16.KENYATAAN

16.6K 890 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Belum sempat Asha membuka surat tersebut, bunyi notifikasi pesan masuk sudah lebih dulu terdengar. Melihat nama si pengirim adalah teman Apoteker yang tadi di kirimkan foto olehnya membuat Asha meletakkan surat di atas kasur dan beralih membuka pesan tersebut.

Naomi

Ini resep siapa, Sha?

Kamu ada masalah dengan jantung? 14:40

Setelah membaca isi pesan tersebut, Asha langsung membalas pesan itu untuk memastikan kebenarannya lagi.

Anda

Jadi ini resep untuk penyakit jantung? 14:42

Send

Naomi

Iya... itu copy resep untuk penyakit jantung. Kalau untuk bidang ini, dokter Samuel memang ahlinya.
14:44

Anda

Apa resepnya untuk penyakit yang sudah parah?
14:45

Send

Naomi

Aku tidak tau detailnya. Tetapi penyakit ini serius, Sha.
14:46

Saya

Terima kasih ya, Naomi. Ini sangat membantuku
14:46

Send

Naomi

Sama-sama Asha, syukurlah jika itu bisa membantumu.
14:46

Setelah memastikan lewat copy resep yang dikirimkan pada temannya tersebut, Asha kembali mengambil surat yang dia letakkan tadi. Air matanya sudah mengalir dengan isakan yang mulai terdengar.

Dibukanya surat tersebut dengan tangan yang gemetar. Air mata yang tadi hanya mengalir kini berubah menjadi tangisan. Surat tersebut ternyata merupakan hasil pemeriksaan kesehatan.

"Kenapa harus seperti ini? Kalau begini kenyataannya aku tidak akan bisa membencinya."

CKLEK!

Bunyi pintu kamar yang terbuka membuat Asha menolehkan kepalanya. Di sana Arkan berdiri dengan tegang saat manik matanya melirik ke arah lembaran yang sedang digenggam oleh Asha.

"Apa dia sudah membaca isi lembaran itu?" Batin Arkan saat melihat Asha menangis sambil terus menggenggam surat di tangannya.

Dengan raut wajah datarnya Arkan berjalan ke arah Asha yang masih menangis.

"Apalagi sekarang?" Tanyanya saat sudah berada di depan Asha.

Asha sama sekali tidak menggubris ucapan Arkan dan lebih memilih menangis. Suaranya tercekat di tenggorokan hingga membuatnya tidak sanggup berbicara. Kepalanya yang sedari tadi pusing dan perutnya yang perih membuat Asha kehilangan tenaga bahkan hanya untuk menjawab. Sampai akhirnya dia limbung dan jatuh tidak sadarkan diri.

Menelusuri hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang