BAB 1

53 3 0
                                    

Ternyata aku belum cukup mengenalmu, bisakah aku mengenalmu lebih lagi?

Shinta Adriani Ghani gadis cantik setinggi 158cm berjalan masuk ke dalam perpustakaan. Suraian rambut panjangnya di kuncir kuda. Bibir mungilnya senantiasa tertarik keatas membentuk sebuah bulan sabit yang indah.

Shinta mempunyai saudara kandung. Yang pertama ada Sandra Aluna Ghani yang dulu terkenal sebagai most wanted di SMA Garuda Bangsa dan sekarang menjadi mahasiswa fakultas kedokteran di UNJ. Dan yang terakhir ada Vraka Bintang Ghani umurnya hanya beda setahun dengan Sinta. Vraka lebih muda dari shinta dia sekarang duduk dibangku kelas 10.

"Shut, Shinta sini" Panggil seseorang pelan.

Shinta menoleh mendapati orang yang dia cari. Shinta pun menghampiri dan duduk di sampingnya diikuti Ayu Tias Febianty --sahabatnya.

"Kenapa ka Aflah?" Ucap Shinta pelan.

"Ini contoh proposal ajuan buat acara lusa. Lo bisa cek lagi" Kata Aflah.

"Oke makasih ya Ka" Kata Shinta.
"Iya Sin. Yaudah gue balik kelas dulu" Balas Aflah.

"Iya"
"Ih tunggu kok cepet banget mau perginya. Ga duduk dulu disini" Ucap Ayu.

Membuat seisi perpustakaan menengok menatapnya karena suara Ayu yang terdengar kencang. Sadar banyak pasang mata melirik Ayu dia hanya beralasan.

"Eh maksudnya ke Shinta" Ujar Ayu sambil tersenyum menutupi malunya.

Shinta sudah sangat mengenal sahabatnya ini memang sudah sejak lama menyukai Ka Aflah yang notebanenya ketos di SMA Garuda Bangsa. Aflah sangat terkenal dengan lesung pipi mematikan ketika dia menyunggingkan senyuman. Parasnya yang bening bagai oppa-oppa korea. Meskipun hampir 80 persen mendekati kata sempurna begitulah menurut Shinta tapi ka Aflah masih belum masuk ke dalam list type idealnya.

"Oke duluan Sin, Ayu" Kata Aflah tersenyum sebelum pergi keluar.

"Ya ampun jantung gue ga bisa di kondisiin, bisa ga sih gausah senyum gitu" Lirih Ayu memegangi jantungnya.

"Balik kelas yuk"

"A..H SHINTA!" Teriak Ayu.

Kali ini bukan hanya sekedar lirikan yang di dapat Ayu bahkan teguran pun diterimanya.

"Shuttt, berisik diluar aja"
"Itu mulut cempreng banget"

Melihat kelakuan Ayu yang tidak memiliki urat malu sama sekali Shinta cuma bisa berdecak lalu berjalan mundur teratur untuk menghindari rasa malunya berada di samping Ayu.

Masih dalam khayalan Ayu sampai tidak sadar saat ini Shinta sudah berada diluar perpus dan memilih kembali ke kelas.

¤¤¤

Shinta berusaha fokus dengan pelajaran--Bahasa Indonesia tapi sayang rasa kantuknya sudah tidak bisa dia tahan sedaritadi Sinta sudah menguap beberapa kali mungkin penyebabnya karena semalaman dia begadang mengerjakan proposal yang harus dia selesaikan lusa apalagi dia baru dikasih contoh proposal acara itu tadi, untung Shinta memiliki otak yang encer seera cermelang jadilah semalam Shinta mencoba searching di mbah gugel.

PrestigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang