Bab 6

33 1 0
                                    

Aku sekarang emang bukan siapa-siapanya kamu tapi bisakan kamu buat aku jadi siapa-siapanya kamu

Alfian duduk di kursi besi yang ada di balkon kamarnya sambil menyesap rokok. Sesekali cowok bermata coklat itu memejamkan matanya mengingat kembali kejadian dirumah Kenan yang membuat hatinya sesak. Perasaannya kini tidak karuan Alfian menghela nafas beranjak dari duduknya lalu membuang rokoknya yang hampir habis itu dan menginjaknya sampai padam. Alfian masuk ke dalam kamar dan menutup jendela balkon kamarnya.

Alfian merebahkan dirinya di kasur king size miliknya. Kamarnya yang bernuansa abu-abu. Dirinya terus saja melamun, sampai pintu kamarnya terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang membawakan sebuah nampan berisi makanan dan minuman.

"Maaf den tadi saya sudah ketuk dan panggil tapi tidak ada sahutan jadi bibi khawatir takutnya terjadi hal buruk. Maafin bibi ya den" Ucap Bi Inah. Seorang pekerja di rumah Alfian.

"Nggak pa pa bi. Tadi aku lihat mobil mama" Kata Alfian entah itu sebuah pernyataan atau apa tapi nada bicara serta tatapan matanya mengisyaratkan meminta jawaban dari ucapannya.

"Oh itu tadi nyonya bilang dia akan bertemu dengan temannya. Jadi ingin pergi ke salon untuk siap-siap" Jawab Bi Inah yang mengerti arah pembicaraan Alfian.

"Temannya? Bukankah itu terlalu di istimewakan" Gumam Alfian pelan.

"Iya den ada yang perlu di bantu?" Tanya Bi Inah.

"ga ada yaudah bibi keluar aja"

Alfian mengambil hpnya di nakas lalu mengetik sesuatu.

Alfian : Ke cafe biasa

* * * *

Shinta dibuat pusing dengan orangtuanya pasalnya ayahnya yang merengek menyuruhnya untuk ikut ke cafe untuk makan malam bersama teman lama papanya.

Sebel, gue dateng dia pulang maunya apa sih? Batin Shinta.

Sewaktu kerja kelompok di rumah Kenan dia datang agak terlambat karena harus rapat dan menunggu Vraka eskul. Padahal hanya telat 20 menit tapi saat sampai depan rumah Kenan matanya tidak sengaja melihat Alfian yang sedang merokok. Alfian pun menatap kehadiran Shinta lalu menatap lelaki di sampingnya dengan tajam.

"Hai Alfian yang lain dimana?" Sapa Shinta lembut.

Alfian masih menatapnya tajam.
"Nggak tau" ketusnya.

"Lah lo ga bantuin. Malah di sini?"

"Bukannya lo juga ga bantuin malah sibuk sendiri" Celetuk Alfian ketus dan segera membuang puntung rokok.

"Shinta kapan sampai?" Tanya Kenan yang baru keluar dari dalam rumah.

"B-baru aja. M-aaf ya l-lama" Kata Shinta kikuk.

"Oke yaudah masuk yuk. Noh si Maya udah nyariin lo" Ucapnya.

Shinta mengangguk melenggang masuk ke dalam rumah Kenan tapi baru beberapa langkah ia berhenti saat mendengar ucapan seseorang.

"Ken gua balik duluan. Ada urusan penting" Alfian menekankan kata penting di akhir ucapannya seperti sedang menyinggunnya.

"E-eh mendadak nih Al?" Alfian hanya mengangguk dan berjalan melewati Shinta yang dia membatu di tempat tak lama kemudian Alfian kembali keluar yang sudah mengambil tasnya dan membawa kunci motor tidak lupa dengan helmnya. Motor Alfian melaju dan meninggalkan pekarangan rumah Kenan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrestigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang