aku gambar sekali lagi bibirmu yang rekah seumpama pagi yang ranum untuk aku kecup diam-diam. tubuhmu jadi unggun di tengah hutan. aku jadi ingat kenangan yang terbakar sinar bulan. jika kau tidak; maka mencintai ajal dengan menggandeng tanganmu adalah percuma. cinta cuma lengking bunyi peluit kereta yang numpang lewat di ambang jendela. maka biar aku kecup sekali lagi. bibirmu yang penuh duri dalam sajak ini.
[pontianak]
01 - 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAM KEDUA PULUH TUJUH
PoetryAku ingin bercerita lewat sajak. Bercerita apa saja. Tentang jatuh cinta. Tentang patah hati. Menemukan. Ditinggalkan. Melepaskan. Dilupakan. Sebab kehidupan terlalu rumit bila segala sesuatunya diterjemahkan dengan pemikiran yang rumit pula. Maka b...