Part 12

4.8K 208 0
                                    

Keesokkan harinya...

Gio mengizinkan Icha bekerja dengan syarat Icha tidak boleh memakai high heel, Icha harus memakai flat shoes.
Icha, Gio dan papi Gio berangkat kerja bersama-sama. Sesampainya di kantor Icha bekerja di ruang tempat dia bekerja 4 tahun yang lalu.

Semua teman-teman Icha menyambut Icha seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Gio memang sudah menjelaskan pada semua rekan kerja Icha bahwa Icha mengalami amnesia. Icha tidak bisa mengingat kejadian 4 tahun yang lalu dan mengira bahwa dia masih bekerja dan belum menikah.

Icha bekerja seperti biasa meskipun dia bingung dengan pekerjaannya yang baru. Icha juga bingung karena ada beberapa pegawai baru tetapi Icha cepat beradaptasi. Gio selalu mengajak Icha makan siang dan selalu menjaga nutrisi untuk istri dan calon anaknya. Terkadang Icha ketiduran di kantor.

Saat Icha ketiduran di meja kerjanya, pegawai Gio yang 1 ruangan dengan Icha selalu menelpon Gio. Gio memang berpesan pada semua pegawai di ruang kerja Icha untuk menelponnya saat Icha ketiduran di jam kerja. Gio pun langsung ke ruang kerja Icha dan menggendong tubuh istrinya. Gio membawa Icha masuk ke dalam ruang kerjanya dan membaringkan tubuh Icha di atas sofa.

Mas Gio, Icha kok ada di sini?

Tadi kamu ketiduran sayang.

Tadi mas Gio gendong Icha ke ruangan ini?

Iya sayang.

Terus semua pegawai di ruangan Icha lihat?

Iya sayang.

Ih...ih...mas Gio, Icha kan malu.

Nggak usah malu sayang, mereka semua juga tahu Icha itu calon istrinya mas Gio.

Tapi kan mas Gio belum melamar Icha?

Nanti malam mas Gio mau ngajak kamu ke suatu tempat.

Memangnya mas Gio mau ajak Icha kemana?

Rahasia.

Ucap Gio mencolek hidung istrinya.

Sekarang kita berdua pulang ke rumah, siap-siap untuk acara nanti malam.

Ucap Gio sambil merangkul pinggang Icha dan keluar dari kantor. Mereka berdua pun pulang ke rumah. Saat di perjalanan Icha melihat banyak gerobak-gerobak penjual berbagai macam makanan. Icha melihat gerobak-gerobak makanan tersebut dengan mata yang berbinar-binar. Gio yang melihat hal tersebut segera mencari parkiran dan mengajak Icha untuk turun dari mobil.

Mas, kita mau wisata kuliner ya?
Ucap Icha sambil tersenyum.

Iya sayang, kamu laper kan? Kamu boleh beli apa aja yang kamu mau?

Benaran?

Iya sayang.

Gio pun membelikan semua makanan yang diinginkan oleh Icha dan calon bayinya.

Mas, perut Icha kenyang banget. Sejak Icha keluar dari rumah sakit, Icha makan terus. Lama-lama perut Icha jadi gendut kayak orang hamil.

Nggak apa-apa sayang, kalau kamu mau makan sesuatu bilang aja sama mas Gio. Mau jam berapa pun pasti mas Gio belikan tapi janji kamu harus minum susu dan vitamin yang mas Gio belikan untuk kamu.

Iya mas.

Mereka pun pulang ke rumah. Malam harinya Gio mengajak Icha dinner romantis di sebuah cafe yang ada rooftop nya. Tidak lama kemudian ada seorang pria memainkan sebuah lagu romantis dengan alat musik biola. Gio menyuruh Icha untuk berdiri kemudian Gio berlutut di depan Icha sambil memegang kotak cincin dan berkata...

Veronicha, will you marry me...?






Veronicha (1-16 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang