Kunjungan

5 0 0
                                    

Tok tok tok...
"Assalamualaikum!" Seorang gadis berkepang kuda dengan kaus putih lengan panjang polos bertuliskan I am sedang menunggu di depan rumah Adi. 15 menit sudah ia mengetuk pintu rumah dan mengucapkan salam berkali-kali namun sang pemilik rumah tak kunjung menampakkan siluetnya. Apa gue kepagian ya?? Ah, kagak kokk.. biasanya juga kalo main ke rumah Olfi yang dulu jam 7 dia yang bukain pintu. Hadeeh.. sekarang udah jam 8 masa masih molor sih.. batin Intan seraya tetap mengetuk-ngetuk pintu.

"Waalaikumussalam. Aww!!" Intan dan Olfi sama-sama terkejut.

"Astaghfirullahhaladzim, Intaan... ."
"Astaghfirullahhaladzim, Olfiii... ."

" Ih, kok ngeselin sih kamu Tan. Ini kepala loh main getok aja,"

"Yaa sorry, lagian gue juga udah kesel sama lu. 15 menit nona, 15 menit gue getokin pintu sama salam tapi elunya gak nongol-nongol!" Jawab Intan tak kalah menggebu-gebu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hihihi maaf ya, tadi aku lagi keenakan masak. Ayo masuk!" Olfi mempersilahkan tamunya.

"Sarapan bareng, yuk! Pasti kamu belum makan" kata Olfi sambil mempersilahkan tamu spesialnya duduk di salah satu kursi di meja makan.

"Ehehe.. tau aja lo, emang sobatku yang unyu-unyu ini paling pengertian," matanya berbinar tatkala melihat oseng-oseng tahu tempe tersuguh rapi di meja makan dan tentunya menggoda.

"Alah.. kamu mah dateng ke rumah pagi pasti minta makan." Kemudian, bintang utama perbincangan mereka keluar dari kamar pengantin baru itu dengan wajah yang segar sehabis mandi menggunakan kaus putih polos dipadukan dengan celana trining hitam bergaris putih di kedua sisi celananya.

"Nih kak, temenku udah datang. Yuk makan!" Olfi pun menyondorkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya ke sisi meja makan yang sudah ada Adi di depannya. Setelah berdoa, mereka pun makan dalam diam.

Acara sarapan pun selesai, mereka memilih untuk bersantai di ruang TV dengan posisi Intan ada di kanan Olfi dan Adi berada di kiri Olfi. Perempuan-perempuan ini duduk di atas sofa sedangkan laki-laki itu duduk di karpet berbulu dengan bersandar pada sofa. Merasa terabaikan karena kedua adik kelasnya berbincang terlalu larut dan sepertinya lupa akan tujuan awal mereka di sini dan dirinya, lantas ia langsung memeluk betis kiri Olfi dan menyandarkan kepalanya pada paha Olfi sekenanya. Si empunya kaki yang sepertinya sadar akan kode sang suami pun langsung mengelus rambut lebat sang suami lalu meminta tolong agar diambilkan wadah berisi buah-buahan yang ada di kulkas dan dua garpu walaupun sebenarnya tak enak hati pada Adi tapi bagaimana lagi, sepertinya Intan sudah gatal ingin mengatakan sesuatu tapi ia urungkan malah membahas yang lain karena tak enak hati masih ada suami sahabatnya ini. Adi yang sebenarnya sudah nyaman dengan perlakuan istrinya pun dengan ogah-ogahan pergi ke dapur.

"Ya ampun Fi, suami lo ganteng banget! Emang sih, dia kan most wanted di sekolah, tapi dilihat kayak gimana pun gak keliatan kapan jeleknya, iih jadi pengen deh.." seru Intan setelah Adi pergi.

"Pengen apa?" Tatapan Olfi seketika menjadi garang.

"Pengen nikah jugaa.. jangan nethink deh."

"Lha, situ kan udah ada pacar. Minta halalin aja, beres kan? Trus kalo udah nikah tinggal di komplek sini aja, jadi kita bisa ketemuan terus. Pasti lucu deh!" Kembali dengan khayalan Olfi, Adi yang berada di dapur yang jaraknya memang tak terlalu jauh dengan ruang TV pun masih dapat mendengar percakapan mereka. Ia hanya tersenyum gemas dengan penuturan miliknya, istrinya, masih ingin dengan khayalannya seperti cita-cita yang menggebu-gebu.

"Iih kalo suami yaa gue harus cari dulu dong yang mau serius sama aku siapa? Ngapain minta sama pacar gue, belum tentu kita jodoh dan berakhir menjadi teman hidup" kata Intan dengan nada sok bijak.

OKE SAYA TERIMA KAMU (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang