12#Tentang Zea & Devto

5 0 0
                                    

Zea POV

"Azlazea, gandakan ragamu." kata wanita diseberanh sana, ya itu ibuku. Yamatushi penggantiku selagi aku sekolah.

Yamatushi? Ya, aku sudah menjadi seorang Yama, bukan Zama lagi.

"Ada apa bu?" tanyaku yang masih bingung atas pemberitahuan mendadak lewat kemampuan telepati.

"Kita harus membicarakan hal yang serius di konverensi minggu depan."

"Ada lagi? Kemarin saja baru dilaksanakan tiga hari yang lalu.."

"Ada perubahan strategi, dimana ada Yakatushe dan Yamatushi dengan kekuatan sihir yang luar biasa di planet Qualet. Sekarang, ibu sudah mengambil roh putri mereka. Tinggal mereka yang belum dihabisi."

"Siapa roh putri mereka? Maksudku, namanya?"

"Sepertinya namanya tidak ada marga planet ini. Disembunyikan seperti apapun tetap saja tidak ada. Ibu juga bingung perihal hal itu."

"Baiklah bu, aku akan segera pulang.."

Shapire POV

Apa yang mereka lakukan? Azlazea? Itu nama asli kak Zea? Ada yang tidak beres ini!

Akupun memutuskan untuk memasuki kraso ku dan kak Zea. Aku seperti pernah mendengar nama Azlazea. Tapi di mana?

Ceklek.

"Shapire, sejak kapan kau di situ?" tanya kak Zea sewaktu aku membuka pintu kraso kami.

"Q barusanlah kak. Aku juga baeu nyampe sini, ada apa sih memangnya?" tanyaku berbasa-basi saja.

"T, apa kamu ada kelas lagi nanti?" tanya kak Zea juga basa-basi rupanya.

Aku tak akan pernah biarkan Shapire terus saja di dekatku. Bahaya, dan sungguh bahaya. Bagaimana jika aku ambil saja kekuatannya dan kusimpan rohnya, dan kutumbalkan raganya?

"Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.. Kak, minum dong kak." aku sangat terkejut saat membaca pikiran kak Zea.

"Nih.." kata kak Zea sembari memberiku sebotol minuman.

Untung saja aku punya kekuatan ilusi. Akupun pura-pura meminumnya. Orang lain akan mengira minum itu berkurang, namun ternyata tidak. Kekuatan ilusi hampir sama dengan manipulasi, hanya beda sedikit kalimat dalam mantranya.

"Kak, ada kelas nggak nanti?" tanyaku basa-basi lagi tentunya.

Tapi tidak ada jawaban, tak ada. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Akupun mulai membaca pikirannya.

Sial, dia baca pikiranku. Hah?! Aku kaget bukan main, ketika aku mengetahui dia merasakan kekuatanku.

"Bisakah kau menonaktifkan kekuatanmu itu?" tanyanya tiba-tiba.

Bagaimana ini?

"Pikir sendiri lah!"

Sepertinya dia bisa baca pikiran orang juga.

"Pastilah!"

Sial.

"Udah." jawabku cepat, tapi tentu saja aku menggunakan kekuatan lainnya. Hehehehe..

"Makasih, kamu baca pikiran aku kan tadi? Apa saja yang kamu ketahui? Tentang rencanaku atau-"

"Bukan apa, aku tak membacanya sama sekali. Kungkin perasaanmu saja. Aku sama sekali tidak membaca.

"Aku sangat terkejut saat kak Zea mengatakan aku membaca pikiran kak Zea, padahal tidak. Kadang memang aku merasakan hal semacam itu, namun nyatanya. Itu cuma ulah usil para spi." jelasku ngawur sebenernya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

XerzyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang