Cia POV
Setelah berbincang-bincang panjang dengan Tuan Hedre, Ze Ford, dan Nyonya Sora, akupun kembali lagi ke kraso ku. Dan kulihat kak Teresa, ups. Maksudku kak Rena terbaring lemah di atas ranjangnya.
Aku sangat khawatir kepada kak Rena, terlebih lagi keadaannya tidaklah sekuat aku. Begini ceritanya..
#FlashBack#
"Emm, begini Cia. Kakakmu sepertinya tidak memiliki penangkal kekuatan ataupun mantra dari penyihir kegelapan, apakah betul itu?" kata Nyonya Sora memulai pembicaraan yang sama sekali tidak ku mengerti apa maksud dan tujuan sebelumnya. Karena, yang aku inginkan hanyalah satu. Kakakku segera sadar dan pulih kembali.
"Q, Nyonya Sora." jawabku sembari menganggukkan kepala mantap. Ya, ini memang perbincangan yang cukup serius.
"Kalau begitu, mari kita buat penangkalnya. Kita beri kalung sajakah?" tanya Ze Ford meminta persetujuan kami. Dan kami pun hanya mengangguk.
"Kita harus mencari bahan-bahannya terlebih dahulu. Mengingat membuat penangkal kekuatan penyihir kegelapan amatlah kuat. Apalagi, jika yang menyerang menggunakan mantra jahat itu adalah Ratu Az." jelas Tuan Hedre.
"Tapi, amatlah beresiko jika kita yang mencari itu. Karena penyihir kegelapan mengenali betul bagaimana rupa kita." jelas Tuan Hedre lagi.
"Mengapa demikian Tuan Hedre?" tanyaku penasaran.
"Karena pada satu abad yang lalu, kita pernah mengadakan serangan besar-besar kepada penyihir kegelapan. Ada kisah tersendiri mengenai cerita bersejarah itu. Namun, kita bahas dahulu yang penting.
"Karena waktu kita tidaklah banyak. Dalam satu minggu ini, jika kita tidak berhasil membangunkan Nona Rena, maka kesempatannya untuk kembali hidup sangatlah susah. Bukan apa, Nona Cia.
"Karena sebagian besar roh nya sudah berada di tangan Ratu Az. Dan raganyapun akan menghilang seiring lenyapnya roh. Oke kalau begitu, mari kita lihat dahulu bahan-bahannya.
"Sepertinya, bahan-bahan ini sebagian ada di danden belakang Academy, dan sebagian, juga ada di hutan. Maka dari itu, Nona Cia harus mencarinya segera. Ini catatannya." ujar Tuan Hedre sembari menyodorkan kertas hitam bertintakan putih kepadaku yang kala itu duduk berhadapan dengannya dan Ze Ford.
"Terima kasih Tuan Hedre." ujarku sebelum pamit pergi meninggalkan kraso Ze Ford, dan beralih pergi ke krasoku dan kak Rena.
"Tunggu.." ucap Nyonya Sora menghentikan langkahku.
"Ada satu pesan untukmu. Kakakmu, tak sekuat dirimu, Cia.." itulah yang dikatakan oleh Nyonya Sora sebelum aku benar-benar pergi meninggaklan kraso itu.
#FlashBackEnd#
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara pintu kraso ku diketuk, akupun tanpa ragu menyilahkannya masuk.
"Siapa ya? Masuk saja, pintunya tidak saya kunci."
Ceklek.
Pintupun terbuka, dan menampilkan sosok gadis yang sebaya denganku.
"Shapire? Dari mana kau tahu kraso ku?" tanyaku yang masuh heran dan bingung.
"Maaf jika mengejutkanmu, Cia.."
Cia? Dia benar-benar termanipulasi seperti yang tadi para tuan dan nyonya katakan? Batinku dalam hati.
"Cia? Kau tidak apa-apa?" kata Shapire menyadarkanku dari lamunanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/144509042-288-k312623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Xerzyo
Fantasy"Perang Quatelvo akan segera terjadi lagi, dan kalian harus berhati-hati. Karena kalian yang diincar para Kraketer itu.