Part 6

5.1K 259 0
                                    

Di depan kantor Pengadilan Negeri...

Mas Gio, kita ngapain datang ke sini?

Ucap Icha di dalam mobil cemas dan bingung.

Icha, hari ini kita daftarkan perceraian kita ya?
Ucap Gio menatap wajah Icha dengan sedih.

A...apa?
Ke...napa mas?
Apa karena Icha tidak bisa memberikan mas Gio anak? Apa karena Icha tidak bisa memberikan mami dan papi cucu? Maafin Icha mas, maafin Icha...
Ucap Icha menangis berlinangan air mata. Gio pun ikut menangis sedih.

Bukan Icha yang salah, tapi mas. Mas yang tidak bisa memberikan Icha anak. Mas yang tidak bisa memberikan mami dan papi cucu.

Maksud mas Gio apa?

Gio pun memberikan surat hasil pemeriksaan dirinya di klinik kesuburan. Icha pun segera membaca surat tersebut. Icha sangat kaget sekaligus sedih.

Mas, kita kan masih punya peluang meskipun hanya beberapa %.

Tapi peluang itu kecil Icha. Lebih baik kita bercerai. Setelah bercerai Icha menikahlah dengan pria subur yang bisa memberikan Icha anak. Mas akan selalu berdoa untuk Icha, semoga Icha mendapatkan mertua yang bisa menerima Icha apa adanya. Yang menyayangi Icha dan bisa melihat kelulusan hati Icha, tidak seperti orang tua mas Gio.

Mas Gio jahat, mas Gio kenapa ngomong seperti itu? Icha nggak suka, Icha nggak suka. Icha nggak mau kita berdua bercerai. Nggak apa-apa kalau kita berdua nggak bisa punya anak, kita kan bisa adopsi anak panti asuhan, yang penting kita berdua tetap bersama dan bahagia. Icha nggak akan pernah nikah lagi. Suami Icha cuma satu, suami Icha cuma mas Gio.

Ucap Icha sambil menangis terisak-isak. Semakin lama suara tangisan Icha semakin besar. Bahkan ada beberapa orang yang lewat di depan mobil mereka menoleh. Gio pun panik dan menenangkan Icha.

Sayang, sayang jangan nangis lagi donk. Please...

Nggak mau, Icha mau nangis terus sampai mas Gio bilang kita berdua nggak jadi bercerai. Kita berdua nggak boleh bercerai sampai maut memisahkan kita berdua.

Iya...iya sayang, kita berdua nggak akan bercerai. Icha jangan nangis lagi ya?
Ucap Gio lembut sambil menghapus air mata Icha.

Beneran?
Nggak bo'ong kan?

Iya sayang, mas nggak bo'ong.

Ucap Gio sambil mencium bibir Icha dengan lembut. Icha yang sudah berhenti menangis tiba-tiba menangis kembali.

Sayang, Icha kok nangis lagi, Icha kenapa? Icha udahan ya nangisnya. Lihat tu, orang-orang yang lewat di depan mobil kita pada lihatin kita.

Bodo'...!!!
Mobil kita kan kacanya gelap, jadi nggak kelihatan dari luar.
Ucap Icha sambil terus menangis.

Icha nggak akan berhenti menangis sebelum mas Gio ngajakin Icha ke hotel.

Hotel?
Ngapain kita ke hotel?

Icha mau honey moon ke 2 sama mas Gio sekarang juga.
Ucap Icha manja.

Apa?

Ucap Gio kaget. Icha pun langsung mencium bibir Gio dengan ciuman panas. Gio pun membalas ciuman panas Icha.

Sayang, kita ke hotel sekarang juga.

Ucap Gio. Gio pun langsung menghidupkan mobilnya dan menuju ke salah satu hotel. Selesai menyelesaikan proses administrasi, Gio dan Icha masuk ke dalam kamar hotel. Di depan pintu mereka berdua berciuman lagi dan lagi dengan penuh gairah sambil berjalan menuju ke ranjang. Siang itu mereka berdua melakukan hubungan suami istri.




Veronicha (1-16 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang