalam mimpi dan harapan mu.
Bahkan mawar pun akan kehilangan harumnya jika kelopaknya mulai berguguran satu persatu. Sungguh, pengharapan yang berlebih akan membuatmu tersakiti jika kenyataan harus berkata lain.


.


.

.

.

.

.

.

"Semuanya, ayo makan dan minum sepuasnya malam ini aku yg bayar. kata Chouji, mengingat sebentar lagi sahabat kita Naruto sekaligus hokage ke tujuh akan melepas masa lajangnya maka harus kita rayakan." Teriak Chouji sambil berpidato di depan teman-temannya termasuk Gaara juga hadir. Dia terpaksa hadir karena jika tidak Naruto akan terus menganggunya sampai ke kamar penginapannya. Namun dia juga turut berbahagia atas pernikahan Naruto sahabatnya sekaligus orang yang merubah hidupnya menjadi lebih baik dari yang dulu.

"Tidak biasanya kau mentraktir orang, sela Kiba."

"Iya benar, kata Ten-ten membenarkan perkataan Kiba."

Semua yang ada di situ mengangguk setuju. Tidak biasanya orang yang hobinya di traktir itu malah balik mentraktir teman-teman seangkatannya. Bahkan Ino dan Shikamaru pun tidak pernah di perlakukan demikian. Pada hal mereka yang paling dekat dengannya.

"Sudahlah, seharusnya kalian menghargai niat baik Chouji bukan malah memojokannya seperti itu." kata Sino berusaha membela Chouji. Meskipun dia sendiri setuju dengan teman-temannya.

"Dari pada kalian berisik terus, lebih baik kita makan sekarang. Ayo kobarkan semangat mudah kalian." kata Lee dengan semagatnya yang tidak pernah padam.

Semuanya larut dalam suasana yang jarang sekali terjadi diantara kesibukan mereka selama ini. Akhirnya tiba waktu dimana mereka bisa melepas semua lelah karena sibuk menjalani misi-misi dari berbagai desa yang meminta bantuan pada Konoha.

Jujur, Gaara sangat menikmati suasana ini dimana tidak ada rapat, tidak ada ocehan para tetuah Suna, tidak ada tumpulan kertas yang selalu meminta perhatiannya setiap waktu. Seandainya jika dia bisa memilih dia ingin terlahir sebagai rakyat biasa, bukan sebagai keluarga yang memiliki garis keturunan Kazekage. Seandainya saja semua itu bisa diputar kembali, maka Gaara akan memilih tidak pernah terlahir sebagai anak Kazekage Sunagakure.

Cinta Tak PantasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang